OFFERING

35 4 2
                                    

Berhubung chap sebelumnya pendek, yang ini chap nya kepanjangan, hahaha, met baca aja deh.

Rain berusaha tetap bersikap normal di sepanjang jalan. Percakapan dan perdebatan kedua vampire di jok depan sama sekali tak bisa ia tangkap, karena saat ini Rain merasakan pusing yang membuatnya mual. Beberapa kali Rain menarik nafas dalam-dalam berusaha menahan dirinya agar tak muntah. Ia akhirnya bisa lega saat LJ menghentikan kendaraan mereka tepat di depan sebuah gerbang besar dengan dinding-dinding tinggi sehingga bangunan di dalam sana sama sekali tak terlihat dari luar.

"ini bakal menarik..., benarkan Rain?," ucap Jessica dengan mata berbinar, menatap Rain yang hanya tersenyum kecil ke arahnya.

"kita hanya harus menunggu," ucap LJ lebih mirip keluhan. Sebelumnya LJ sempat menempelkan tanda pengenal ke sebuah kamera yang sengaja di pasang disana. Pihak keamanan akan mengklarifikasi kedatangan mereka dan mereka harus menunggu proses itu berlangsung hingga mereka mendapatan izin masuk.

"kalau begitu, ini saatnya untuk melakukan persiapan~," ucap Jessica riang, mulai melepas ikatan rambutnya dan mengurai rambut pirang panjangnya. Memakai bedak dan lipstiknya dengan gaya elegan membuat LJ memutar bola matanya tak bisa berkomentar apa-apa, menggeram rendah sesaat membuang pandangnya keluar jendela. Saat itu Rain tak bisa menahan tawanya, maka ia sekarang terkikik kecil membuat Jessica berbalik menatapnya senang.

"kita juga harus merapikan rambutmu Rain...," ucap Jessica mengeluarkan sisirnya dan mulai menyisir rambut lembut Rain dengan perhatian. Rain kembali tertawa kecil saat LJ mendeham tak nyaman hingga suara besi beradu terdengar dari arah gerbang.

"great..., akhirnya...," gumam LJ yang kembali menyalakan mobilnya. Rain dan Jessica berpandangan sesaat sambil melempar senyum penuh makna, mereka kemudian kembali fokus saat mobil memasuki gerbang dan membawa mereka ke sebuah lorong putih berkelok-kelok, membuat Jessica terdiam tegang.

"ini tak seperti yang kubayangkan...," ucapnya menatapi dinding putih yang licin tanpa noda itu, semua putih membuat ia cukup bosan setelah 5 menit menelusuri lorong itu hingga mereka menemukan pintu lain di ujung lorong.

"kuharap ini tak akan berakhir di lorong bewarna ungu...," ucap Jessica sarkatis membuat LJ berdengus. Pria itu menekan tombol khusus membuat setiap dinding dan atap mobil bergerak turun. Jessica sesaat terdiam melihat perubahan bentuk mobil itu dan ia menatap LJ penasaran.

"kau pikir kita akan piknik dengan mengharapkan taman cantik dengan bunga warna warni bermekaran dimana-mana?, dasar amatir...," ucap LJ yang mulai jengkel mendengar keluhan wanita di sampingnya.

"ap... APA!?, amatir?, kau sendiri pria cerewet tak sensitif dan kau menyebutku amatir?, kau pikir bla...bla...bla...," dan bla...., Rain tak lagi fokus pada apa yang di ucapkan Jessica saat dia kembali merasakan sesuatu yang hangat keluar dari hidungnya membuat dua vampire di depannya segera menatap ke arahnya.

"ke...kenapa denganmu Rain?," tanya Jessica yang mulai khawatir saat Rain mengusap darahnya, namun mimisannya semakin parah dan Rain mengerutkan dahinya kesakitan. LJ sesaat menggeram kesal kemudian segera mengeluarkan sebuah sapu tangan, berbalik dan menutup hidung Rain. Mencoba berpindah posisi dan meninggalkan Jessica di jok depan sendirian.

"gantikan aku..., ada yang harus ku lakukan...," ucap LJ tanpa menatap Jessica yang kini jelas terlihat khawatir dan kaget. LJ terus berusaha menengadahkan wajah Rain untuk menghentikan mimisannya. Dengan tangan kanannya yang kini bernoda darah, Rain meremas lengan LJ kuat, bergetar dan meringgis sakit. Sesaat Jessica terus terdiam dengan dada sesak hingga pintu di depan mereka terbuka dan menimbulkan bunyi pip yang panjang. Jessica segera berpindah posisi, mengambil alih kemudi dan kembali menelusuri lorong panjang yang kali ini ternyata menyemburkan uap kimia menetralkan mereka. Jessica akhirnya memahami kenapa LJ menyingkirkan atap dan dinding mobil agar mereka bisa masuk ke lorong yang ini.

VAMPIRE LAIR Human EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang