Part 4

346 3 0
                                    

“Jika cinta yang kamu miliki begitu dalam. Maka suatu saat Tuhan pasti akan menguji cinta itu cepat ataupun lambat. Tetap menggenggam atau melepas hanya waktu dan kamu sendiri yang bisa menjawabnya”

Pagi ini sangat berbeda dengan pagi-pagi biasanya. Karena hari ini adalah suatu hari yang sangat tak diharapkan oleh Cia. Kalau bisa memilih, ia tak menginginkan hari ini tiba. Tapi apa boleh buat cepat atau lambat hari ini akan datang.

Pagi ini dengan terpaksa dan tak ikhlas ia sudah harus berada di bandara Soekarno-Hatta untuk mengantar kepergian kekasihnya, Gio. Beberapa hari yang lalu Gio mengatakan padanya bahwa ia memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Amerika selama dua tahun kedepan. Itu semua ia lakukan demi mewujudkan permintaan kedua orangtuanya.

Padahal hubungan keduanya baru saja berjalan selama sebulan terakhir dan kini belum apa-apa hubungan mereka akan diuji dengan yang namanya, Long Distance Relationship. Sungguh miris bukan? Tapi itu semua sudah menjadi keputusan bulat dari Gio.
'Apa kita sanggup melewatinya? Apa waktu akan segera mempertemukan kita kembali? Jika tidak apa yang harus kulakukan?' jerit Cia dalam hati. Hati siapa yang tak merasakan kesedihan ketika mendengar berita mendadak seperti ini.

"Jaga diri kamu baik-baik ya. Jangan pernah berpaling dari kakak. Kakak janji pasti akan kembali secepatnya."

"Tapi kak, Cia gak bisa jauh dari kakak. Cia gak bisa kak." ucap Cia sambil sesenggukan.

"You can do that, dear. Kakak akan selalu ada didekat kamu. Trust me." balas Gio sambil mengelus puncak kepala Cia dengan rasa sayang. "You must keep yourself, dear. Ok!" lanjut Gio dengan suara lembut sambil mencium kening Cia. Ia juga mengusap air mata kekasihnya itu sambil tetap memberikan senyuman manisnya. "Jangan nangis ya, sayang. Aku pergi cuma sementara."

Sejujurnya Gio juga merasakan hal yang sama. Ia juga tak ingin berpisah dengan Cia. Namun ia mencoba kuat dan tetap terlihat lebih tegar dihadapan Cia. Ini semua sudah menjadi keputusan bulatnya saat ini. Dia harus bisa membuat Cia merelakan keputusannya dengan ikhlas tanpa beban. Ia ingin Cia tetap bisa bahagia walau ia tak bisa berada didekatnya. 'Maafkan aku, sayang. Sejujurnya air matamu sangat membuatku rapuh. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan kembali untukmu'

"Kakak punya sesuatu untuk kamu." ucap Gio sambil merogoh saku celananya dan mengeluarkan suatu benda. Kemudian ia mendekatkan tubuhnya pada Cia dan mengenakan benda itu di leher gadisnya.

"The star?" tanya Cia saat mengetahui apa yang diberikan Gio untuknya. Ia menggenggam liontin cantik yang berbentuk bintang itu. “Kenapa bintang kak?”

"Why am i give you the star necklace? Do you want to know about my reasons?" tanya Gio dan membuat Cia mengangguk-anggukkan kepalanya berulang kali.

"Yes, I want to know. Becuase I don't know your reasons."

"Because your eyes like the star for me and you're my everything. I promise, I’ll come back as soon as possible, dear. So, don't cry again. I don't want to my star covered in tears." ucap Gio lembut dan kembali menghapus air mata Cia.

"But, you must promise with me! Don't look at other girls, promise? Mata teduh itu hanya untukku ya, kak." pintanya dengan posesif sambil menatap dalam kedua mata Gio dan mengulurkan jari kelingkingnya.

"Ha ha ha. Of course. I'll always promise with you, dear." balas Gio mantap lalu mengaitkan jari kelingkingnya. Ia lalu merengkuh kembali Cia kedalam pelukan hangatnya untuk menenangkan gemuruh hatinya. 'Tuhan, tolong sampaikan rasa rinduku selalu untuknya saat ia jauh dariku. Agar rasa rinduku bisa membawaku segera kembali mendekapnya lagi' lanjutnya didalam hatinya.

"I'll miss you, kak."

"I'll miss you too, dear."

"I love you."

"I love you too, my Cia. Trust me, I'm really love you."

"Cia bakal kangen banget sama kakak." Ujarnya sambil mengeratkan pelukannya kepada Gio.

Gio tersenyum mendengarnya. "Kakak juga pasti akan lebih kangen sama kamu."

“Beneran?”

“Iya sayangku.”

"Cepat pulang, kak. Jangan betah-betah disana." pintanya sekali lagi dengan lirih.

“Kok gitu?”

“Biarin.”

"Ha ha ha. Iya sayang. Tenang aja." janji Gio sambil menganggukan kepalanya. 'Tolong kuatkan aku Tuhan. Aku percaya pada-Mu bahwa Engkau akan selalu menjaga bintangku saat aku tak bisa berada disisinya'


My Love (Myve Story Daytronver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang