Just Yourself (1).

12.8K 427 0
                                    

Aku memandang gubuk kecil yang telah usang. Gubuk yang tau perjuangan hidupku.aku tinggal sendiri, setahun yang lalu ayahku meninggal karna mempunyai wirayat penyakit jantung, dan beberapa bulan kemudian ibuku menyusulnya, meninggalkan putri kecilnya di sini sendiri. awalnyaaku akan pindah ke bandung bersama paman bibiku, tapi aku menolak. lebih baik aku disini saja sendiri daripada ikut mereka. tidak mempunyai pikiran buruk tapi bibiku aga sedikit galak. aku takut terteukan karnya. Mungkin tiba waktunya aku akan meninggalkan rumah ini dan pergi bersama mereka di bandung.

Dulu, dulu sekali rumah ini damai dan indah dengan adanya keluarga harmonis, tapi lihat sekarang? sangat kerisis. Seiring dengan berjalanya waktu semuanya berubah. Termasuk diriku.

Aku menghela napas dan menghembuskanya dengan berat. Mengayuh kakiku, dan melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

Aku membuka pindu yang sedikit rapuh dengan pelan. Decitan terdengar dan kegelapan menyamput kedatanganku. "Asalamualaikum" aku selalu mengucapkan salam. Karna di dunia ini bukan hanya manusia saja yang hidup.

Selain itu aku juga diajarkan oleh ibu untuk selalu sopan dalam baasa ataupun sikap. Setiap orang pasti selalu di didik oleh orang tuanya segenap jiwa, merasa kasih sayangnya.

Semua lampu telah kunyalakan dan sekarang aku telah berada di kamar kecilku. Kamar yang sangat sederhana, yang hanya terdiri dari tempat tidur yang sudah goyang, kaca yang agak retak, lemari yang sudah rapuh berluba karna sudah di kerubungi oleh rayap. Huh sungguh hidupku sangat miris. Mungkin aku akan memikirkan tawaran paman yang beberapa bulan yang lalu.

Aku kuliah disalah satu Universitas ternama di Jakarna, Alhamdulilah pendidikanku tidak terputus karna aku terus berusaha dan mempertahankan beasiswa'ku. Untuk masalah uang, aku berkerja paruh waktu. Kehidupan yang kejam menuntutku untuk mandiri dan memahami hidup dengan sendiri. Kekasihh? AKu tidak mempunyai kekasih setelah kehidupan kelam'ku yang dulu. Karna meteri keluargaku yang lebih dari cukup membuat diriku menampilkan sosok baru, sosok yang keras kepala, dan egois. Segala cara ku halalkan untuk mendapatkan'nya.

DIsaat aku tau cintaku bertepuk sebelah tangan, aku menjadi marah, dan menyakiti kekasih Robby, Robby sahabat yang kucintai sampai detik ini. Sahabat yang entah masih menggapku sahabat atau musuh.

Aku menyesali kelakuanku yang dulu. Karna aku yang dulu selalu membuat ribut. Dan dari sekian kesalahanku, aku telah membuat keluargaku sendiri bangkrut. KU kira orang yqng ingin berteman denganku itu tulus, tapinyatanya tidak, semua memperdayaku untuk ini itu, hingga beberapakali aku membentak ibu dan ayahku. Hingga keluargaku bangkrut semuaya menghilang meninggalkan ku. Ayahh ibuuu aku merindukan kaliann. AKu ingin ikut dengan kalian.

Aku menutup mata dengan kedua tanganku. Menangis pilu dan kenyesali perbuatan yang sangat patal dulu. Aku yang terlalu bodoh dan selalu percaya dengan semua bualan manis. Nyatanya sekarang lihat aku sendiri, sendiri dalam kegelapan yang menyekimutiku. Aku benci dengan hidupku yang dulu. Yang manis berganti dengan pahit, yang guris menjadi asin. Maafkan aku maaf kan aku.

Kumandang adzan telah mengembalikan daya sadarku.
Ku seret kaki dengan lemas. Bahkan aku telah lupa kepada NYA.
Aku mematut diri di depan cermin, menyelipkan beberapa helaian rambut kedalam mukena. Aku memandangnya, dia seperti bukan diriku, tapi aku mengaguminya, tersenyum dan menganguk. Menyemangati oleh diri sendiri.

Aku menjalankan sholat dengan khusu. Aku menyembah kepadanya dengan ridho, ke ikhlasan dan tawadu kepadanya. Menyerahkan diriku se-utuhnya serta memohon ampun kepada yang Maha Kuasa.

Just YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang