Sudah 10 tahun lamanya aku bersahabat dengan seorang lelaki yang berperilaku dingin, jarang berbicara, sosok yang sangat sulit untuk ditebak, kaku, lelaki itu bernama Farhan Aditya Erlangga.
Entah apa awalnya aku bisa kenal dan bisa menjalin sebuah persahabatan dengannya. Awalnya aku agak sedikit ragu, apakah seorang yang humoris dan ceria sepertiku bisa berteman dengannya?
Tapi aku buang jauh-jauh pemikiran negatif tersebut. Farhan bukanlah sosok lelaki kaku dan dingin seperti apa yang kita lihat. Dia sangat lah lembut-walaupun sifat kekakuannya masih terlihat-, cukup baik, dan memang sangatlah misterius. Sikap misterius nya yang sangat aku benci.
Farhan cukup digemari oleh para kaum hawa disekolah kita, SMA Brawijaya.
Dia berkulit putih kecoklatan, mata nya berwarna coklat terang, rahang yang sangat tegas, bulu mata lentik yang sangat di idam-idamkan oleh para kaum hawa, bibir yang tipis, dan rambut ikal yang tersisir rapih.
Begitulah kira-kira wujud dari sosok Farhan. Perempuan mana yang tidak terpesona kepada sosok lelaki yang fisiknya terlihat hampir sempurna seperti dirinya?
Tetapi tidak untukku. Aku tidak menyukai Farhan, entah karna alasan apa. Dan banyak perempuan disekolah yang bertanya apa mata ku ini buta karna bisa-bisa nya aku tidak menyukai Farhan, si lelaki tampan disekolah.
Aku menyukai nya, tetapi karena dia adalah sahabatku, bukan lebih dari itu.
〰〰〰
Suasana pagi ini cukup cerah dan membuat sebagian semangat kembali hadir.
Aku mengenakan seragam sekolahku, menggerai rambut lurusku yang panjang sebahu, dan tidak lupa aku mengenakan sepatu bermerek convers yang sudah agak kusam dan buluk ini.
Setelah semua siap, aku bersegera turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi nda!" Seruku sambil menepuk pundak bunda. Aku memanggil bunda ku dengan sebutan 'Nda', biar terlihat akrab saja.
"Pagi mba Rasya, ayo cepet sarapan abis itu langsung berangkat ke sekolah," Ujar bunda dengan cepat.
"Siap!" Kataku sambil hormat kepada bunda.
Selesai sarapan, ada bunyi klakson yang cukup membuat aku tersentak. Aku mencoba mengintip dari balik jendela, ternyata Farhan sudah berada didepan rumah.
Yah, memang hari ini jadwal Farhan menjemputku karena dia telah berjanji untuk menjemputku setiap hari senin dan jumat.
Aku dan Farhan sudah memijakkan kaki diparkiran SMA Brawijaya. Semua murid disini rata-rata anak-anak kelewat rajin. Yah, SMA Brawijaya memang terkenal dengan peraturan yang ketat, tugas yang numpuk, dan jarang sekali ada yang berani melawan peraturan tersebut.
Ada satu murid yang sama sekali enggak pernah takut sama peraturan sekolah, yaitu Adrian arau biasa dipanggil Drian.
Dia cowok yang paling enggak takut sama peraturan. Mungkin sudah berpuluh-puluh kali ia melanggar peraturan sampai guru-guru sudah bosan berurusan dengannya. Dan Drian tidak pernah kapok setelah ia mendapatkan sebuah hukuman yang sangat berat.
Berhubung aku satu kelas dengan Drian, makanya aku lumayan banyak mengetahui tentang dirinya.
Tetapi dibalik perlakuannya yang sering melanggar itu, dia cukup handal dalam berbagai mata pelajaran. Dia ahli dalam pelajaran matematika. Yah, hampir semua murid disekolah manapun pasti membenci pelajaran tersebut, tapi lain hal dengan Drian, dia cukup menyukainya. Selain matematika, dia ahli dalam pelajaran seni musik. Jari-jari nya cukup lihai dalam memainkan setiap senar gitar nya.
Dan aku, sosok perempuan ceria dan penuh dengan segala leluconnya. Nama lengkap ku Alina Rasya, dan orang-orang lebih akrab jika memanggilku Rasya.
〰〰〰
Hello guys!
Akhirnya aku kembali hehe. Tiba-tiba pingin bikin cerita baru yang berbau anak SMA dan ada unsur cowok dingin hohoDi chapter ini masih perkenalan tokoh aja sih, jadi mungkin baru bener-bener ceritanya pas dichapter selanjutnyaa :)
Comment dan vote ditunggu dari kalian semuaa! Maaf kalau cerita nya masih sangat jauh dari kata sempurna, dan doakan cerita ini lancar teruss
-Maddíe
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Teen FictionDisaat aku harus memilih diantara kamu si lelaki dingin, atau dia sang penakluk hati. --- Cover by @vanilla-twilights