Bab 17

43 0 0
                                    

“Jangan ada yang bergerak. Kalau tidak akan kutembak wanita ini”, ancaman Jarot kepada mereka yang baru saja masuk, dan sedikit agak tergugah atas kehadiran sepupunya, sang komandan PIN.

“Mundur kalian semua…”, bentak Jarot dengan memegang lengan kanan Roselina sambil mencoba bergerak ke luar ruangan. Rogan pun ikut mengambil kesempatan sambil menodongkan senjata magazine ke arah mereka.

“E-Man…! Bangunlah…”, teriak Roselina menyadarkan E-Man dari pingsannya di saat dia ditarik Jarot melewati E-Man yang sedang tergeletak.

“E-Man…! Dia sudah mati. Hehehe…”, sambung Jarot sambil menginjak perut E-Man yang terluka bakar. “Hmmm, manusia yang satu ini koq tidak hancur tubuhnya kena bazooka, ya…”, gumamnya dalam hati dengan sedikit penasaran.

Ricky agak tergugah mendengar panggilan Roselina menyebut nama E-Man. Tampaknya dia cemburu.

Saat Jarot hendak memindahkan injakan kakinya dari tubuh E-Man, E-Man telah tersadar dan langsung menangkap kakinya, serta melemparkannya ke arah jendela. Pegangan Jarot pun terlepas dari lengan Roselina, dan pistolnya pun ikut terjatuh.

“Hiiaaat….!!!”

“Akhhh…!”

“Gubraak….!”

“Arggghhh…sakit…”, Jarot terlempar ke dinding dekat jendela dan pingsan serta tak sadarkan diri.

Melihat kejadian tersebut benar-benar tersentak kaget dan Rogan pun mencoba menembak E-Man, namun sungguh di luar dugaan.

“Hiaaat….”, E-Man langsung bangkit dengan melayang dan menendang ke arah Rogan.

“Dughh…!”

“Akhh…”, Rogan terlempar ke dan tubuh Roselina pun ikut tertarik tangan Rogan sehingga ke duanya terlempar bersamaan ke luar dari jendela.

Orang-orang yang dalam pun terkejut, termasuk E-Man dan Ricky. E-Man segera menolong keduanya.

Di saat Jarot terlempar, Janus sudah siuman dan dia mencoba menghalangi E-Man dan bersiap-siap menembak E-Man, namun Kolonel Yanto mengacungkan pistolnya untuk menghalangi tindakan Janus.

“Dor…dor…!”

“Akhh…”, Janus tertembak jatuh dan nyawanya pun melayang, serta kepalanya bersimbah darah akibat tembakan Janus, sedangkan yang lainnya terlambat menembak.

Komandan KOPASUS memerintahkan anak buahnya menangkap para anggota teroris dan sebagian mengeluarkan para sandera.

Sementara E-Man sudah ke luar dari jendela hotel dan berhasil menyelamatkan Roselina, sedangkan naas bagi Rogan. Dia tidak sempat diselamatkan sehingga jatuh begitu keras membentur ruas jalan dekat pintu masuk hotel.

“Gedebuk…!”

“Ahhkkkhh…”, tubuhnya remuk dan nyawanya pun hilang.

Para pasukan yang masih tersisa di luar hotel pun langsung mendekati mayat yang tergeletak, Christine dan yang orang-orang sipil dan pers pun tak mau ketinggalan. Mereka pun berlari ke arah mayat tersebut.

Salah satu anggota PIN membuka topeng atau kedok yang dipakai Rogan, dan para pers mengabadikan gambar wajah mayat tersebut. Sementara Christine terkejut setengah mati dan merasa tidak percaya setelah melihat wajah Rogan, yang ternyata adalah kekasihnya.

“Tidak…! Dia bukan Rogan…”, mata Christine berkaca-kaca seakan-akan tidak percaya, sama halnya dengan ayah Christine.

Di waktu yang sama E-Man malah membawa Roselina terbang ke langit sambil memeluk bagian belakangnya, dan melesat hingga melewati awan-awan. Roselina terkagum-kagum dan merasa bahagia karena E-Man membawanya terbang dalam pelukan E-Man. Ia ingin selamanya dalam pelukan E-Man.

Electric-ManWhere stories live. Discover now