*Previous*
Apakah ini hanya perasaanku saja? Atau memang Ikha akhir-akhir ini sedikit kepo padaku? Setiap kali aku berpapasan dengan Sinka, atau Sinka dengan ketusnya menjawab semua ucapanku, Ikha akan datang sambil sedikit memiringkan kepalanya, bertanya tentang apa yang baru saja terjadi?
Ikha lebih mirip seperti seseorang yang sebenarnya mengetahui hal besar dibalik sikap ketusnya Sinka terhadapku. Beberapa kali aku mencoba memancingnya untuk memberitahu, namun Ikha dengan tawa kikuk itu hanya melongos pergi sambil menggaruk tengkuk belakangnya.
Aneh bukan? Ikha-Hanna-Nat-Lidya dan Yona sepertinya mengetahui suatu hal besar. Untuk mencoba menembus dinding itu, bagaimana caranya? Jika dalam posisi seperti ini, bagaimana?
*****
*Ikha POV*
Jujur saja, melihat kak Kinal berkali-kali mencoba mendekati Sinka itu membuatku selalu dilanda kepanikan. Bukan karena jelas-jelas Sinka akan mencoba menghindari Kak Kinal atau dengan berani menghempaskan cengkraman tangannya pada lengan Sinka. Tapi karena suatu hal yang tidak dapat aku jelaskan saat ini juga.
Baru saja, sekitar sepuluh menit yang lalu, saat masih dalam latihan untuk memperdalam setlist seusai theater itu mereka kembali bertengkar hanya karena masalah sepele. Iya, soal improvisasi mereka berdua di salah satu lagu itu membuat Sinka menghentakan kaki menginjak kaki Kinal yang terbalut sepatu running dan berlalu pergi.
Saat ini? Sinka sedang merebahkan tubuhnya pada lantai latihan, memainkan handphone tidak jauh dari sampingku. Memang kami cukup dekat, aku bahkan sering menggodanya sambil mencubit kedua pipinya yang penuh dan berwarna merah muda itu.
"Mau sampai kapan kamu kayak gitu sama kak Kinal, Dut?"
"Ikha nggak usah ikut campur kalo nggak mau aku lakuin hal yang sama juga ke kamu."
"Galak banget..." Aku mencubit pipinya, ia tidak bergeming dan masih terlihat asik bermain dengan handphonenya itu.
"Sin..." Satu suara yang terdengar dari seseorang yang berdiri dihadapan kami membuat Sinka menoleh sejenak pada sumber suara, kemudian berdecak kesal dan terbangun, duduk bersila memalingkan wajahnya kearah lain.
"Ngapain lagi sih? Sadar gak sih kak Kinal ganggu!"
Sreeeettt
Kak Kinal menarik tangan Sinka kemudian berjalan keluar ruang latihan, memaksa tubuh Sinka yang masih terduduk bersila itu terseret kemudian terpaksa berdiri menahan tarikan dari kak Kinal yang masih terus berusaha membawanya pergi. Aku hanya terdiam, menegang memperhatikan mereka berdua yang masih sama-sama saling tidak mau mengalah, meskipun aku tahu yang dominan menang adalah kak Kinal, ia berhasil membuat tubuh Sinka menuruti keinginannya keluar dari ruang latihan.
*Author POV*
Kinal terus menyeret tubuh Sinka yang berontak mencoba melepaskan diri darinya. Mereka berhenti di bagian belakang gedung, dengan penerangan seadanya karena hari memang sudah gelap akhirnya Kinal melepaskan lengan Sinka, nafasnya terlihat memburu sambil menatap tajam pada Kinal yang menatapnya dengan tatapan yang kosong.
"Apa lagi!" Ucap Sinka sedikit berteriak, membuat Kinal hanya mendengus kesal memalingkan pandangannya pada rumput-rumput kecil yang tumbuh di sekitaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Feels Good, It Can't Be Bad, Right?
FanfictionNihil! Sama sekali tidak ada kemajuan! Entah ini hanya perasaanku saja atau memang mereka semua menyembunyikannya dariku? Dari beberapa member yang sudah ku tanya, mereka semua menghindar, bukan hanya itu, bahkan mereka seolah tidak ingin membahas m...