6

1.5K 144 13
                                    

*Previous*


Clap! Clap!


"Hello! Woy Kinal! KINARU!" Jeje menepuk kedua tangannya didepan wajahku. Membuat aku kembali tersadar dari lamunan dan memfokuskan diri padanya, "Ngelamunin apaan loe? Jadi bener kan? Mereka itu lagi rebutin loe?"

"Aduh Je, jangan lebay ah. Nggak mungkin lah mereka suka sama gue... ya meskipun..."

"Meskipun?"

"Naaaay..." Aku menoleh kebelakang saat suara Veranda tertangkap oleh pendengaranku. Ia sudah rapi, menenteng tasnya dengan kaus pendek tipis dan rambut yang ia ponytail dengan asal, "Yuk, aku panggilin dari tadi diem aja. Kemarin mau donat kan? Kita beli donatnya sekarang."

Aku menyeringai dan berpamitan dengan Jeje yang masih kesal karena jawabannya kubiarkan menggantung, menghampiri Veranda untuk menemaniku membeli donat...

"Nal! Belum selesai ah elah Ve nih!"


*****


*Author POV*


"Loh? Nal, mau kemana?" Veranda yang baru saja memasuki kamar kost Kinal sedikit terheran dengan sang pemilik yang sudah mengenakan pakaian dengan rapi. Suasana ruanganpun menjadi menyeruak karena parfum yang disemprotkan Kinal beberapa semprotan pada seluruh tubuhnya.

"Ve? Tumben kesini?"

"Aku mau balikin jaket. Kamu mau kemana?"

"Ada janji sama Naomi, dia minta anter cari kostum buat HS nanti. Kamu mau ikut sekalian?"

"Aku udah selesai sih, banyak tugas Nal jadi langsung pulang aja. Oiya, tadi aku sempetin beli makanan buat kamu. Sebelum pergi makan dulu ya, aku pamit... dah Kinay!" Veranda mencubit satu pipi Kinal dengan gemas kemudian menaruh beberapa bungkusan diatas meja. Ia melangkahkan kakinya kembali melewati pintu dan menutupnya perlahan.

"Yap! Berangkat deh!" Sekali lagi ia merapikan rambut dengan sisirnya, kemudian menoleh pada bungkusan yang baru saja dibawa Veranda. Mungkin tidak ada salahnya jika makan terlebih dahulu sebelum menjemput Naomi.


[.....]


"Loh Nal? Cepet banget sampe? Gue aja belum siap-siap loh?"

"Kecepetan ya?" Kinal melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Tidak ada yang salah, karena Naomi tidak menjanjikan waktu untuk menemaninya pergi hari ini, namun karena Kinal tidak ada kegiatan, ia lebih memilih datang lebih awal untuk bisa lebih lama pergi bersama Naomi hari ini.

Saat tiba di rumah Naomi, Sinka tidak terlihat. Aneh sekali fikirnya, saat mengedarkan kedua bola matanya pada sudut-sudut ruangan juga tidak menemukannya, mungkin saat ini sedang dikamar, scroll mention sambil mendengarkan lagu. Itulah yang sering kali diucapkan Naomi.

"Sinka mana Mi?"

"Sinka? Belum bangun, kalo libur gini nanti sore baru bangun deh dia tuh." Kinal membulatkan kedua bola matanya. Ternyata ada juga orang yang tidurnya lebih parah darinya sendiri. Mendengar itu membuat Kinal terkekeh tidak percaya, setelah Naomi pamit untuk mandi dan berdandan, Kinal hanya menyandarkan tubuh pada sofa dan bermain game pada ponselnya.

Sepuluh menit kemudian, Kinal dikejutkan dengan pintu kamar Sinka yang terbuka dan seorang perempuan berjalan gontai dengan kedua matanya yang masih menyipit itu menuju dapur. Kinal mengerenyit heran kemudian sedikit memajukan tubuhnya untuk dapat melihat Sinka lebih jelas.

If Something Feels Good, It Can't Be Bad, Right?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang