IwP 4 : Damn hot guy

373 8 0
                                    


Gadis di depannya masih terlelap dengan wajah pucat, dan pria itu sekali lagi menghela nafasnya dengan kasar merasakan frustasi yang menggelayutinya karena mencemaskan gadis di datas ranjang rumah sakit yang tak kunjung siuman dari pingsanya. 

"Hey tenanglah, gadis ini tidak apapa. Tunggu sebentar lagi dia pasti siuman " ucap dokter Reno menenangkan sahabatnya yang nampak gelisah itu dengan seulas senyum menghiasi wajahnya. "Aku akan ke ruanganku sebentar, mau kubawakan kopi?"tanya Reno pada pria itu yang langsung disetujui dengan anggukan. "Thanks Reno" ucapnya pada dokter muda itu. Reno kemudian menepuk bahu pria itu dan meninggalkanya menuju ruang kerjanya.

Pria itu kembali menarik kursi dan duduk di samping ranjang pasien lalu mengamati gadis di depannya "ayolah its almost 3 hours, wake up"gumamnya. Merasa lelah pria itu memejamkan matanya sambi menyenderkan tubuh besarnya di sandaran kursi.

"Hmmmm" gumam Bella merasakan tenggorokanya yang sangat kering. Perlahan gadis itu membuka matanya dan mengerjab beberapa kali sebelum akirnya ia sepenuhnya membuka mata. Pandanganya mengitari ruangan yang seluruhnya bercat putih dengan menampakkan kebingungan di matanya.

"Hey bangun juga kamu, kirain nggak akan bangun lagi" ucap pria itu mengagetkan Bella yang baru menyadari ada seorang pria di sebelah ranjang itu.

"Ini dimana?"tanya gadis itu balik bertanya. 

"Kamu dirumah sakit, tadi kamu pingsan" jawab pria itu. Ia merasakan lega karena gadis itu akirnya tersadar dari pingsanya namun ia menyembunyikan perasaan itu dengan baik sehingga gadis di depanya hanya melihat ekpresi datar pria di depannya.

" Apakah om yang membawaku kesini? emmm terimakasih sudah menolongku"ucap Bella dengan tulus, pria di depannya nampak jengkel memandang gadis itu.

"Om om................... keponakanku jauh lebih cantik dan lucu daripada kamu, and i am not your uncle" hardik pria itu kesal.

"Sorry om, eh kamu kan abangnya kak Ann ya?"ucap gadis itu dengan pandangan mata membulat kearah pria di depanya. Pria itu mengangguk sambut memutar bola matanya.

"Bella "ucap gadis itu sambil menyodorkan tanganya untuk memperkenalkan diri. 

"Ely Weiland " sahut pria itu sambit menyambut uluran tangan Bella.

 Detik kemudian Bella menggelengkan kepala merasakan pusing yang kembali menderanya dan Ely dengan cepat merengkuh bahu gadis itu lalu membantunya berbaring dengan menaruh sebuah bantar agar Bella bisa menyandar. "Ini minum dulu" ucap Ely sambil menyodorkan segelar air mineral dan membantu Bella menegakkan badan lalu Bella mengangguk dan menenggak air dalam gelas hingga tandas.

"Terimakasih" ucap Bella sambil tersenyum dan menyenderkan kembali badanya diatas bantal. 

"Aku panggilkan Reno, maksudku dokter yang merawat kamu"ucap Ely, kemudian pria itu berdiri, namun sebelum Ely beranjak dari ruangan itu Reno sudah datang dengan membawa segelas kopi di tanganya. "Eh sudah bangun rupanya, apa kamu merasa pusing?"tanya dokter itu sambil memeriksa kondisi Bella. Gadis itu mengangguk lalu menggeleng yang membuat Reno tersenyum.

"Tadi saya merasa sedikit pusing tapi sekarang sudah lebih baik" jawab Bella. "Apa saya sudah boleh pulang?"tanya Bella pada Reno, ia tidak mau berlama-lama dirumah sakit itu.

Reno tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Bella "kamu baru saja siuman, tunggu sampai keadaanmu benar- benar pulih beberapa jam kedepan, lagipula ini masih jam 3 pagi" jawab Reno. "Sebaiknya kamu menghubungi keluarga kamu, pasti mereka mencemaskan kamu sampai jam segini kamu belum pulang kerumah" lanjut Reno, kemudian dokter itu menuntaskan pemeriksaanya pada Bella lalu berpamitan pada gadis itu dan Ely.

Imperfection with PerfectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang