The Same

48 7 0
                                    

Udara dingin berganti menjadi kehangatan. Matahari mulai menyebarkan cahayanya. Hembusan angin lembut membangunkan Thomas dari tidurnya. Ia memicingkan mata. Cahaya matahari begitu menyilaukan.

Pakaian nya sedikit basah karena embun. Thomas menarik nafasnya dalam-dalam. Dadanya masih terasa sesak. Kejadian semalam benar-benar membuatnya terpukul.

Samar-samar, terdengar suara dari kejauhan.

"Thomas....!"

Dengan sedikit berlari, Tuan Sangster menghampiri Thomas.

"Apa yang kau lakukan? Tidur di luar? Apa kau bodoh? "

Tuan Sangster berhenti melanjutkan kata-katanya begitu ia sampai di samping Thomas. Ia tertegun untuk sesaat. Wajah Thomas begitu pucat.

"Oh tidak,"

Ditariknya tangan Thomas.

"Jangan lagi, jangan seperti ini lagi..." Batin Tuan Sangster.

Melihat keadaan Thomas yang seperti ini, mengingatkan Tuan Sangster tentang kejadian bertahun-tahun yang lalu. Ia ingat, Thomas pernah seperti ini sebelumnya, tepatnya saat Newt, kakak Thomas meninggal. Ia ingat bagaimana pucatnya wajah Thomas waktu itu. Luke membawa Thomas ke rumahnya untuk memintanya melakukan sesuatu, apa pun yang bisa membuat Thomas kembali. Thomas masih sangat kecil waktu itu. Dalam beberapa bulan saja, Thomas sudah bisa kembali dan melupakan kejadian itu. Tetapi, saat melihat apa yang terjadi semalam, Tuan Sangster khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Luke sudah menceritakan semuanya tadi. Ia sudah tahu alasan kenapa kalimat mengerikan seperti itu bisa keluar dari mulut Thomas.

Tuan Sangter membuka pintu rumahnya. Mereka berjalan menuju ruang tengah.

"Aku akan membuatkanmu teh. Tunggu di sini,"

Setelah beberapa menit, Ia kembali dengan membawa teh hangat.

"Minumlah,"

Thomas tidak bergeming.

"Thomas..."

Tuan Sangster berjalan menuju kamar Luke dan Ava. Saat ia sampai di depan kamar mereka, samar-samar terdengar suara tangisan dari dalam.
Tuan Sangster menghela nafas. Ia tahu itu suara tangisan Ava.

"Sepertinya Luke sudah memberi tahunya..."

Ava sudah tertidur saat kejadian buruk itu terjadi. Sepertinya ia sangat kelelahan hari itu sehingga suara dari luar tidak membangunkannya.

Tuan Sangster mengetuk pintu kamar pelan. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Luke berdiri di sana, ia terlihat begitu kacau.

"Masuklah...," katanya.

Tuan Sangster berjalan masuk. Dilihatnya Ava yang sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil menangis.


"Ava..." Tuan Sangster mendekati Ava.

"Ava, tenanglah..."

"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Ava sambil berusaha mengatur nafasnya.

Selama beberapa jam, mereka mencoba mencari solusi bersama. Tuan Sangster memberi saran kepada Luke dan Ava untuk pulang dan meninggalkan Thomas bersamanya untuk beberapa minggu. Menurutnya, yang Thomas butuhkan untuk saat ini adalah waktu dan tempat untuk sendiri. Memaksakan padanya untuk kembali seperti sediakala malah akan membuatnya semakin terbebani.
Awalnya Ava tidak setuju dengan hal ini. Namun setelah mendengarkan penjelasan Tuan Sangster, ia akhirnya menyetujui keputusan ini.

LockedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang