Hati Membeku (2)

562 54 0
                                    

"Sendirian aja?" Celetuk Rio. Kelly tak ambil pusing tentang celotehan Rio yang setiap harinya mengema di telinga Kelly.

"Samperin sana Ric ntar di culik lagi tuh cewek" kini tak hanya Rio yang menyindir Kelly, Nadi yang sejak tadi ingin menyindir Kelly akhirnya hasratnya bisa terpenuhi.

Mereka berbeda dengan Rasya yang calm tak pecicilan, 180 derajat berbeda. "Lo pulang naik apaan? Bus lagi?" Rico dengan sigap berada di samping Kelly dengan menaiki Ninja merahnya.

Pura-pura bodoh dan tak mau tau menau siapa yang diajak ngomong oleh Rico adalah ide yang bagus agar hidupnya tidak selalu di ganggu oleh geng rusuh.

"Woy, gue ngomong sama lo! Pura-pura bodoh lagi" bentak Rico. "Hah? Gue?" Kelly dengan santainya menunjuk dirinya sendiri.

"Yaiyalah, lo pulang naik bus?"

"Hmm" Kelly berdehem seraya memutarkan bola matanya brharap bus cepat datang.

"Kalo lo nunggu bus lama tuh datangnya, ntar lo di godai lagi sama mereka" goda Rico.

Kelly melihat ke arah kerumunan rusuh yang sejak tadi standby di depan pagar sekolah, ntah sampai jam berapa mereka berada disitu untuk menggoda para wanita atau memalak.

"Terus? Hubungan sama gue apa? Emangnya mereka berani sama gue?" Tukas Kelly. Rico membulatkan matanya dia berdecak kagum atas ucapan Kelly yang baru saja keluar dari mulutnya sendiri.

"Lo sadar gak tuh? Beneran lo enggak takut?" Rico kembali menggoda Kelly. Kelly yang sejak tadi berjalan agar Rico menjauh darinya kini berhenti di depan mata Rico.

"Gue enggak takut lah sama mereka, mending lo pulang dari pada ni tangan bakal nempel di wajah lo!" Bentak Kelly yang sejak tadi sudah menahan amarahnya.

"Gue to the point nih ngomongnya, lo mau gak pulang sama gue?"

"Enggak terima kasih atas tawaran anda tapi saya tidak berniat"

"Yakin?" Rico menaikkan alisnya. "Lo lagi ngodain gue?" Kelly kembali menjawab tapi kali ini ucapan Kelly begitu membuat Rico terkejut, mati kutu. Pemandangan itulah yang terpampang di hadapan Kelly, senyuman puas kini timbul di wajah Kelly yang putih dan mulus.

"Mau gak nih? Gue mau pulang" tanya Rico salah tingkah.

"Gak ah gue mau naik bus aja" Rico menghela nafas panjang.

Kedaraan yang dinanti oleh Kelly sejak lama akhirnya datang, dengan langkah seribu dia berlari dan naik ke dalam bus tanpa memperdulikan Rico yang sejak tadi menawarkan tumpangan. Kalau difikir-fikir memang menerima tawaran dari Rico lebih mengehemat tapi karena Rico gengsi, jadi dia harus berfikir berkali-kali untuk menerima tumpangan dari Rico.

"E-eh kok naik bus sih" Pekik Rico sembari berlari mengikuti Kelly yang sudah masuk ke dalam bus. "Lo naik bus?" Kelly membuka mulutnya lebar. "Emang kenapa? Gak boleh?"

"Gak pa-pa sih" jawab Kelly cuek. Ini kali keduanya Rico naik angkutan umum. Yang pertama dia ikut bi Minem untuk pergi ke pasar. Bus yang begitu sesak membuat seluruh penumpang kepanasan. Rico membuka 2 kancing seragam sekolahnya yang membuat kemeja putihnya sedikit terlihat. Kelly melehan ludahnya sendiri, nafsu? Mungkin itu yang dirasakan Kelly atau deg-degan? Ntah apa yang merasuki Kelly yang membuat dirinya begitu tertarik pada Rico.

"L-lo ngapain buka kancing seragam lo?" Kelly membulatkan matanya dan memalingkan pandangannya agar tak terlihat oleh Rico.

Rico diam tak berkutik, memutarkan matanya melihat sekelilingnya. "Ternyata naik bus panas banget yak" sahutnya. "Ya gitu deh, lagian lo ngapain naik bus coba? Kan lo bawa kendaraan sendiri"

Start From You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang