Before Story (8)

138 10 0
                                    

Dia...
Dia adalah Andre.
Sontak mereka menatap kaget satu sama lain, semua terasa hening seketika.

"Ka-kak Andre?.." kaget Shareen terbata-bata mengingat kejadian tak mengenakan itu.

"Sh-shareen?, lo pasangan gue malem ini? " bingung Andre sambil menggaruk leher belakangnya.

"Jadi orang yang buat gue lupa akan semua hal menyakitkan malem ini itu adalah orang orang yang sama dengan orang yang memberi rasa sakit itu.." gumam Shareen dalam hati.

Terlihat raut tegang di antara mereka berdua. Mereka terus menatap bingung satu sama lain.

Suara mic MC memotong ketegangan mereka seketika.

"Ok, seruu banget kan penampilannya?!"

"SERUUU!!" Teriak para siswa dengan senang.

Mereka pun memalingkan pandangan mereka menuju arah sang MC.

"Ok, ini saat yang kita tunggu. Gue nunggu banget ini. Sekarang, gue mohon diem semua. Ssttt!" Seru MC kepada para penonton.

Penonton yang awalnya melompat bergembira pun seketika terdiam dan bingung bertanya-tanya apa akan terjadi.

"Ok, gue rasa ini udah cukup tenang"

MC pun mulai melirik ke berbagai arah dengan senyum miring.

"Ok,ok. Dan ya!"

Tikk!

Petikan jari MC membuat semua lampu mati seketika dan hanya menyisakan lilin di meja-meja.

"Uwwooo!" Seru para siswa kagum.

Suasana terlihat indah dengan lampion warna-warni.

"Sekarang lo temuin pasangan lo, rangkul tangannya dan ajak dia menuju meja makan. Karena ini waktunya makan malam!" Seru MC.

Seruan itu pun langsung di respon oleh para siswa. Para siswa bergegas membawa pasangannya ke meja makan. Begitu pula dengan Shareen dan Andre.

Mereka mungkin memang tak seperti yang lain, mereka terjebak di suasana awkward.

Mereka berjalan canggung berdampingan menuju meja makan.

Sesampainya mereka di meja, mereka duduk berhadapan. Dimeja sudah tampak sebuah pasta all'amatriciana dan ravioli di menunggu untuk disantap.

Terdapat rangkaian bunga di setiap meja.

Suasana sangat mendukung tapi keadaaan tidak mendukung. Mereka pun makan dengan canggung. Tak tahan dengan keadaan ini, Shareen pun berdiri dengan tegas hendak meninggalkan Andre.

"Gue pergi dulu. Gue nggak tahan." kata Shareen yang terlihat sangat murung.

Akhirnya pun Shareen pergi ke belakang secret garden.

"Tu-tunggu Shar! Lo m-mau kemana lo?!" Tanya Andre sambil sedikit berteriak.

Andre pun mengejar Shareen yang pergi ke belakang secret garden.

Sampai disana, Andre melihat Shareen di depan danau kecil duduk melipat kakinya kedepan yang sudah tak bersepatu.

Di bawah bintang dan cahaya rembulan Shareen menatap kosong.

Keadaannya terlihat sangat menyedihkan.

Ya, saat itu Shareen sedang menangis bersedu-sedu.

Dia sungguh-sungguh sangat kecewa dengan kejadian pagi tadi. Dia tidak bisA membendung kesedihannya.

The WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang