Satu

7.8K 246 3
                                    

Ify berjalan tergesa di koridor sekolahnnya dan perlahan langkahnya mulai memelan seiring dia melihat koridor mulai sepi. Dirinya tahu pasti sekarang sudah telat , dengan hati-hati ia mulai kembali berjalan kearah kelasnya namun langkahnya kembali terhenti ketika ada sebuah lengan menahan langkahnya , keringat dingin mulai membasahi pelipisnya dan dengan hati-hati Ify membalikan tubuhnya dan melihat siapa yang menahan langkahnya.
"Kak...Sonya bikin kaget aja." Ucap Ify seraya mengusap-usap dadanya , Kak Sonya adalah ketua dari eskul PMR yang Ify ikuti dan bila ada siswa atau siswi yang sedang sakit maka ia akan segera memanggil tim PMR untuk menangani orang yang sedang sakit. Kak Sonya hanya tersenyum geli ketika melihat keringat dingin membasahi keningnya.
"Sampe segitunya kamu kaget." Kekehnya sedangkan Ify hanya memanyunkak saja bibirnya
"Ada apa sih kak?." Tanya Ify dan kemudian kak Sonya langsung menarik lengan Ify
"Di UKS ada yang sakit dan kebetulan ketemu kamu disini jadi aku minta tolong yah kamu tangani dia." Jelasnya kemudian Ify mengangguk patuh
"Kamu telat Fy?." Tanya kak Sonya dan Ify hanya bisa meringis saja
"Yaudah nanti aku bilangin guru dikelas kamu , kamu telat karna nanganin anak kelas 11 yang sakit. Okee." Ujar kak Sonya dan seketika wajah Ify mendadak cerah
"Wahh makasih banget lo kak haha , yaudah kalo gitu aku ke UKS yah bye." Ify mulai melangkahkan kakinya ke arah UKS
"Hati-hati ya...Fy."Ucapnya tertahan dan Ify hanya mengacungkan jempolnya.
- - -
Perlahan Ify membuka pintu UKS dengan hati-hati dan seketika tubuhnya menegang ketika melihat siapa yang terbaring disana. Dia..Rio anak yang selalu melanggar peraturan disekolah ini dan orang yang paling di takuti di seantero sekolah ini. Dengan hati-hati Ify mendekatinya
"Ehm yang mana yang sakit?". Tanya Ify dengan hati-hati
"Lo ga liat hah? Di sinii bego! Masa anak PMR bego sih? Kalo lo bego nanti gimana lo bisa jadi dokter." Ucapnya dengan mata yang terpejam , Ify merutuki ucapannya dan kemudian mulai menyiapkan semua peralatan yang dibutukan . Perlahan Ify menuangkan obat merah di atas luka nya
"Pelan-pelan! Lo bego banget sih." Marah Rio dan kemudian mulai membuka matanya , ia terpaku ketika melihat wajah Ify yang kelihatan ketakutan karnanya dan entah ketika melihat wajah itu ada sebuah ketertarikan dirinya pada wajah gadis itu.
"Ma..maaf." Ucap Ify tergagap dan mulai mengambil kapasnya kembali
"Lo takut sama gue.?" Tanya Rio dengan santai
"Tenang gue bukan tipe cowok yang suka makan orang." Ucapnya terkekeh
"Gue baru lihat lo , lo anak baru di PMR?". Tanya nya bertubi-tubi
"Eng..enggak gue bukan anak baru kok gue cuma baru dapat tugas aja." Jawabnya dan Rio hanya menganggukan kepalanya
"Lo anak kelas berapa sih? Gak pernah liat wajah lo deh gue." Gumam Rio tak jelas
"11 IPA." Jawab Ify
"Anak IPA? Pantesan sih anak IPA kan rata-rata kutu buku semua terus cupu-cupu juga. Eh lo tapi kok ga cupu yah" Ify hanya diam dan mendengarkan saja apa yang diucapkan oleh pemuda ini. Dengan telaten Ify membersihkan luka itu dan kemudian mulai membereskan barang-barang nya ke tempat semula.
"Lah udah selesai?." Tanya Rio bingung ketika melihat gadis itu mulai membereskan barang-barangnya.
"Udah , masih sakit?." Tanya Ify
"Lo kalo ngomong irit amat?."
"Abis lo nakutin sih." Jawab Ify enteng dan Rio hanya meringis saja
"Yaudah kalo udah ga ada yang sakit gue balik ke kelas yah , ada ulangan Kimia nih gue." Ucap Ify
"Yaelah selaw mba selaw . Masih sedikit sakit nih lengan gue lo kan anak PMR masa ga perhatian sama yang sakit sih? Harusnya tuh ya..."
"Stop! Kalo emang ngerasa masih ada yang sakit ya lo disini aja nanti juga ada anak PMR lainnya yang jaga disini." Ucap Ify
"Lah kok gitu? Orang gue mau nya elo!." Keukeh Rio
"Yaudah nanti gue balik lagi oke! Bye. Makanya jangan berantem terus." Ucap Ify kemudian meninggalkan Rio disini . Sedangkan Rio hanya bisa menatap punggung Ify yang terlihat menjauh entah ada apa dengan dirinya akankah ia jatuh cinta pada gadis itu? Namun apakah mungkin?.
- - -
Ify merutuki saja dirinya ketika ia melihat soal-soal yang baru saja didapatnya , Ify hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
'Duh kenapa susah banget sih' batinnya , dirinya ingat bahwa semalam ia tidak belajar melainkan membaca novel yang baru saja dibelinya.
- - -
Rio Aveno , nama yang telah lama populer di sekolah ini karna tingkah nya yang selalu membuat orang mengusap dada. Ia masih duduk di ranjang UKS dan belum beranjak sedikit pun dari ruangan ini , masih setia ia menunggu gadis mungil nan cantik itu namun sudah lebih dari 1 jam gadis itu tidak kembali. Entah ketika berdekatan dengannya Rio merasa ada sesuatu yang berbeda di hatinya , ada sebuah getaran yang tak mampu untuk ia tahan. Akankah ia jatuh cinta? Namun mana mungkin bisa? Sedangkan ia saja baru bertemu dengan gadis mungil itu.
Suara decitan pintu membuyarkan lamunannya tadi dan tak lama muncul lah sosok Ify dengan tampang lusuh , Rio menatap gadis itu dengan alis yang terangkat sebelah.
" Muka lo keliatan stres gitu kenapa?." Tanya Rio , Ify hanya mendelik saja seolah tak mendengar
" Anak IPA rata2 budek semua yah gara-gara rumus." Gumamnya , lama-lama telinga Ify terasa panas mendengarnya.
"Duh mau lo itu apa sih?." Tanya Ify galak dan menghentikan tawa pemuda itu.
"Galak amat." Ujarnya
"Tangan gue masih sakit nih. Lo ga bisa apa hilangin rasa sakit ini." Ujar Rio dengan nada yang dibuat-buat dan mendegar itu rasanya Ify ingin sekali muntah di wajah pemuda itu.
"Manja!."

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang