08. Taken by the Saviour

78 7 3
                                    

[[BACKSOUND : mellow songs {recommended:Half a Heart - One Direction, Wherever You Are - 5 Seconds of Summer ]]

A/N: ga ad sih h3 goblog.

Enjoy.

***

>CONTINUED FROM PREVIOUS PART<

"Bagaimana Mike?" suara berat Luke memecah hening ketika kami sampai ditempat Mike menunggu tadi. Michael menggeleng berat. Masih menundukkan kepala, ia berkata;

"Tidak tahu. Tetapi dokter bilang keadaannya kurang stabil. Sangat kurang stabil. Tidak stabil sama sekali," ujarnya. Aku memohon bantuan pada Tuhan, agar Rey bisa semangat dan masih mencapai cita-cita yang sedari dulu ia impikan. Menjadi desainer.

"Chloe." panggil Michael.

"Ada surat dari Rey."

Aku mengucap terimakasih padanya dan berkata aku harus kembali ke London besok karena kelas akan dimulai dua hari mendatang. Jadi, Luke dan Michael mengantarku ke bandara. Aku melambaikan tangan, setelah mencium Luke sejenak. Michael mengucap hati-hati padaku. Duduk di seat paling depan, kelas bisnis, aku memutar mutar amplop surat dari Rey itu. Sampai dirumah aku rebahan dan akhirnya membuka surat itu tanpa mengganti bajuku karena.. argh. Aku sudah lumayan lelah, terimakasih.

Dear my closest, nicest, prettiest, etc Bestfriend; Chloe.

Hai Chloe! Maaf balasanku lama.

Apakah kau merindukanku? Hehe, maaf aku terlalu percaya diri.

Chloe, just sayin, you're the best best best friend I ever had.

Mungkin kita tak akan bertemu lagi.

Jadikanlah pesan singkat ini sebagai salam perpisahan kita. Untuk terakhir kalinya.

Aku minta maaf Chloe.

Sampai jumpa.

- Rey -

Aku tampak aneh memelototi iPhoneku ini. Masih mencerna isi balasan Rey itu apa. Ah, mungkin ia hanya bercanda. Aku mengelak segala kemungkinan negatif dalam pikiranku akan Rey. Tetapi, ini semua tak lagi dapat ditepis. Aku mencoba mengelaknya lagi dan lagi. Kemudian tanganku bergetar. Apa ini, ya Tuhan?

Aku mencari kontak Michael. Memang, aku mengaku pada Rey bahwa aku sudah menghapusnya dan tak ingin lagi mengganggu hubungan mereka. Tetapi Rey bilang, aku boleh menyimpannya jika mau dan dia tak keberatan bila kami saling menghubungi. Rey juga bilang, aku boleh menyatakan perasaanku pada Michael secara langsung. That's not something I'm going to do. Nyaliku bisa dibilang cukup mini.

To: Michael.

Michael. KATAKAN PADAKU APA YANG TERJADI PADA REY!?

From : Michael

She's gone right in my arms.

I mean, dia pergi di dekapanku. Penyakitnya sangat ganas, Chloe.

Aku mendapat pesan darinya untuk tak memberitahumu terlebih dulu.

Ia tak ingin kau sedih.

Deg. Balasan dari Michael seakan akan membuatku berhenti hidup. Seakan akan aku mati suri. OK, ini agak aneh dan agak konyol. Aku tidak percaya dengan isi pesan brengsek itu. Aku tidak percaya! Persetan, AKU TIDAK PERCAYA.

Aku segera menelepon Luke untuk menanyakan kebenaran kabar itu. Walaupun kekasih idiotku ini mungkin tak akan membantu sama sekali.

"H--halo?" suaraku yang parau dan fals bertambah fals lagi saat bergetar dikala aku mendekatkan ponselku ke telingaku. Luke terdengar terisak. Suaranya berat. Oke, aku tak akan tertawa bila ia menangis gara-gara Rusty, hamster kesayangannya, mati.

"Hey Luke, kenapa kau menangis? Jangan melawak bahwa Rusty mati, Luke."

"Chloe.."

"Ya, Luke? Katakan saja."

"Rey.."

Dia menjelaskan kebenaran kabar itu. Dengan mulut terbuka, kujatuhkan ponselku ke tanah. Layar hitam iPhone seri kelima pemberian mom pun pecah. Aku langsung menangis. Tidak, bukan perkara ponselku. Tapi Rey. Aku segera menuju kamarku dan memilah beberapa pakaian hitam--ataupun biru gelapku yang paling bagus. Dan pilihanku jatuh pada dress longsleeve pendek (MULMED).

Aku memesan lagi tiket ke Sydney. Kurasa uangku habis tak bersisa namun itu bukan perkara. Hanya Rey yang aku pikirkan saat ini. Hanya Rey.

- - - - -

Aku sudah duduk di pemakaman. Dimana Michael duduk dengan lemas dan lesu namun ia berusaha sekuat mungkin untuk terlihat tegar didepan para pelayat. Aku dan Luke duduk berdua. Luke terisak-isak dan sesekali menghapus airmatanya dengan tisu ataupun mengusap usap rambutku. Tak bisa kupungkiri. Rey telah mendapat tiket gratis ke sana, Surga, dimana Tuhan akan memeluknya. Mrs. Jameson, ibu Rey, dan Mr. Cameron, ayahnya, mencoba menahan tangis. Aku terus menangis dan berdoa untuk Rey. Aku sangat terpuruk atas kehilanganku padanya. Oh Tuhan! Ini terlampau cepat!

[ [ P L A Y = See You Again-Wiz Khalifa ft. Charlie Puth ] ]

"Chloe.. kau tahu? kurasa tak ada sesuatu di dunia ini yang bertahan selamanya. Tak ada sesuatu yang hidup selamanya. Dan kini kita sudah melihat buktinya. Terkadang kehilangan orang yang dicintai secara mendadak tanpa aba-aba membuat depresi, jika kita tak berusaha bangkit. Jadi jangan terpuruk. Jangan biarkan rasa sedih memakanmu, oke sayang?" Luke mengusap pipiku. Aku mengangguk, mengingat semua kenangan bersama Rey. Betapa baiknya ia padaku. Semua kenanganku padanya terasa nyata. Kini semua tinggal kenangan manis.

Saat seseorang mati, sebelum 40 hari, kita masih bisa merasakan orang itu disekitar kita. Oleh karena itu aku merasakan Rey mengulas senyum yang manis. Seperti ia yang dulu ceria.

Selamat tinggal Rey.

***

Aku menatap langit langit kamarku dengan sengit.

Aku merasakan ada firasat buruk yang menyerang.

Entahlah.

***

VOILAAA HAE. MAKIN LAMA MAKIN EEK YA INI CERITA HUHUHU MAAFKAN DAKUH SEKALI UPDATE RASANYA KEK SAMPAH GITU GA MUASIN. SINGKAT PADAT GAJELAS.
HAHAHA. HA. HA. REY MAAFKAN DAKUH YANG GAGAL BIKIN PART MELLOW NYA HIKS DIRIKU SEDIH QQ.
VOMMENTS YA. TETEP. MENTANG2 JELEK GAK USAH DIKACANGIN

GUE PUNYA AKUN WATTPAD CADANGAN BTW, PLIZ FOLLOW pacarluke

Okz okz.

oiya bego kan gue mau self promote dulu.

FB: Arezæ /udahkenalkan

Twitter: noticemeplsmuke /ngarepyha

Ask.fm: ARElliaaa

2nd wattpad: pacarluke

okz okz.

GETTIN CLOSE TO 1K AND 100 VOTE YAAMPUN GUE SUJUD SUKUR MAH.

MAKASIH LO GAIS UDAH BACA CERITA ABAL INI.

Laffya my laffly readers





Happy Ending (before: Friendzone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang