5

155 8 0
                                    

Hayyy kalian udah pada denger lagu justin yang SORRY kan? Sumpah itu lagu bner bner wooooow, gue dengerin tu lagu dari pagi sampe malem wkwkwk

Okay, SORRY gue sempet mau ngehapus ni ff. SORRY buat readers yg selalu nunggu ni ff
Is it too late now to say SORRY?
I think no
-------------

Justin's POV

"Cepetan, Apa ide yang kamu bilang bagus?" Ucapku mulai tidak sabar. "Astaga, kamu benar benar orang yang tidak bisa sabar ya. Tunggu sebentar apa." Ucap Niall

Iphoneku berbunyi

*Mom Pattie Calling*

"Wait a minute, guys. Mom call me." Ucapku. Aku segera mengangkat telepon dan berjalan menuju balkon, kemudian duduk di pinggir kolam renangku.

'Iya, Mom?'
'Kau dimana?' Ucap Mom setengah berteriak. Aku otomatis menjauhkan Iphoneku dari telinga karena suara Mom.
'Im home Mom, relax. Just talk like usually, dont screaming.' Ucapku dengan suara yang sedikit kesal.
'Im not screaming, honey' Ucap Mom lembut.
'Im home okay, Im home. Dont you see me when I walk and enter my room?' Ucapku kesal.
'I dont see you, cause Im not at home right now'
'So where are you now?' Ucapku sambil menengok ke bawah dan mendapati bahwa mobil Mom tidak berada di tempatnya.
'Mom ada di rumah Hazel sekarang, dan Mom mau kamu datang kesini sekarang juga' Ucap Mom sambil menekankan kata sekarang juga.

Oh god, apalagi ini? Mom menganggapku seperti anak kecil yang bisa disuruh seenaknya.
'Mom, aku capek. Jadi aku perlu istirahat, aku ingin tidur. Jangan hubungi aku atau memintaku untuk datang kesana lagi. Bye Mom love you' Ucapku segera mematikan telepon.

"Good news guys, ibuku sedang berada di rumah Hazel. So kita bisa berpesta hari ini" Ucapku. "Comeon buy some wine for us, Zac. And dont forget my cigarette." Lanjutku.

"Okay, dude. I'll be right back. Comeon Cam." Ucap Zac mengajak Cam. Mereka segera pergi sehingga tinggal aku dan Niall yang masih tinggal.

"Niall, apa idemu?" Ucapku penasaran. "Mungkin kamu harus menerima keputusan ibumu tapi .."

"What the hell are you thinking bout, Nayel" Ucapku memotong omongan Niall. Seketika Niall terdiam membeku, seakan akan aku telah menembaknya dengan pistol pembeku. "Hold on, aku belum selesai bicara. Fuck you Justin Drew Bieber, kau tidak sopan. Aku lebih tua darimu kau harus tau itu." Ucapnya memperingatkanku. "Motherfucking with age, I dont care. Finish your sentences now." Ucapku marah.

"Mungkin kau memang harus menerima perjodohan ini, tapi kau harus bisa membutikkan kepada ibu dan ayahmu bahwa Hazel adalah perempuan jalang yang sering pergi ke club dan melakukan one night stand kemudian pulang dengan salah satu laki laki disana. I know you can, dude" Ucap Niall meyakinkan. "Maybe you should follow her, everywhere she goes." Lanjut Niall.

"What the Fuck, aku tidak mau mengikutinya kemanapun dia pergi. Kau kira aku bodyguardnya? Hah?. Idemu itu gila kau tau." Ucapku semakin marah. "Tidak ada jalan lain, kau tidak mungkin mencari pacar disaat seperti ini. Walaupun kau bisa mendapatkan pacar saat ini juga, ayah dan ibumu tetap tidak akan terpengaruh. Hanya itu satu satunya cara." Ucap Niall.

"Ugh, baiklah. Aku akan mengikuti saranmu kali ini, tapi ingat jika tidak berhasil kau harus tanggung jawab. Kau yang akan menikah dengan Hazel jika cara ini tidak berhasil." Ucapku.

Tidak lama kemudian Cam dan Zac datang, dengan membawa dua kantong penuh belanjaan. Mereka seperti perempuan saja, belanja berlebihan. Aku segera membuka kantong pertama, snack snack dan snack. Kantong pertama berisi snack semua, apa mereka gila? mereka tidak mungkin bisa menghabiskan semuanya.

we were born for this (justinbieberff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang