CERPEN - SEBUAH LAGU

3.5K 112 8
                                    

PS : Ini bukan epilog dari Kisah Kita yaa guyss. Ini cerpen. Sebenernya sih gue bingung mau naro dimana ni cerpen wkwkkw. Okelah happy reading yaaa.

- - -
Mengapa sebuah penyesalan itu sangat menyakitkan? Mengikis hati kemudian ia meninggalkan jejak yang begitu dalam untuk dikubur? Andai rasa penyesalan itu tak kan pernah hadir di hidupnya.

Ia teringat ketika dulu ada seorang gadis yang mengejarnya , menunggun cintanya. Menunggu kasih sayangnya namun kini gadis itu tak lagi disini tak lagi bisa menemaninya. Hanya bayangan indah sajalah yang terlihat. Hatinya terluka jauh dari kata sembuh. Ia memejamkan matanya menikmati semilir angin sepoi-sepoi yang menemaninya. Bayangan itu kembali terbang jauh.

"Semua penyesalan gue emang gak ada guna nya." Gumamnya menatap secarik kertas lusuh yang mulai menguning. Terlihat ada tulisan didalamnya.

Sebuah lagu..

Tatap wajah matamu mengalihkan semuanya.
Ku terpikat pada sosok indah mu.

Rio -nama pemuda ini- tersenyum lirih ketika membaca sebagian bait itu. Tulisan itu sungguh dia sangat merindukannya.
- - - - - _ _ _ _ _ - - - - - _ _ _ _ _ _

"Rioooooo." Teriakan menggema dari sudut terdengar sehingga para siswa yang berada di dalam kelas ikut memperhatikan sosok gadis yang sedang tersenyum sumringah ini. Perlahan tanpa ada rasa takut ia melangkahkan kakinya mendekati pemuda yang bernama Rio. Dengan membawa secarik kertas yang didalamnya entah apa itu isi nya.

Sedangkan Rio menatap Ify dengan pandangan datarnya. Sudah sangat bosan ia bertemu dengan gadis yang selalu menganggu suasana hatinya. Sedikit ia memicingkan matanya mencoba membentak gadis itu lewat tatap matanya namun yang Ify lihatkan malah seolah ia tidak takut dengan tatapan itu.
"Ada apa lo kesini?." Tanya nya dingin tanpa melihat wajah ceria dari gadis ini.

"Mau lihat lo." Jawabnya semangat dan mengulurkan secarik kertas untuk di perlihatkan pada Rio. Segera Rio mengambilnya kemudian ia meremas kertas tersebut sehingga kini tak jelas bentuknya. Kemudian ia melemparnya asal.
"Lo tau kertas ini tuh gak penting. Sama kayak lo yang penting di hidup gue." Bisik Rio tajam sehingga membuat jantung Ify berdetak tak karuan. Setelah mengucapkan kata itu akhirnya Rio melangkahkan kakinya meninggalkan Ify yang masih berdiri mematung.

Ify tersenyum miris kemudian mengambil kertas yang tadi diremas kuat oleh Rio. Dada nya sesak. Namun biarlah seperti ini sampai semuanya berakhir dengan penyesalan yang ada. Dia menyimpan kertas tersebut kedalam sakunya.

****

Keringat dingin membasahi wajah yang terlihat pucat ini , napasnya tersenggal akibat kemotrapy yang di laksanakannya beberapa menit yang lalu. Ia memijat pangkal hidungnya yang terasa sakit. Ia tersenyum lirih kemudian setetes air mata mengalir.
"Kak Ify." Panggilan itu menggema di telinganya. Ia menoleh pada Nico -Adik kesayangannya-

"Ya." Nico mendekat kearah kakaknya yang terbaring dengan senyum lemah. Hatinya teriris ketika melihat sang kakak yang dulu selalu enerjik kini hanya bisa terbaring tanpa daya.

"Gue kangen." Kini ia merindukan sosok kakak nya yang dulu. Yang masih bisa menemaninya. Dulu sebelum ada sel kanker yang menetap di tubuh mungil sang kakak. Ify terdenyum lembut kearah adiknya ini.

"Jangan sedih." Ify menghapus bulir-bulir air mata yang mengalir di pelupuk adiknya itu.

"Kak." Nico menahan jemari Ify yang asik menghapus air matanya. Kemudian ia menggenggam nya dan menciumnya cukup lama masih dengan air mata yang berjatuhan.

"Cepet sembuh. Gue butuh lo." Dengan cepat Ify menghapus air mata yang mulai mengalir di mata indah miliknya. Nico memeluk tubuh ringkih Ify. Dulu kakaknya tidak sekecil ini , dulu ia merasakan tubuh kakaknya yang lebih kekar dibanding sekarang. Wajah merah merona yang dulu terlihat menggemaskan kini hanya meninggalkan kulit pucat yang terlihat sangat lemah.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang