Telat?

882 83 12
                                    

'Kring...' bel berbunyi keras membuat seluruh siswa lari pontang-panting agar tidak terlambat. Tapi tidak dengan Kelly jam sudah menunjukkan pukul 7.50 tapi Kelly masih belum bangun memang 'tolol' dia tidak bisa tidur semalaman ntah apa yang ada dipikirannya yang membuat dia terjaga semalaman.

"Mampus gue, duh gimana ni? Pakek telat lagi" Kelly menepuk keras jidatnya.

"Lo telat juga?" Kelly tersentak kaget mendengar suara di dampingnya.

"I-iya" Kelly mengangguk takut. "Ohiya gue Anwar" sahutnya seraya mengulurkan tangan.

"O-oh gue Kelly" Memang terdengar bodoh saat semua siswa lari pontang-panting agar tidak telat, Kelly dan pria itu berkenalan selayaknya siswa baru.

"Mau gue bantuin? Lo telatkan? Gue tau caranya" Kelly mengeryitkan alisnya. "Maksud lo? Elo udah sering telat?" Tanya Kelly bingung.

Pria itu hanya mengoreskan sedikit senyuman di wajahnya seraya mengangkat alisnya. "Mau kagak? Kalo enggak mau gue duluan ya.. gue kasihan liat lo telat ntar di hukum sama buk Netha tuh"

Kelly menimbang-nimbang jawaban apa yang akan dia jawab, keputusannya sudah bulat. "eh.. g-gue ikut deh"

"Tapi ntar masuknya dari mana?" Tanya Kelly heran. "Lo taukan tembok belakang sekolah yang udah mulai bolong?"

"Oh iya gue tau, kita masuk lewat sana?" Keringat dingin mulai menguyur tubuh Kelly, kaki yang mulai melemas dah wajahnya yang begitu pucat. Bagaimana tidak pucat ini kali pertamanya dia nyelusup masuk ke sekolahan.

Finally

Akhirnya dia berhasil berdiri di depan kelasnya yang sudah memulai pelajaran.

"Pagi anak-anak buka buku kalian halaman 60 kerjakan soal dan kumpulkan tugas kalian!" Gertak buk Lailan yang mengema keseluruh ruangan kelas. Kelly semakin lemas dan pucat saat dilihatnya guru matematika Killer sudah berada di kelasnya.

Dengan langkah yang gemeteran dia masuk. "Permisi buk, maaf saya telat" bibirnya mulai bergetar, keringat dingin semakin menguyur tubuhnya.

"Kamu telat! Kamu kumpulkan tugas kamu, lalu letalkan tas kamu dan keluar dari kelas saya!"

"Ta-tapi buk saya..." belum sempat berbicara dan menjelaskan semuanya dia sudah berdiri di luar kelas dengan kondisi kedua tangannya menyilang sembari memegang telinganya.

Beberapa siswa yang lalu-lalang di hadapannya mencoba menahan tawa seraya melihat ke arahnya. Kelly semakin malu saat ketua Osis yang selama ini ia sukai lewat dan menatapnya pekat. Terdengar bisikan dari beberapa siswa sambil melihatnya.

***
Jam istirahat berbunyi akhirnya hukuman yang diberikan oleh buk Lailan telah selesai dengan langkah yang masih gemeteran dia berjalan menuju kursinya dan meletakkan kepalanya tepat di atas mejanya.

"Lo engak pa-pakan Kell?" Tanya Indah khawatir. Kelly yang masih meletakkan kepalanya di atas meja langsung mendongak dan melihat ke arah teman-temannya yang sudah mengelilinginya.

"G-gue baik-baik aja kok" Kelly mendongakkan kepalanya.

"Udah deh, kan Kelly udah bilang dia enggak pa-pa mending kita kantin, gue lapar ni tadi pagi belum sarapan"
"Bener tuh gue juga udah mulai keroncongan" sahut Danilla semangat. "Yaudah yuk"

"Enggak ah, gue mau dikelas aja ntar kalo lapar gue ke kantin nyusul kayak biasa janji deh" Kelly berusaha membuat kedua jarinya membentuk 'peace'.

"Nad ada cewek tuh sendirian, kayaknya kagak ada kawannya deh. Ohiya gue lupa tadikan dia habis di hukum sama buk Lailan" teriak Rio sambil tertawa.

Start From You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang