Siang itu Bella berjalan tergesa keluar dari gerbang kampusnya, hari ini ia harus kembali melamar pekerjaan untuk menyambung hidup setelah beberapa hari lalu ia pindah ke sebuah flat sederhana namun bersih, ia menyesuaikan kemampuan kantongnya untuk membayar sewa flat itu selama enam bulan kedepan. Dua hari belakangan Bella belum juga beruntung menemukan pekerjaan, Bella bertekat bekerja di sore hari agar pagi sampai siang tetap bisa mengikuti perkuliahaan.
Bella membulatkan tekatnya untuk menyelesaikan kuliah sesuai target meskipun untuk biaya kuliah semester mendatang ia masih harus memikirkan jalan untuk mendapatkan uang agar dirinya mampu membayar biaya kuliah yang sangat mahal, belum lagi biaya hidup yang harus ditanggungnya setiap hari. Beruntung kemarin ia mendapatkan kabar dari sahabat baiknya Cellia, ada sebuah perusahaan besar yang membuka peluang untuk memberikan beasiswa untuk siswa berprestasi, meskipun seleksinya akan sangat ketat tetapi Bella bertekat untuk mengikuti tes penyelisihan yang akan diadakan dalam waktu tiga hari kedepan.
Berulangkali Bella menatap lurus kedepan menunggu angkot yang tak kunjung datang, sudah hampir 15 menit Bella berdiri di tempat itu, sekali lagi ia melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya dan sesaat kemudian ia kembali mengarahkan pandangan ke ujung jalan menunggu kedatangan angkot dan hatinya lega mendapati angkot berwarna merah menuju ke arahnya. 'Ok here we go' ucap Bella dalam hati. Siang itu ia menuju ke daerah Kemang, kemarin Cellia memintanya datang ke sebuah cafe yang kebetulan membutuhkan seorang waitress, Cellia tahu betul kesulitan yang di hadapi Bella saat ini dan sahabat karib Bella itu ingin membantu memecahkan kesulitan Bella, karena Bella selama ini menolak secara halus semua penawaran Cellia untuk membantu keuanganya. Tempat yang akan di datangi Bella saat ini adalah milik kerabat dekat Cellia dan Bella berharap agar ia bisa diterima bekerja disana.
Tanpa sepengatahuan Bella, Cellia menggunakan koneksinya untuk memuluskan semua usaha Bella demi membantu Bella mendapatkan pekerjaan. Cellia meminta sepupunya Edgar yang menjadi pemilik tempat itu agar menerima Bella bekerja ditempat itu.
"Sore mbak" sapa Bella ramah kepada seorang wanita muda di cafe itu. "Saya mau bertemu dengan pak Edgar. Emmm saya Isabella "lanjut Bella dengan senyuman ramah di bibirnya.
"Tunggu sebentar, saya telepon dulu sekertarisnya pak Edgar"ucap wanita itu, Bella menganggukkan kepala lalu gadis muda itu meninggalkan Bella menuju meja dekat kasir dan berbicara dengan seseorang melalui telephon.
Tak berapa lama wanita muda itu berjalan ke arah Bella "mari saya antarkan keruangan pak Edgar" ajak wanita muda itu dengan ramah. Bella menggangguk dan mengikuti langkah wanita di depannya menuju lantai atas cafe. Sesampainya di lantai atas cafe itu Bella disambut seorang wanita dengan pakaian formal kantoran dengan menjukkan senyum manis ia menyapanya "Ms Isabella ya? silahkan langsung masuk saja, Pak Edgar sudah menunggu anda".
"Terimakasih............" balas Bella sambil mengikuti wanita itu menuju pintu kayu di depannya. Wanita muda itu kemudian mengetuk pintu di depannya dan membuka pintu itu lalu mempersilahkan Bella masuk. Bella mengangguk sambil berjalan kedalam ruangan itu.
Di depannya Bella melihat dua orang pria yang sedang berbagi tawa dengan obrolan mereka. Seorang pria duduk di balik meja menghadap Bella dan seorang pria lagi duduk membelakangi Bella. Begitu menyadari ada seorang gadis masuk kedalam ruanganya, Edgar menghentikan tawanya lalu menengadah menatap lurus ke arah Bella dan Bella sedikit gugup mendapatkan tatapan dari pria di depannya yang ia duga sebagai boss pemilik tempat itu.
Pria itu berdiri kemudian menyapa Bella "Isabella ya?"
Bella mengangguk "Iya saya Bella, saya kawanya Cellia"jawab Bella. Pria di depannya mempersilahkan Bella duduk di sofa dekat mejanya.
"Man, tunggu sebentar ya. Aku urus kerjaan sebentar. Loe disini aja, gue hanya sebentar. Dia sahabat sepupu gue"ucap Edgar sambil mengedikkan bahunya kearah sofa dimana Bella duduk dengan menundukkan wajahnya.
Pria di depan Edgar menoleh kearah pandangan Edgar dan mendapati sosok gadis muda dengan kulit putih dan rambut panjang coklat yang bergelombang. 'wait..............sepertinya aku pernah melihat gadis ini, dimana ya' gumam pria itu membatin. 'Ah ya....... itu kan cewek yang tempo hari menabrakku di sekolah musik saat aku jemput Ann' ucapnya dalam hati dengan mengangguk-anggukan kepala. 'Ngapain dia disini?' tanyanya dalam hati dengan mengernyitkan dahi, 'ah apa peduliku'lanjutnya tak acuh lalu mengarahkan pandangan ke tempat lain.
"Cellia bilang kau butuh pekerjaan? kebetulan ada seorang pegawai yang baru saja resign. Saya memerlukan tenaga pengganti secepatnya. Kamu kapan bisa mulai bekerja?" Edgar mengucapkan kalimatnya dengan lancar, karena sebelumnya sepupunya Cellia sudah memohon padanya agar Bella dapat diterima kerja di tempat itu tanpa memberikan intervew yang menyulitkan Bella. Dan alih - alih memberikan intervew, Edgar langsung menerima Bella menjadi pegawainya.
"Saya bisa mulai kerja kapan saja pak" jawab Bella dengan binar bahagia.
"Kalau begitu kau mulai kerja sore ini ya. Dan sepertinya shift kerja kamu akan selamanya sore hari, Cellia bilang kau kuliah pagi sampai siang kan?" lanjut Edgar yang di angguki oleh Bella.
"Iya........... saya kuliah pagi hingga siang hari" jawab Bella penuh rasa syukur di hatinya karena mendapatkan pekerjaan untuk menopang hidup.
"Ok Santi akan membantumu mengurus semua keperluanmu disini " lanjut Edgar, namun kemudian pria itu melihat wajah Bella yang nampak bengong, ah Edgar lupa menerangkan seusatu "Eh sekretarisku Santi akan mengantarmu kebagian HRD dan mereka akan menerangkan beberapa hal sebelum kamu mulai bekerja" ucap Edgar ramah.
Bella tak henti bersyukur dalam hati sambil keluar dari ruangan Edgar yang menjadi pemilik tempat itu. 'Masih muda dan baik, orangnya ramah. Eh tunggu.......... sepertinya aku pernah melihat pria yang tadi diruangan pak Edgar, but apa perduliku....... ah thanks God aku mendapatkan pekerjaan ini' ucap Bella dalam hati.
Malam itu Cello Cafe ramai pengunjung karena tempat itu di booking untuk reuni. Edgar menyediakan tempat itu untuk reuni dengan teman seangkatan waktu kuliah dulu. Nampak banyak pria dan wanita berumur 24 or 25 tahun memadati tempat itu. Bella sedikit gugup namun tidak mengurangi kesigapanya belajar banyak hal dari para seniornya hingga akhir shift. Jam 12 malam dan shift Bella baru saja berakir, betisnya sudah pegal semua dan ia berjalan sedikit tertatih keluar dari tempat itu sambil merogoh tas selempang yang dibawanya untuk mengambil ponselnya, tubuhnya sangat letih karena dari pagi belum beristirahat, ditambah malam pertama bekerja dengan ratusan pengunjung yang menyesaki Cello. Baru saja sampai di lapangan parkir tubuh Bella limbung karena kelelahan yang menderanya. Tubuh mungilnya di sambar oleh lelaki yang berada di dekatnya sebelum ambruk ke tanah. Dengan sigap pria itu membopong Bella masuk kedalam Rangerover putih miliknya dan pria itu langsung melajukan mobilnya membelah jalanan malam yang sepi menuju rumah sakit di daerah Darmawangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfection with Perfection
General FictionElyas Weiland Ganteng, sukses memimpin perusahaan miliknya dikelilingi banyak perempuan cantik tapi tak satupun dari sekian banyak wanita itu yang di cintainya. Isabella Angel Wesley Gadis cantik umur 18 tahun, sangat patuh dan masih sangat po...