04. Semakin mendekat

8 3 0
                                    

[ Diana POV ]

Ohh My God, buku paket fisika gue ketinggalan di loker bangku. Ditambah ada bayak tugas, dan tugasnya disetor besok lagi. Gue jadi panik dan tiba-tiba terlintas di benak gue, si Diva kan satu sekolah sama gue. Mungkin Diva punya paket fisika, itu yang terlintas dipikiran gue, minjem ke dia aja kali ya.

Gue langsung berjalan menuju ke rumahnya yang jaraknya masih bisa dihitung dengan jari. Saat gue sampai di rumahnya ternyata dia juga buat tugas yang sama dan akhirnya jadi buat bareng bareng deh.

Sementara gue buat tugas, dan dia cuma mandangin doank terus keluar deh. Gue jadi sempet merasa kesal, tapi kekesalan gue berubah setelah dia memberi gue cemilan kesukaan gue 'pocky'.

Gue menyerah menghadapi pertanyaan yang melibatkan banyak rumus, tentu saja gue lempar ke Diva, dia kan pinter. Karena bosen, gue nonton televisi yang ada di kamar nya Diva. Gue tambah bosen ketika di semua channel tv cuma ada sinetron selingkuh selingkuhan gaje ahh sudahlah ga penting buat dibahas.
.
.
.
Akhirnya tugasnya selesai juga, gue langsung pulang. Setelah semua yang terjadi, sepertinya gue mulai menyukai Diva deh. Aduhh mikirin apa sih gue, dia kan tetangga gue, masak gue pacaran sama tetangga sih. Tapi perasaan gue, selalu berdebar debar ditambah bayangannya selalu terlintas dipikiran gue walau hanya sekejap. Apakah gue bisa dapetin dia ya? Entahlahh.....

=================================== next time =========

Pulang sekolah, siang ini suasana terasa sedikit mendung sepertinya gue harus cepet cepet pulang. Di tengah perjalanan pulang tiba tiba hujan turun sangat deras dan membasahi seluruh tubuh gue. Dan gue bingung, sekarang kan bukan musim hujan tapi kok malah hujan sihh.

Gue pun berteduh di bawah pohon tapi tetep aja kena desiran air hujan. Akibatnya gue jadi basah kuyup deh, tapi pas sampai di rumah tiba-tiba langit berubah cerah. Sebenarnya cuaca ini apa apaan sih? Hujan cuma beberapa menit tapi deras, lalu sekarang mendadak cerah, apaan cobak. Mungkin hujannya ngincar gue aja kali ya.

Besoknya gue langsung ngerasa ga enak badan alias demam, pasti karena hujan-hujanan kemarin. Gue cuma duduk dan tidur-tiduran di atas meja, habisnya badan gue lemas. Ditambah keadaan kelas yang cukup ribut karena jam pelajaran kosong. Jam pelajaran sekolah kosong mulu sihh, makanya murid pada ribut.

Tiba tiba gue ngerasa ada yang duduk di depan gue, gue langsung terusik dari tidur dan mengintipnya untuk memastikan kalau itu bukan khayalan.

Jderr!!!

Tiba tiba ada sebungkus roti dan air di hadapan gue, punya siapa ya?. Setelah gue melihat itu gue terbangun dan sedikit kebingungan. Gue terkejut ketika Reza 'temen sekelas gue' ada dihadapan gue. Pasti dia yang naruh makanan ini di atas meja gue.

" Lo bikin gue jantungan aja, gue kirain ada setan di hadapan gue" ucap gue dengan nada rendah dan sedikit meledek.

" Lo sakit ya? Mukak lo pucat tuhh. Nih gue bawain makanan" tanya Reza dengan raut wajah khawatir. Reza emang orang yg paling deket sama gue di kelas selain Regina.

" Thanks ya" jawab gue. Dan suasana mulai hening karena gue ga bayak bersuara.

" Lo mendingan ke UKS deh, mau gue anter?" tanya Reza memecah keheningan.

" Gak usah deh, gue cuma lelah doank kok, ga usah khawatir" jawab gue diiringi senyum tipis, gue ga mau ngerepotin orang.

" Ayo mending lo ke UKS daripada sakit lo tambah parah" ucapnya mulai khawatir.

" Gak usah, nanggung bentar lagi jam pulang kok" ucap gue sambil memakan roti yang diberikan Reza tadi.

" Ohh yaudah dehh, ntar mau gue anter pulang?" tanya Reza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can You Love Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang