SIX: I Know You're Trouble

87 15 5
                                    

1
Mom memarahiku. Dr. Aniston juga memperingatkanku. Sementara aku? Tentu saja aku tidak terima.

Kalau bukan karena gadis tolol yang muncul secara tiba-tiba dan menabrakku tadi, aku pasti tidak akan diceramahi habis habisan oleh dua wanita cerewet seperti ini.

"Lain kali jika ingin berjalan-jalan gunakanlah kursi roda". Pesan Dr. Aniston sebelum pergi lima menit tadi.

"Aku tak akan mengizinkanmu main diluar lagi"

"Oh Momm!" Aku mengeluh.

"Tak ada lagi main di luar. Minggu depan kau sudah harus menjalani operasi, Jas"

Sialan. Dasar gadis sialan. Semua ini gara-gara kau tahu!

"Kalau begitu aku tak akan makan apapun jika kau tidak mengizinkanku pergi ke taman". Aku balik menyerang. Sedikit ancaman kecil sebagai benteng pertahanan.

Hey, coba saja kalian pikir. Aku sudah tiga minggu terkurung dalam kamar ini. Aku hanya keluar jika akan menjalani operasi dan latihan berjalan.

Antibiotik adalah temanku. Suntikan adalah penenangku. Alat infus adalah energiku.

Bisa bayangkan, kini di dalam tubuhku bersarang berbagai macam obat obat aneh. Dan aku mulai pusing menampungnya. Aku butuh oksigen. Aku butuh udara segar. Jendela yang Mom buka setiap hari tidaklah cukup untuk menjadi persediaan udara segar dalam paru-paruku ini. Paru-paruku juga butuh makan!

Kutatap Mom lurus lurus. Puppy eyes husky ala Jason Sullivan.

"Oke, oke baiklah. Tapi kau harus berjanji satu hal padaku". Aku begitu mudah membuat Mom percaya.

Hmm, janji? Ah, itu tak menjadi halangan bagiku.

2
Pukul delapan Mom mengantarku menggunakan kursi roda ke taman setelah perban perbanku diganti pagi ini.

"Baiklah aku akan meninggalkan mu sekarang. Jika kau ingin kembali mintalah suster untuk menolongmu. Ingat, kau hanya boleh limabelas menit berada di disini. Jika kau terlambat maka aku akan menghampirimu dan tak akan membiarkanmu lagi berlama-lama ditaman". Mom berkhotbah pagi sebelum meninggalkanku. Ia terlalu overprotective, kurasa.

"I'll be alright, Mom. Jangan terlalu khawatir"

Spot yang Mom ambil sangatlah pas. Kerindangan Pohon Ek ditengah taman rumah sakit membuatku lupa dengan rasa ngilu disekujur raga.

Kupasang earphone kedalam lubang telingaku setelah Mom berlalu. Aku memasukannya dengan susah payah, karena kedua tanganku tak bisa terangkat terlalu tinggi.

Earphone telah terpasang. Kutekan tombol play untuk memutar musiknya. Alunan punk-rock mengalun disana. Sebuah karya Blink 182, Dammit, menari-nari ditelingaku.

It's alright
to tell me
what you think
about me
I won't try
to argue
or hold it
against you

Kunaikan volume hingga 80%.

I know that
you're leaving
you must have
your reasons
The season
is calling
and your pictures
are falling down

Kumainkan gitar khayalanku seakan-akan seperti Tom DeLonge. Anggukan kecil menambah sensasi dalam mendengarkan musik energik seperti ini.

The steps that
I retrace
the sad look
on your face
The timing
and structure
did you hear
he fucked her?
A day late
a buck short....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New Girl On the BlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang