Keberuntungan atau Kesialan?

1.2K 90 4
                                    

Ntah apa yang membuatku ragu menginjakkan kaki di sekolahku, apa yang akan terjadi? Aku masih bertanya-tanya dalam hatiku.

"Pagi anak-anak buka buku kalian halaman 57"

"Kell lo baik-baik aja kan?" Tanya indah yang membuat Kelly terkejut. "Eh.. gue? Baik-baik aja kok" sahutku terbata-bata.

"Lo kurang tidur? Mata lo kenapa bisa item banget?" Kelly mendengus kesal "udah lo liati aja tuh buk Marni yang lagi ngejelasi!"

"Permisi buk" suara ketuka pintu yang membuat semua siswa tersentak kaget termasuk Kelly. "Iya Dinda? Ada apa?" Sahut buk Marni yang masih memegang bol-point-nya

"Kelly dan Rico di panggil ke ruangan kepala sekolah buk"

Kelly yang sejak tadi menguap karena semalam tidak bisa tidur seketika membulatkan matanya "ap-apa? Gue?" Sahutnya panik.

"Gue juga kurang tahu, lebih baik lo keruangan kepala sekolah sekarang" Kelly yang terkenal sebagai siswa yang pandai dan cantik kini mulai panik, ntah apa yang dilakukannya sampai-sampai dia harus datang ke ruangan kepala sekolah.

"Per-permisi pak" ucapnya terbata-bata, sedangkan Rico yang sejak tadi berdiri di sampingnya memasang wajah yang tenang, bagaimana bisa dia tenang? Pria ini benar-benar gila!

"Kalian silahkan duduk" bau asap rokok yang begitu menyengat, itulah yang pertama kali aroma yang dihirup oleh Kelly. "Ad-ada apa ya pak? Kenapa kita di panggil ke sini? Saya buat kesalahan ya pak?" Pekiknya yang begitu sangat panik.

"Saya memanggil kalian kesini karena saya punya tugas untuk kalian"

***
Kelly yang sejak tadi berjalan sejejar dengan pria sinting ini sedikit binggung dengan pria ini. "Bagaimana lo bisa santai gitu?" Dia hanya melihat Kelly di ujung matanya tanpa memperdulikan pertanyaan Kelly.

Dia berhenti tepat di depan ruang guru, kita berdua di tugaskan untuk membantu anak-anak yang buta huruf di pedesaan yang terpencil. "Permisi buk, saya di suruh kepsek untuk bertemu ibuk" Kelly begitu terkejut karena pria ini bisa berkata sopan. "Jadi kalian ini perwakilan dari sekolah?"

"Iy-iya buk" sahutku terbata-bata. "Baiklah ibuk akan menyusun jadwalnya kapan kita akan kesana bersama perserta dari sekolah lain, jadi kalian bisa kembali ke kelas"

Dengan langkah yang lega Kelly melangkahkan kakinya melewati koridor demi koridor. "Lo kenapa bisa tenang banget kek tadi?" Ucapku yang membuka percakapan terlebih dahulu.

Dia berhenti tepat di depan ku dan menatapku pekat. "Bisa enggak lo nanyak yang lain aja? Gue bosen banget dengarnya" dengusnya kesal.

"Iya gue minta maaf deh, ohiya gue Kelly" sahutku sembari menawarkan tanganku padanya. Dia hanya menatap wajahku lalu beralih ke arah tanganku. Tanpa ba bi bu be bo dia berlalu dari hadapanku dengan tatapan dinginnya yang menatapku.

"Aneh banget sih tuh anak!" Kesalku sembari menghentakkan kaki ke atas lantai koridor.

"Kenapa tuh mukak lo? Kusut amat kayak kain yang kagak di gosok" goda Indah yang sejak tadi melirikku. "Lo taukan si Rico? Anak baru dikelas kita?" Sahutku kesal.

"Tuh.." ucap Indah seraya menunjuk ke arah Rico yang sedang duduk santai di kantin. "Eh ngapai sih lo pakek nunjuk-nunjuk segala"

Sahutnya "Gue kira lu nyariin tuh anak, ya gue kan kagak tahu Kell"

'Kring...' bel kembali berbunyi tanpa perintah seluruh siswa yang sedang berada di kantin segera meninggalkan kegiatan apapun yang berhubungan dengan kantin termasuk Kelly yang baru saja menikmati mie rebus pesanannya.

Start From You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang