Epilog : Sunset

143 10 2
                                    

Akhirnya selesai juga:'v semoga saya ga di cap tukang ngegangtung ya:3 makasih yang udah stay!

•Sunset•

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh murid SMA 1 NATIONAL SCHOOL. Akhirnya mereka akan menerima hasil sekolahnya selama 3 tahun.

Tak ada yang tidak gugup pada hari ini. Termasuk dua orang beda jenis kelamin yang sedang mengantri mengambil hasil UN mereka. Niall dan Nao. Ya, mereka satu kelas di tahun-tahun terakhir sekolah.

Setelah selesai mengantri, mereka berdua langsung menuju kantin sekolah yang untungnya sedang buka. Haus yang membandel membuat mereka harus membeli es.

"Hasil Nem lo berapa yel?". Tanya Nao sambil menyeruput jus melonnya. "37,95. Lo?".

"Gue 38 pas dongg. Yeay nilai gue lebih besar dari lo wleee. Berarti lo kalah taruhan haha. Jadi lo yang harus traktir gue ke Ancol yes!". Dengan tawa Nao terus-menerus mengejek Niall yang kalah taruhan.

"Beda dikit doang". Ucap Niall sambil melirik sinis.

"Tetep aja yang namanya janji ya harus ditepati . Janji itu utang loh, yel". Senyum kemenangan terpancar dari bibir Nao, membuat Niall kesal. Ingin sekali rasanya ia memotong bibir itu, untungnya ia masih ingat kalo Nao itu teman. Yeah, T-E-M-A-N.

'Brak'

"Monyet lo lepas eh kok monyet".

"Astagfirullahaladzim".

Suara gebrakan meja mengaggetkan Nao dan Niall, membuat keduanya latah bersamaan.

Razuka, orang yang tadi menggebrak meja sembarangan hanya menyengir lebar setelah mendapat tatapan tajam dari keduanya.

"Kamvret lo ka! Kalau mau ngaggetin bilang-bilang dulu kek". Sungut Niall yang mendapat hadiah jitakan dari Razuka "Kalo bilang-bilang dulu, lo-lo pada, gabakalan kaget pe'a".

Razuka pun akhirnya duduk bergabung bersama mereka. Tak lama ia duduk, tangannya ditarik-tarik kencang oleh Nao. Ia merasa kesal dan ingin marah, namun terhalang oleh tatapan binar Nao. Membuatnya mengangkat alis seolah bertanya 'ada-apa'

"Gue denger hasil NEM lo tertinggi di sekolah ya? 39 kan?". Razuka mengangguk dengan cengiran lebarnya. Sementara Niall mencibir sombong.

"Gue sama Niall punya planning mau ke Ancol pas liburan, lo mau ikut?". Tanya Nao sambil tersenyum manis kepada Razuka yang sedang menimang-nimang ajakan Nao.

Dan entah kenapa, Niall punya firasat buruk atas itu.

"Tenang aja, Niall yang bakal jadi supir dan traktir kita ke Ancol".

Benarkan firasatnya? Memutar mata sebal, Niall mencoba protes. Namun Nao tetap kekeuh kalau itu termasuk perjanjian. Padahal, kemarin Niall cuman janji mau traktir Nao doang. Kalo gini, bisa-bisa gulung tikar deh.

"Kalo gue ikut, nanti gue jadi setan diantara kalian berdua".

"Ikut ga ikut juga lo dari dulu udah jadi setan". Celetuk Niall yang langsung dipelototi tajam Razuka, sampai Niall sendiri bergidik ngeri takut mata Razuka copot sewaktu-waktu.

Nao tampak berpikir, mencari cara agar Razuka ikut. "Kenapa ga lo ajak aja si Abim?".

"Maunya gitu, tapi dia ada acara keluarga dan nginep di Jawa selama liburan. Duh jadi sedih. Sepi deh hari-hari gue tanpa dia". Dengan lebay Razuka mengelap pipinya seolah terkena air mata.

'Ting ting'

Suara notification di Handphone Razuka menandakan masuknya pesan Line. Segera ia membaca pesan tersebut. Tak lama ia cekikikan sendiri.

R2N [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang