CONFRONTATION

42 4 0
                                    

"kami sudah masuk..., objek ditemukan," ucap seseorang lewat alat komunikasinya. 3 orang pria berpakaian serba gelap keluar dari lift dan mendapati banyak vampire ilmuwan yang kini menatapi mereka terkejut. Tak sempat berkata apapun, senjata mesin mulai memuntahkan Ratusan peluru perak ke segala arah, vampire-vampire itu berteriak dengan tubuh-tubuh mereka yang terbakar menjadi serpihan debu. Yang bersembunyi diburu tanpa ampun, yang melawan, tak akan bisa mengalahkan prajurit terlatih dengan kekuatan besar itu. Salah satu dari prajurit itu malah dengan mudahnya mematahkan beberapa leher korbannya dan meremukkan jantungnya dengan cakar tajam layaknya pedang.

"aku akan mengamankannya," ucap salah satunya, kemudian masuk ke dalam ruang berdinding kaca dimana Rain berbaring tak sadarkan diri. Dengan cepat semua alat-alat yang menempel pada tubuhnya disingkirkan, kemudian meraih sebuah selimut tebal dan membungkus tubuh remaja itu dengan rapat, Rain segera di gendong pria besar itu dan di bawa keluar di ikuti teman-temannya dengan gerakan cepat tanpa membuang waktu.

"objek sudah di tangan, menjalankan proses pemindahan," ketiganya kemudian turun ke basement dimana mobil pengangkut sudah disiapkan. Di sisi lain alat komunikasi, Demian menatap layar hologram pada gadgetnya, dengan santai menikmati wine manisnya. sejak awal vampire sering bergaya dengan meminum minuman merah itu, syarat utamanya manis, selain wine, vampire juga akan menikmati jus tomat, asam dan manis yang tercampur dengan sangat baik adalah cita rasa yang tinggi. gaya hidup seperti fashion, pertunjukan, minuman, bacaan, menjadi perhatian penting para vampire, karena semua itu menunjukan keeleganan yang menjadi keharusan untuk setiap vampire.

Demian kembali tersenyum mendapati plannya berjalan lancar, ia tahu prajurit dari wilayah merah bawahan Rizal akan bergerak dalam setengah jam lagi..., tepatnya saat ia telah mengeluarkan objek itu dari sana. Edy memang sudah ia perintahkan untuk pergi, dan tentu saja hanya beberapa penjaga tak berarti yang di tinggalkan di tempat itu. Demian mulai terkekeh membayangkan ekspresi marah Rizal.

.

.

.

Trut... trut..., LJ menatap layar gadgetnya yang menyala karena dering panggilan tak di kenalinya. Dengan malas menghela nafas, ia tahu keberadaannya sudah ketahuan, gadis kemarin sore itu hebat juga.

Dengan malas LJ menghisap cigaretnya untuk terakhir kali kemudian melemparnya ke sebuah tempat sampah dengan mudah, kemudian ia menjawab panggilannya.

"DASAR KAU PRIA SIAL!!!, Kenapa kau kesana tanpa izin dan bertindak sendiri!!," jerit Jessica membuat LJ menjauhkan alat itu dari kupingnya.

"jangan berbuat macam-macam LJ!, tunggu bantuan mu!, mereka terpaksa bersiap sekarang juga karenamu!, seenaknya kau melakukan ini!, setidaknya pikirkan aku!," kembali Jessica mengomel panjang. LJ kembali menatap layar itu, masih terdengar suara bising dan LJ memutuskan panggilan itu membuat Jessica menjerit keras sekarang. Jessica menatap Rizal yang kini terpaksa kembali berkumpul di ruang control bagian IT. Jessica curiga saat tak menemukan pertnernya itu dimanapun, padahal mereka sedang merencanakan proses penyelamatan Rain. Saat menyadari ada yang tak beres, Jessica segera saja mencari sinyal gadget LJ, benar saja..., pria itu sudah bergerak ke tempat itu sendirian!. Jessica menggeretakkan giginya geram.

"hah..., mau bagaimana lagi, LJ memang seperti ini, tenanglah nona, aku yakin ia akan melakukannya dengan baik...," ucap Rizal memijit dahinya sedikit merasa lelah memikirkan rencana mereka yang hancur. Rizal telah lama mengenal LJ, ia akan menjalankan pekerjaannya dengan baik hingga akhir, ia tahu itu. Tapi kali ini, bahkan LJ sendiri tak tahu siapa musuh mereka. Seraya berusaha menenangkan Jessica yang kembali mengamuk, Rizal terus memantau titik hijau yang ada di layar hologram besar di depan mereka.

LJ mulai bergerak, awalnya ia akan masuk lewat atas, tapi niatnya terurung saat Ia mendengar suara tembakan dari arah basement. LJ melesat cepat kesana. Hal yang ia lihat kemudian mengejutkannya. Ada beberapa pria yang sedang membawa Rain mencoba bertahan dari serangan seseorang. Sepertinya mereka tertahan karena kendaraan mereka rusak dengan asap yang keluar dari bagian mesin, mungkin telah ditembaki, kini salah satu dari tiga pria itu bersembunyi di balik tiang beton basement dengan sebuah gumpalan besar dalam pelukannya, dua yang lain bertahan di balik kendaraan itu, supirnya sudah terbunuh terlihat dari seragam hitam yang tersampir pada kemudi.

VAMPIRE LAIR Human EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang