FIVE: Goodbye My Summer

78 15 1
                                    

1
Five years ago,
St. Mary's medical center..

Disini begitu gelap.

Kulitku mati rasa.

Ada apa ini?

Apakah aku sudah mati?

Aku tak bisa melihat apapun.

Apakah aku buta?

Dimana Mom dan Dad?

Lalu Jimmy?

Mengapa aku tak bisa bergerak?

Apakah tanganku ini diikat?

Oh, siapapun itu yang mengurungku di dalam ruangan gelap ini..

semua itu sudah tidak lucu lagi, kawan!

Baiklah ini semua membuatku gila.

Emm, mungkin aku harus memakai cara nenek untuk bangun dari mimpi buruk. Aku akan menutup mataku, dan mulai menghitung dari satu sampai sepuluh. Lalu pada hitungan kesepuluh semuanya akan kembali seperti sediakala dan aku akan segera bangun dari dimensi yang kelam ini. Ide bagus!

Baiklah, aku akan memulai hitunganku.

One..
..two..
..three..
..four...
..five...
..six..
..seven...
..eight......
..nine.......
...ten.

Wah, silau sekali! Sepertinya aku berhasil?

Thanks granny.

2
"Jasonn.. Jasoonn!!".

"Ia sadar! Ia telah sadar! Dokter dia telah sadar!".

"Oh, thanks god!".

Aku mengerjap-ngerjapkan pandanganku yang masih sangat kabur.

Aku masih belum memahami situasi ini. Mom memelukku sambil menangis. Dad mengucapkan puji-pujian. Jims dan Paman Irvine hanya menatapku dengan penuh harap. Sementara Bibi Wanda serta sepupuku Jenko berlari-lari kecil masuk kedalam ruangan yang menghangat.

"Aww". Tangan dan kakiku terasa amat ngilu. Aku memandangi tiap sudut ruangan dan baru tersadar kalau ini tidak mirip dengan kamarku.

Catnya mendominasi warna putih dengan sedikit corak biru muda. Bau antibiotik menyeruak dimana-mana membuatku sedikit mual.

Kesimpulanku adalah: aku berada dirumah sakit.

Pertanyaanku adalah: mengapa aku bisa disini?

Mulutku tergerak oleh rasa penasaran itu, "Ada apa ini?".

"Kau koma selama tiga hari, Jas".

Tiga hari? Itu gila! Kupikir aku hanya bermimpi selama tiga jam.

Semua ini masih membingungkanku. Tak ada yang kuingat dari kejadian tiga hari yang lalu. "Mengapa aku bisa koma?".

Mom menjelaskan bahwa, tiga hari yang lalu, ketika aku sedang meluncur dengan skateboard di antara perempatan 17th street dan 18th street sebuah sedan merah menghantamku dengan keras. Mom bilang bukan hanya aku yang menjadi korban. Seorang anak perempuan yang katanya bersepeda dibelakangku juga ikut tertabrak mobil.

Aku segera dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans dengan kondisi pingsan serta tangan dan kakiku yang patah. Sebagian wajahkupun rusak akibat gesekan panas antara kulit dan aspal jalanan. Itu semua membuatku jadi mumi dengan balutan perban dimana-mana termasuk setengah bagian wajahku ini.

New Girl On the BlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang