*Previous*
Berkali-kali aku mencoba menghampirinya, mungkin aku berbuat salah atau kejadian kemarin saat latihan kami bertabrakan itu membuatnya kesal. Aku ingin berusaha meminta maaf, meskipun sebenarnya saat itu juga aku sudah berusaha meminta maaf mungkin Sinka belum bisa memaafkan. Ya, Naomi benar, mungkin aku masih berstatus orang asing dalam kehidupannya, mungkin memang sulit menerima karena hal-hal seperti ini tidak bisa diduga sebelumnya.
Namun, berkali-kali aku mencoba ia justru semakin menjauh. Membuatku semakin bingung dengan sikapnya yang juga terlampau dingin. Sebelumnya, saat berpapasan dengan Naomi atau direct selling bahkan bertemu di beberapa event tidak ada masalah yang serius. Semuanya biasa, bahkan masih saling bertegur sapa.
"Mungkin lagi PMS kali kak, tau sendiri kan kalo cewek PMS moody banget. Nanti juga baik sendiri, Sinka lagi banyak fikiran juga sih kayaknya," Ucap Ikha yang masih sibuk sendiri menscroll tab mention pada layar handphone. Aku mengangguk pelan, mungkin memang sebaiknya aku tidak terlalu memperhatikannya, sudah tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal sepele. Hari yang ditunggu semakin dekat, sebaiknya aku segera mengejar ketertinggalanku.
*****
Selasa pagi, alarm dari handphone sudah berdering dan entah ini kali keberapa aku mengklik "Snooze" untuk durasi lima menit kemudian. Tubuhku benar-benar membutuhkan istirahat ekstra, tenaga terkuras habis akibat latihan yang terlalu diforsir, setidaknya semua itu hanya sebuah angan-angan yang kusimpan dalam lubuk hati yang paling dalam saat layar handphone kembali bergetar,
"Incoming call : S. Naomi"
Bukkk!
"Awww," Handphone yang kuangkat keudara itu tiba-tiba terlepas dan terjatuh tepat pada wajah. Membuatku benar-benar tersadar sekarang, sambil mengusap-usap wajah yang tertimpa handphone yang cukup besar dan berat itu aku mengusap layar handphone, menjawab telepon dari Naomi dengan segera.
"Hallo Mi,"
"Lama banget deh, baru bangun ya?"
"Hehehehehehe..."
"Jadi kesini kan?"
"Loh, masih pagi kan, nanti siang Mi."
"Nal, ini udah stengah duabelas siang..."
"HAH!! Serius?!" Aku membelalakan mata sambil mencari jam yang menempel pada dinding. Benar saja, sudah jam setengah duabelas siang lewat sedikit. Aku kembali menyandarkan tubuh pada dinding kasur, menunggu semua nyawa benar-benar kumpul kembali.
"Hahahaha... Kebo sih, Jadi kesini kan?"
"Jadi, lima menit dulu ya Mi, gue ngumpulin nyawa dulu baru mandi trus dandan."
"Oke."
BIP!
Telepon terputus, aku menggaruk kepala dengan keadaan rambut yang masih berantakan, melihat keadaan kamar kost yang juga tidak kalah menyeramkannya dengan keadaanku. Sama sekali tidak ada waktu untuk sekedar membereskannya jika bukan Ve yang sering berkunjung dan akan berceramah sambil membereskan dengan telaten.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Something Feels Good, It Can't Be Bad, Right?
FanficNihil! Sama sekali tidak ada kemajuan! Entah ini hanya perasaanku saja atau memang mereka semua menyembunyikannya dariku? Dari beberapa member yang sudah ku tanya, mereka semua menghindar, bukan hanya itu, bahkan mereka seolah tidak ingin membahas m...