Chapter 5

14 1 0
                                    

Salam Perpisahan


Kami pun mulai menyusuri jalan setapak yang dikelilingi rumput dan tanaman yang indah. "Udaranya segar, dan tamannya sangat indah!" kataku bersemangat.


"Apa kau tidak tahu ada sebuah taman dibelakang rumahmu?" tanya Peter heran.


"Oh selama ini aku tinggal di London, rumah ini hanya villaku yang disewakan, aku tak pernah kemari sebelum ini, tapi aku sempat melihat taman ini dari jendela kamarku, namun tak begitu indah karena aku hanya melihat dari jauh." jawabku.


"Oh.. pantas saja. Baiklah, mari kita berkeliling sepuasnya. Sebelum aku ke kamarmu, aku sempat melihat-lihat taman ini. Akan kutunjukan sesuatu yang hebat." ujar Peter.


Kami berkeliling menyusuri seluruh pekarangan, sesekali duduk dibangku taman untuk beristirahat. "Tutup matamu." ujar Peter tiba-tiba.


"Memangnya kenapa?"


"Tutup saja." katanya. Aku mengangguk dan menutup mataku.


"Sudah." kataku.


"Baik, ikuti aku. Jalan pelan-pelan saja." ujarnya menuntunku. Aku mengikuti ke mana dia menuntunku tanpa bertanya.


"Buka matamu perlahan." katanya setelah kami berhenti. Aku menurutinya, perlahan kubuka mataku. Awalnya sulit, karena silau oleh cahaya matahari sore.


"Peter... ini.... Indah!" teriakku girang.


"Sudah kuduga kau akan menyukainya." dia mengelus kepalaku. Kurasakan wajahku kembali memanas, cepat-cepat aku menolehkan wajah pada pemandangan di depan.


Kami menyusuri taman Bungan ini. Kami berbincang tentang banyak hal, dan bersenda gurau, sesekali Peter melepas tanganku dan membiarkan aku untuk jalan sendiri tanpa dituntun.


Untuk pertama aku terjatuh, yang kedua dan seterusnya aku mulai terbiasa berjalan sendiri. Aku benar-benar merasa kembali menjadi balita yang baru saja belajar berjalan.


Hari semakin sore, Peter mengantarku ke dalam dan dia pamit pulang. Malamnya aku merasa heran, kenapa aku tidak merasa lelah? Aku malah merasa segar dan bersemangat, karena terlalu bersemangat aku merasa tak bisa tidur, aku berguling-guling dikasur.


"Anna kenapa belum tidur?" suara orang yang sangat kurindukan terdengar. Dengan cepat aku memalingkan wajahku kea rah suara itu.


"Mommy!!" seruku gembira. Aku bangkit dan hendak beranjak dari kasur.


"Tidak usah bangun sayang.." Mommy berjalan tergesa ke arahku.


"Tidak apa-apa Mom." aku duduk di pinggir ranjang.


"Ini sudah malam sayang, kenapa belum tidur?" Mommy yang sudah duduk di sebelahku mengelus rambutku lembut.

Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang