Woke up

66 7 0
                                    


"Takdir,"

Apa yang Tuan Sangster semalam benar-benar menancap di pikirannya -mungkin juga hatinya-. Ia bahkan tidak tahu kalau ternyata Tuan Sangster memiliki masa lalu yang menyakitkan. Sekilas sebuah pikiran muncul di kepala Thomas,

"Ternyata bukan cuma aku yang pernah merasakannya..."

Untuk sesaat, ia merasa sedikit tenang, namun tiba-tiba ingatan kejadian itu kembali lagi dan sebuah fakta mengejutkannya.

"Ini tidak seperti sebelumnya..."

Perasaan itu sedikit terasa aneh. Saat ingatan itu datang, ingatan tentang kejadian itu, dadanya masih terasa sesak, namun tidak sesakit sebelumnya. Thomas menyadari hal ini. Thomas merasa apa yang ia rasakan saat ini, atau bagaimana perasaannya tidak sedikit sebelumnya, semua ini karena ada suatu hal yang kini ia yakini, sesuatu yang membuat semuanya masuk akal baginya. Takdir.

Keesokan paginya, Thomas terbangun saat matahari belum meninggi. Langit masih terlihat gelap. Thomas memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Saat hendak keluar rumah, langkahnya terhenti di depan dapur, terdengar suara berisik dari sana.

"Pagi, Thomas! Aku baru saja akan membangunkanmu," Tuan Sangster keluar dari dapur dengan tangan berlumuran tepung.

"Apa yang kau lakukan di dapur pagi pagi sekali?"

"Membuat bekal, aku akan mengajakmu memancing pagi ini,"

"Mau teh?"

"Aku akan membuatnya sendiri,"

Setelah semua bekal dan peralatan siap, mereka berangkat ke danau dekat rumah Tuan Sangster. Mereka memancing disana hingga sore hari. Tak banyak ikan yang mereka dapat. Tapi setidaknya hari ini terasa menyenangkan.
Saat sampai di rumah, mereka memanggang ikan tangkapan mereka untuk makan malam.

***

Tanpa terasa libur musim panas sudah berakhir. Thomas memutuskan untuk pulang. Pagi itu, Tuan Sangster membantu Thomas membereskan barang-barangnya.

"Tuan Sangster,"

"Ya?"

"Terimakasih..."

Tuan Sangster tersenyum simpul, ia menepuk pundak Thomas.

"Berjanjilah untuk tidak membuat orang tuamu cemas,"

"Tentu,"

Tuan Sangster mengantarkan Thomas ke stasiun dengan mobil.

"Aku akan sering berkunjung, jaga kesehatanmu..." kata Thomas saat kereta datang.

"Aku akan membuatkanmu panecake yang enak.."

Mereka berpelukan sebagai salam perpisahan sebelum Thomas menaiki kereta.
Tuan Sangster memandangi kereta yang mulai melaju meninggalkan stasiun. Ia menghela nafas panjang. Setelah kepulangan Thomas, ia tahu bahwa rumahnya akan kembali terasa sepi.

Selama perjalanan, Thomas hanya duduk terdiam memandangi pemandangan yang terlihat dari jendela kecil kereta. Ia ingin selai tidur, perjalanan ini akan memakan waktu lumayan lama, main ia tidak bisa, suara bising kereta membuatnya terus terjaga. Setelah sekitar 2 jam perjalanan, Thomas sampai di stasiun tujuannya, saat keluar dari kereta, dilihatnya ayah dan ibunya sudah menunggunya di sana. Sambil membetulkan posisi ranselnya yang terasa sedikit berat, ia berjalan cepat menghampiri orang tuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LockedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang