5

164 34 2
                                    

Setelah menemaninya membeli hadiah untuk (konon) kekasihnya, aku berencana untuk pergi ke supermarket sebentar. Tyler mengantarku ke supermarket dengan mobilnya karna jarak antar toko buku dengan supermarket sangat jauh. Ini pertama kalinya dia menggunakan mobil ke sekolah. Setelah sampai ke supermarket, aku membeli beberapa kebutuhan rumah tangga. Anggap saja aku membantu bibi Lissa di rumah.

Beberapa kebutuhan sudah kubeli. Ada beberapa sayuran, buah-buahan, dan kebutuhan lainnya. Saat aku ingin mengambil saus mayonnaise yang hampir terlupakan, aku mengambilnya sambil sedikit menjinjit. Dan ada tangan seseorang yang langsung mengambil botol saus yang akan kuambil. Sial, itu milikku, aku hampir terjatuh saat gagal mengambilnya. Ah, dia Zack. Kapten football yang populer itu.

"Aku berniat untuk membantumu." katanya sambil tersenyum ramah.

"Ya, terima kasih, Zack." kataku sambil tersenyum.

"Oh, rupanya ada yang sedang berbincang disini." Tyler? sejak kapan dia disini?

"Umh, Zack hanya membantuku. Hey... Tadi kan kau menunggu di cafetaria." kataku.

"Okay guys, kurasa aku harus pergi." kata Zack di sela-sela pembicaraan.

Lalu aku membayar di kasir. Setelah semua kubayar, aku pulang dengan Tyler. Di dalam mobil kami bercanda, tetapi dia tetap fokus menyetir. Tiba-tiba aku melihat keramaian di sekitar jalanan dekat rumahku. Karena jaraknya sudah tidak begitu jauh dengan rumahku, aku turun di sekitar keramaian itu.

"Tie, aku turun disini. Terima kasih tumpangannya." kataku.

"No, Elle. Kau penasaran sampai berlebihan begitu? Jika kau turun dari mobil ini, aku juga." katanya sambil mengikutiku.

Aku melihat kerumunan itu. Lagi-lagi Danny mencari masalah dengan salah satu tetangganya, yang juga tetanggaku. Apa masalahnya sehingga mudah sekali untuk menonjok wajah orang? Kurasa dia sedikit, aneh. Atau mungkin memang aneh. Tyler berusaha melerai mereka, karena tak ada yang mau melerai mereka. Aku berteriak sambil mengatakan "Berhenti!!". Lalu semua kembali seperti semula. Aku menghembuskan nafas kelegaan. Karna aku malu memiliki teman seperti Danny.

------------------------------------

Malam ini ayah akan pulang. Rumah pasti akan menyenangkan jika aku juga mengundang Tyler untuk makan malam bersama. Lagipula tadi siang aku sudah membeli beberapa bahan untuk dimasak. Kuharap ayah dan ibu tidak mendiamkan aku layaknya hantu. Biasanya sih, mereka seperti itu saat kami makan malam bersama.

Tyler PoV
Elena mengajakku untuk makan malam bersama di rumahnya. Sebenarnya aku tidak mau. Tetapi dia memaksaku, mau tidak mau aku harus menghargainya. Huft.... Aku berharap ini akan menjadi malam yang tidak kosong. Ha ha. Nanti malam juga hanya ada aku dan kakakku, karna ayah dan ibu ada meeting di waktu yang sama.

Taylor memanggilku berulang kali. Memangnya aku pembantunya? Ini sangat menyebalkan. Aku turun dari kamar dan menuju ke arah suara Taylor.

"What again, dude?" tanyaku.

"Tolong jaga rumah saat aku pergi. Nanti aku akan pergi ke rumah temanku untuk mengerjakan tugas kuliah." ucapnya santai.

"Apa?! Tidak bisa! Aku juga harus pergi ke rumah. Elena. Dia mengajakku untuk makan malam bersama orang tuanya." aku membantah.

"Huh, dasar." katanya sambil melempariku kulit kacang.

Sebaiknya apa yang harus kupakai nanti? Sebaiknya pakaian sedikit formal tetapi casual. Kemeja maroon dengan jas dan celana jeans. Plus sepatu santai. Kurasa ini tidak terlalu kaku. Dan lebih sopan ketimbang memakai kaos saja. Aku tidak bisa membayangkan wajah Elena yang cantik. Oh, aku tidak akan menyukainya lagi. Itu hanya akan membuat persahabatan kita berjalan buruk.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang