6

119 8 1
                                    

Andara's POV

Gilaaa tadi si justin bilang apa? Jalan bareng? Aku gak salah denger kan? Sumpah ya tuh anak bisa berubah ubah kayak jin. Bentar bentar jadi malaikat bentar bentar jadi devil  -,-

Mobil kami jalan bersampingan, menutupi jalanan yang masih sepi. Justin sesekali menoleh ke arahku kemudian tersenyum, omgg he makes me melted.

Aku membalas senyumannya, tiba tiba aku mendengar bunyi klakson dari belakang. Sepertinya jalanan sudah mulai ramai, aku melihat ke arah justin.

"Kau jalan duluan, aku di belakangmu." Ucap Justin kemudian memperlambat laju mobilnya.

Bapeeer bapeerrr omg, sweet banget sih dia. Stop Dara, he just a kind guy.

"Ah, baiklah. Sebenarnya sih aku tidak apa apa jika berada di belakang, yakin nyuruh aku di depan ni?." Jawabku.

"Iyaaaa, yang penting kamu gak ngebut kayak tadi aja. Hati hati bawa mobilnya ya." Ucap Justin. ia tersenyum manis ke arahku.

Aku tersenyum, Membalas senyumannya. Tuhan tolong jangan buat aku jantungan saat ini, aku tidak ingin mati sekarang.

*skip*

Aku turun dari mobilku begitu juga dengan justin, Aku segera menutup pintu mobilku dan berlari menuju kelasku.

"Eeeet, ngapain buru buru?" Justin menarik tanganku. "Kita sekelas kan, jalan bareng lah ya ampun. Dari tadi kabur kabur terus perasaan." Lanjut Justin.

"Eh, iya kita sekelas. Aku lupa hehe, siapa juga yang kabur." Elakku. Aku menggaruk kepala sambil cengengesan gak jelas.

"Lupa? Perasaan kan kamu anak baru yang namanya Dara kan? Masa anak baru bisa lupa sama aku." Ucap Justin.

"Aku memang anak baru, bukan berarti gak bisa lupa kali. Memangnya kamu se-famous apa sih? Pd banget deh." Jawabku dengan muka tidak peduli.

Woaaaa keterlaluan banget aku, dia kan the famous male #1. Gila banget aku bilang gitu.

Kaaaaan, Aku salting jadinya oh my god.

"What? Apa kamu bilang tadi? Astaga kamu gak tau Aku siapa? Perlu Aku sebut hah?." Ucap Justin kaget. Wajahnya yang tampan berkerut kaget mendengar perkataanku barusan.

Namun aku tidak memperdulikannya, Aku melepas genggaman tangan Justin yang membuat tanganku berkeringat karena grogi. "Udah Ah, Aku mau ke kelas." Ucapku.

Justin menarik tanganku lagi. "Udah Aku bilang kan, barengan ke kelas. Dengar gak sih?!." Gertak Justin sambil mempererat genggaman tangannya.

Whaaat? Nih anak Udah berubah jadi devil lagi? Kok jadi maksa gini? -,-

"Iyaaaaa, Aku dengar. Tapi Justin, bisa kau longgarkan genggaman tanganmu atau lepaskan saja. Aku tidak nyaman. Aku janji tidak akan kabur." Ucapku menyerah. Tanganku sakit karena genggaman tangan Justin.

"Maaf, Aku hanya tidak suka jika Ada orang yang tidak mendengarkan aku." Ucap Justin menyesal. Dia menundukkan kepalanya kemudian melonggarkan genggaman tangannya.

What? Cuma di longgarin aja ni? Gak di lepas? Omgggg pleaseee wht did you do, Mr.bieber??? Im confused.

Semua orang memperhatikan kami yang sedang berjalan di koridor sekolah, tiba tiba ada seorang perempuan yang melihat ke arahku dengan tatapan tajam seperti ingin membunuhku.

Semua perempuan melirik ke arahku dengan tatapan "jalang dari mana itu? Berani beraninya mendekati Justin".

Well, aku tidak tau harus berbuat apa. Aku mencoba melepas genggaman tangan Justin, tetapi Justin bersikeras mempertahankan genggamannya.

we were born for this (justinbieberff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang