First Time I See Him

3.5K 123 11
                                    

"Pagi sayang"

"Pagi" sahutku cuek.

Hari ini aku tidak menyapa bos besarku yaitu papaku, aku sedang ada masalah dengannya, ntah apa yang membuatku begitu marah dengannya yang aku ingat hanyalah dia menyalahkan ku atas apa yang sudah terjadi.

Aku hanya meliriknya sembari mengambil beberapa roti untuk sarapan, aku menatapnya pekat dengan tatapan 'I Hate You Dad and I Don't Care About You Dad!'

"Kenapa kamu tidak menyapa pacarmu?"

"Apa? Siapa ma?" Sahutku begitu kaget sembari melirik ke arah papaku.

"Siapa lagi kalau bukan papa kamu sayang" Aku hanya tertawa kecil seakan-akan ini bukanlah lelucon yang bagus, semua orang berpendapat seorang ayah adalah cinta pertama putrinya, tapi tidak bagiku!

"Aku berangkat, sampai ketemu nanti siang ma"

"Ingat kamu harus menjaga makan mu, kamu masih ingatkan apa yang kita bicarakan kemarin?"

"Baiklah ibuku yang cantik" Aku berjalan dengan santainya tanpa melirik papaku yang sejak tadi melihatku dengan tatapan penuh harapan.

"Kelly kamu tidak mencium papamu?" Teriak mama yang bisa membuat gendang telinga ku pecah berkeping-keping. Aku berhenti dan berharap ini tak akan terjadi, bagaimana bisa aku mencium papaku yang sudah jelas menuduhku yang tidak-tidak?

"Sayang?"

"Ba..baiklah ma, tampaknya aku tidak ada pilihan lain" Aku membalikkan badanku dan melihat ke arah wajah papaku yang terlihat jelas penuh pengharapan.

Aku pergi tanpa mengucapkan salam kepada mereka, memang terdengar jahat tapi itu sangat mewakili sifat cuekku.

Walaupun aku putri dari pasangan terkaya, tapi untuk gaya hidup aku lebih menyukai hidup sederhana. Setiap harinya aku pergi menggunakan bus untuk pergi ke sekolah, walaupun aku harus menunggu beberapa menit atau bahkan ketinggalan bus tapi itu tidak menurunkan niatku untuk pergi menggunakan bus. Harus aku akui pergi menggunakan bus lebih merepotkan daripada naik mobil pribadi, tapi jalanan kota Jakarta yang begitu macet membuatku berfikir berkali-kali untuk petgi menggunakan mobil pribadi.

Seperti biasa banyak siswa dan warga sekitar yang sudah menunggu kedatangan bus sejak pagi, tampaknya hari ini bus akan penuh sesak.

"Gue mau duduk dimana kalau bus penuh gini?" Keluhku kesal. Akhirnya aku memutuskan untuk berdiri dan berpengangan pada gelang bus yang telah tersedia. Mataku mulai melirik sekelilingku yang begitu penuh dengan banyak orang.

Tampak seorang wanita yang baru memasuki bus, kelihatannya wanita sedang hambil besar sehingga wanita itu tidak memungkinkan berdiri. Semua kursi kini sudah terisi penuh, wanita itu kini sudah pasrah dengan keadaan bus yang begitu sesak. Tapi tidak bagiku, menurutku wanita ini harus mendapatkan kursi agar dia bisa meletakkan bokongnya.

"Hey... apakah kau tidak melihat wanita ini?" Pria itu hanya melirikku dan kembali sibuk memainkan ponselnya. "Hey kau tidak dengar? kau benar-benar tuli?"

Dia kembali menatapku dengan tatapan menyeramkannya. Sungguh pria ini benar-benar menyebalkan, bagaimana bisa dia hanya melihat wanita hamil yang sedang mencari sebuah kursi tanpa membantu wanita ini?

"Kau tidak dengar? Wanita ini butuh tempat duduk!" Teriakku penuh dengan amarah yang mulai naik ke ubun-ubun kepalaku. "Lalu apa masalah wanita ini dengan ku? Bahkan aku tidak mengenalnya"

Semua pasang mata menatapku dan pria gila ini yang masih berdebat. "kau sudah gila? Dimana rasa kemanusiaan mu? Seharusnya kau berdiri dan biarkan wanita ini yang duduk!" Sahutku sengit.

Start From You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang