Part 3

331 5 0
                                    

“Bahagiaku adalah saat aku bisa menjadi satu-satunya alasan mengapa kebahagiaan terpancar diwajahmu. Sebab hanya saat itulah aku tahu bahwa aku berarti, untukmu”

Suara Bell sudah terdengar berdering yang menandakan bahwa jam istirahat telah tiba. Semua murid segera bergegas berlarian keluar kelas. Akan tetapi berbeda dengan Cia yang tidak berniat bangkit dari bangkunya. Ia justru tetap memilih berada didalam kelas dengan buku pelajaran yang ada dipegangannya. Walau buku tersebut sebenarnya telah membuatnya pusing dan merasa lelah.

"I can't find the answer. It's so difficult." Keluhnya. Ia kembali mencoba menghitung ulang dengan mengotak-atik rumus yang ada. Sesekali ia mengacak rambutnya sendiri dengan gemas karena tak berhasil menemukan jawaban. Ia sangat serius mengotak-atik rumus sampai tak menyadari bahwa seorang pemuda yang sangat dikenalnya telah duduk manis dihadapannya. Pemuda itu bahkan menggeleng-gelengkan kepalanya dan dengan gemas menarik hidung Cia.

"Argh." rintih Cia sambil memegang hidungnya. Ia langsung mengerucutkan bibirnya setelah mengetahui siapa seseorang yang berulah. "Sakit tau!" keluhnya lagi sambil memukul tangan pemuda itu, kesal.

"Ha ha ha." gelak tawa pemuda itu keluar begitu saja saat melihat ekspresi gadisnya. "Sibuk apa sih, cantik?" tanyanya.

"Ini. Cia gak bisa mengerjakan tugas kimia ini, kak. Susah banget." Ujarnya yang membuat Gio tersenyum.

"Don't worry. I’ll help you." balas Gio dengan santai. Gio langsung merebut pena yang di pegang Cia dan mulai mengerjakan tugas kimia miliknya sambil bersenandung kecil. Sedangkan Cia langsung menopang kedua tangannya diatas meja sambil memandangi Gio penuh kagum. Ia sangat menyukai saat dimana Gio terlihat sangat serius. Karena itu akan menambah ketampanannya. 'Suatu hal yang membuat hatiku merasa nyaman adalah saat aku bisa menatap mata teduhmu' ucapnya dalam hati.

"Nih udah.”

“Ha? Cepet banget kak?” ujar Cia sambil melongo lebar sambil spontan bertepuk tangan saat melihat kekasihnya berhasil mengerjakan tugasnya dengan cepat.

"Wah, amazing!"

“Gak usah lebar-lebar melongonya. Ntar tuh nyamuk-nyamuk pada berebutan mau masuk.” ledek Gio geli sambil tertawa terbahak-bahak karena tingkah kekasihnya.

“Woo, enak aja.” Ia menyenggol bahu kekasihnya.

"Gampang gini jangan di buat pusing." ledek Gio lagi sambil mengacak-acak rambut Cia.

"Huh...ini susah banget, kak." jawabnya dengan nada manja sambil mengembungkan kedua pipinya. Sikap Cia seperti inilah yang membuat Cia sangat imut dimata Gio.

"Dasar, this is so easy. Easy."

“Kayak iklan sabun aja kak ha ha ha. Easy. By the way, thank you, kak."

"You're welcome, dear."

"Kak, mata kakak itu kok teduh banget sih. Buat tenang waktu ngeliatnya." jujurnya dengan polos.

"Itu karena mata yang kakak miliki tengah memancarkan sinar cinta untukmu, saying." godanya dengan senyum manisnya.

"Gombal."

"Serius tau. Kan, aku trseno karo koe."

"Gombalnya gak mempan, kak." balasnya sambil menjulurkan lidahnya untuk menutupi dirinya yang tengah tersipu malu.

"Cie, ada yang malu. I love you."

"I love you too, kak."

"Ha ha ha. Ok, next time I’ll give you the private course." Ujar Gio sambil menepuk pelan kepala Cia dengan pena yang dipegangnya.

"Promise?" pinta Cia sambil mengulurkan jari kelingkingnya, seperti biasa.

"Of course." Ia mengangguk seraya menautkan jari kelingkingnya. "Udah, masukin kedalam tas nih." lanjutnya sambil menyodorkan buku serta pena tersebut.

"Oke." ujar Cia dengan semangat. Setelah itu ia kembali menatap Gio dengan penuh kagum dan seperti biasanya ia langsung menusukkan kedua jemari telunjuknya di lesung pipi Gio. "Gemes banget." celotehnya lagi.

"Lebay." balas Gio dengan tawa lebar sambil menyentil hidung Cia pelan.

"Aih. Kakak mah."

"Manjanya. By the way. Don't forget! I can do it because I’m the most handsome in the world." ucap Gio penuh percaya diri sambil memainkan kerah kemejanya.

"Yey, gak nyambung."

"Ha ha ha. I want to take pictures with you." ajak Gio dan langsung disetujui oleh Cia. "Ayo. Ayo."

Keduanya langsung berpose dengan banyak gaya didepan kamera. Bahkan Cia dan Gio sampai tertawa geli melihat hasil beberapa jepretan mereka. Gio segera mengupload salah satu foto mereka berdua ke instagramnya.

Tak lama satu persatu notification mulai bermunculan. Dengan kepo Cia langsung mendekat kearah Gio untuk ikut membacanya. Ia bahkan sampai tertawa geli saat melihat komentar dari kedua kakaknya itu.

"Ha ha ha. Udah yuk, Let's go to canteen, dear." ajak Gio sambil menggandeng tangan Cia melangkah keluar kelas.

"Ih, itu belum komentar para fans kakak. Pasti nanti bisa ribuan komentar." protes Cia.

"Cie. Cemburu nih ye. Udah, biarin aja. Namanya juga orang ganteng." balas Gio santai.

"Wow, pede. Nih rasain." ledek Cia sambil mencubit perut Gio dan berlari kabur meninggalkannya.

"CIA! Awas ya kamu." teriak Gio. Ia menggelengkan kepalanya sambil tertawa geli melihat kelakuan gadisnya itu. Senyuman manis semakin terpancar jelas diwajah keduanya. Kebahagiaan seakan tengah berpihak penuh pada mereka.


My Love (Myve Story Daytronver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang