• six •

982 24 2
                                    

"Where'd you go? I missed you so, seems like its been forever that you've been gone" - Fort Minor










"Dasar bodoh! Kenapa kau membiarkan dirimu begitu lemah dihadapannya?"

"Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa membohongi diriku sediri kalau aku masih menginginkannya"

"Jika aku tahu ini sebelumnya, aku akan membuat lelaki itu menyesal mendekatimu"

"Kumohon jangan, ia lelaki baik. Aku rasa ia sudah berubah"

"Ia meninggalkanmu dan sekarang saat ia kembali kau pikir ia berubah?"

"Yaa, itu yang kupikir"

"Kau memang terlalu polos. Terlalu naif"

"Mungkin aku naif tapi tolong jangan sakiti dia"

"Ya kamu naif. Menganggap hanya karena ia kembali, ia bukanlah orang yang dulu menyakitimu"

"Bagaimana jika ia memang berubah?"

"Kau harus ingat siapa yang membuat kamu terlibat seluruh masalah yang menimpamu"

"Tetapi itu bukan seluruhnya kesalahannya"

"Terserah"

"Demi, kumohon jangan ganggu dia"

"Terlambat, Maddy. Aku sudah ada dihidupnya"

Aku sudah menduga ini akan menjadi perdebatan sengit antara aku dengan Demi. Ia akan selalu menganggap Jonas sebagai lelaki yang tidak pantas mendapatkan siapapun dan aku? Mungkin terlalu naif karena berfikir ia sudah berubah.

Bagaimana jika memang ia sudah berubah?

Drrrt.... Drrrrt....

"Hello?"

"Sudah kubilang akan kuhubungi kan?" suara ketus diseberang sana membuat aku berdecak.

"Kamu mau apa menghubungiku?" ucapku dengan nada sedikit pelan agar Demi tidak tahu.

"Pergi ketaman" jawab singkat Jonas. Ada apa dengan lelaki ini?

"Kamu menghubungiku hanya untuk memberitahuku itu?"

"Aku mau kamu ikut denganku"

"Untuk apa aku ikut denganmu?"

"Untuk mengenang waktu yang pernah kita lalui" ujar Jonas yang sontak membuatku membeku.

Ia masih ingat masa-masa itu?

Aku tidak mengatakan apapun, aku cukup terpaku akan ucapannya. Bagaimana jika ia seperti dulu lagi? Meninggalkanku dan membuat hidupku seakan tidak bermakna lagi.

"Aku tidak akan lupa akan memori tentang kita. Tidak akan" ucap Jonas beberapa saat setelah tidak satu dari kami yang berbicara. Aku masih tidak sanggup untuk mengatakan sepatah katapun.

"Aku akan kerumahmu sekarang" Ujarnya sekali lagi sebelum ia menutup telfonnya.

Apa yang harus aku lakukan? Apa mungkin aku biarkan saja Jonas pergi bersama Demi dan bukan bersamaku? Lagipula Jonas tidak akan bisa membedakan kami berdua.

Disaat aku masih dilanda dilemma antara pergi dengannya atau biarkan Demi yang pergi, aku mendengar bel dipintu rumahku. Sontak saja aku yang masih memakai tshirt putih dan panties langsung menuju kamar pakaianku dan dengan segera mengambil tank abu dengan jaket abuku, ripped jeans hitam, converse berwarna hitam dan tas selempang kecil berwarna coklat.

Some Kind of Love [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang