My Devil Husband

Prolog

Aku membereskan barang-barang ku yang hanya sedikit di dalam kamar ini, ini adalah keputusan yang seharusnya aku ambil sejak dulu. Yaitu pergi dari rumah terkutuk ini.

Sekarang semuanya sudah selesai, tak ada alasan lagi aku harus bertahan disini. Seseorang yang membuatku kuat dan bertahan disini, kini sudah meninggalkanku. Meninggalkanku sendiri dan sebatang kara.

Dengan tekad yang sudah bulat aku harus pergi dari sini, tak ada yang bisa aku harapkan lagi. Aku merasa aku telah salah mencintai, ternyata seseorang yang kucintai sama sekali tidak membalas cinta yang aku berikan padanya.

Setelah selesai mengemasi barang-barang ku aku segera membawa koperku keluar dari kamar. Aku melangkah dengan tergesa keluar dari rumah ini. Hingga seseorang tampak berlari ke arahku. Dia tidak terlihat seperti biasanya. Dia terlihat berantakan.

Aku menatap pria yang sedang berdiri dan napasnya terengah-engah karena berlari tadi.

"Kau mau kemana?" ucapnya melihat koper yang aku bawa.

Aku menyeka air mataku dan menghela napas sebelum menjawab. "Aku akan pergi." ucapku dingin.

"Apa kau tidak mencintaiku?" ucapnya sedih menatapku.

Apa dia bilang? Cinta? Apakah aku mencintainya? Tentu saja aku mencintainya. Tapi untuk apa, jika cinta ini hanya akan menghancurkan hatiku, hidupku, semuanya.

"Tidak." ucapku dengan yakin, lalu melangkah melewatinya dan menghampiri seseorang yang sudah menungguku sejak tadi.

"Tunggu, jangan pergi!" ujarnya mencekal lenganku, menghentikan langkahku.

"Lepaskan dia bajingan!" ucap pria yang menungguku sambil menyarangkan satu pukulan pada pria di belakangku.

Aku mengerjapkan mataku membuat air mataku kembali menetes. Ini adalah jalan yang terbaik. Aku mengeraskan hatiku.

"Ayo kita pergi." gumam pria yang menunggu tadi dan mengiring ku masuk ke dalam mobilnya.

Aku menatap pria itu di dalam bayangan spion mobil yang semakin melaju menjauh dari pekarangan rumah. Semuanya berakhir, mungkin.

***

12 Oktober 2015