TheTruth1 :: Late

85 8 0
                                    

• Late •

Siang hari ini tidak terlalu cerah namun tidak mendung juga. Sangat cocok untuk berjalan-jalan. Namun Razuka dan Niall malah memilih duduk di teras depan rumah sambil membaca buku atau bermain game online. Tante Rere atau ibunya Razuka saja sampai geleng-geleng kepala. Anak muda zaman sekarang semangat hidupnya benar-benar hilang, pikirnya.

"Gimana ga jadi jomblo lumutan kalo tiap hari cuman diem di teras kayak gini." celetuk Tante Rere membuat Razuka dan Niall memandangnya.

Razuka memutar bola matanya sebal "Masih mending diem di teras ma. Daripada diem di tengah jalan."

"Itu namanya nyari mati bego." timpal Niall.

"Gue cari jodoh, bukan mati. Biar ga disindir jomblo mulu sama mama tercintaahh."

"Bukan itu maksud mama wahai anak muda. Jalan kek kalian kemana gitu cari pacar. Kasian tuh tangannya, saking ga pernah pegangan sama pacar sampe berlumut." wajah Tante Rere menatap mereka berdua dengan prihatin, sedangkan yang ditatap hanya mendengarkan sambil sibuk dengan dunianya masing-masing.

Sadar tidak dihiraukan sama sekali, tante Rere masuk kedalam rumah. Tak lama kembali dengan tangan kanan memegang uang.

"Tuh mama kasih modal buat cari pacar." tante Rere menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah kepada dua bocah jomblo itu. Sontak, Razuka dan Niall memekik girang.

"MAKASIH MAMAA. YOU'RE MY EVERYTHINGGG!!."

"IYA MAKASIH TANTEE, AKU CINTA TANTE."

"JADI LO MAU REBUT EMAK GUE DARI BAPAK GUE? KAMVRET YA LO!."

"EH GA GITU! GUE BUKAN ELO YA YANG DEMENNYA SAMA YANG SESEPUH."

"HEH MAKSUD LO?!."

Dan begitulah perang mulut kedua bocah itu. Sedangkan tante Rere mendengarkan mereka dari dalam sambil tertawa kecil.

***

Suara musik mendominasi di dalam cafe tersebut. Berbagai orang tenggelam dalam dunianya sendiri, termasuk dua sejoli ini. Mereka hanya menatap kosong pada jendela yang tembus pandang sehingga menampilkan jalanan jakarta yang padat.

Nao menghela nafas, tanpa menatap seorang cowok yang ada di depannya, "Kamu yakin, kita lanjutin aja permainan ini?."

Sang cowok menengok sambil mengangkat bahu lalu menggeleng.

"Aku-aku takut. Aku takut kita kena karma. Aku takut dalam permainan ini aku bawa perasaan, sementara kamu cuman anggep ini permainan, On."

Sang cowok atau Reon kembali menatap jendela. Merenungi setiap kejadian hari-hari lalu. "Apa kita ga bisa ulangin dari awal? Maksud aku, kita lupain permainan dan anggep ini beneran, karena aku ngerasa ada yang beda dekat kamu. Aku ... " ucapan Reon menggantung. Cowok itu menghela napas. Menguatkan mentalnya.

"Mungkin aku sa-,"

"Permisi, kami bisa duduk di sini ga? Kami kira hanya di sini tempat kosong. Yang lain penuh."

Suara bass cowok menginterupsi ucapan Reon. Membuat cowok itu agak jengkel. Gatau situasi emang.

Reon dan Nao agak terkejut setelah melihat siapa yang menghampiri mereka, dan orang yang menghampiri Reon dan Nao sama kagetnya.

Seorang cewek yang berdiri di samping cowok bersuara bass itu menggumam, "Ternyata dunia sempit sekali."

"Jadi kami boleh duduk di sini?. Kalo engga juga gapapa. Kami bisa cari tempat lain."

"Eh gapapa kok, yel. Lo bisa kok duduk di sini sama Razuka." ucap Nao dengan senyum manisnya.

Niall dan Razuka pun akhirnya duduk bersama mereka. Suasa canggung mendominasi meja mereka. Tak ada yang mau memulai pembicaraan. Hanya suara sedotan terhisap yang menyemarakkan meja mereka.

R2N [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang