"Tapi sampai kapan?" Tanyaku
"Sampai kamu sadar dimana letak kesalahan kamu selama ini" jawabnya
"Bal kadang suatu perbuatan baik yang kita lakukan malah tidak baik untuk diri kita dan membuat salah satu dari kita merasa tersakiti"
"Sekarang kamu keluar bal aku mau sendiri" lanjutnyaAku melangkahkan kakiku keluar bus dengan perasaan kacau rambutku sudah tak tertata lagi. Aku bersandar pada pintu bus.
"Arghhh!!!" Erangku sambil mengacak rambutku
***
Aku tak peduli dengan tatapan orang-orang yang menandang ku dengan tatapan aneh. Yang kufikirkan sekarang hanya 'bagaimana hubunganku dengan Ashilla kedepannya?'.
Kulihat Salsha terburu-buru masuk kedalam bus. Entah apa yang akan Salsha lakukan mungkin ia tahu jika aku dan Ashilla sedang ada problem tak lama Katya dan Aldi menyusul Salsha tidak, tidak dengan Aldi hanya Katya yang menyusul Salsha. Aldi? Dia menghampiriku dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Mau lo apaan sih bal?!" Tanya dia dengan rahang mengeras aku kaget melihat ini tak biasanya Aldi marah seperti ini.
"Lo gue ngizinin jadian sama Ashilla buat ngebahagiain Ashilla bukan buat Ashilla sedih!" Ucapnya lagi
"Gue khilaf ald gue... Gu-"
"Khilaf khilaf khilaf! Selalu itu yang lo ucapin nyesel tau ga sih gue ngizinin lo! Kalo emang tujuan awal lo cuma buat Ashilla nangis mending lo pergi jauh-jauh dari kehidupan Ashilla!" Ucap Aldi memotong pembicaraanku
Aku menundukkan kepalaku. Bukan karna ku takut dengan Aldi hanya saja apa yang di ucapkan Aldi itu benar.
"Ald udah tahan emosi lo" ucap kiki yang baru datang
"Lo urusin anak ini bang ajarin buat mencintai orang dengan tulus! Jangan cuma bisanya bikin anak orang nangis!" Ucap Aldi meninggalkan ku dan Kiki"Kecewa gue sama lo bal!" Satu kalimat yang membuatku mematung.
Deg
"Bal kadang suatu perbuatan baik yang kita lakukan malah tidak baik untuk diri kita dan membuat salah satu dari kita merasa tersakiti" ucapan Ashilla terngiang di otakku seperti DVD rusak yang sengaja diputar
Ashilla pov
Aku memejamkan mataku untuk merelaxkan otot otot mataku. Untuk meredakan emosiku yang sempat meledak tadi.
Aku tak tau apa keputusanku benar atau tidak. Aku hanya terbawa emosi tapi ada baiknya juga biar iqbaal merasakan sakitnya jadi aku.
Tak terasa air mataku jatuh dengan sendirinya.
Memikirkan hubunganku dengan iqbaal kedepannya akan seperti apa?
Apakah hubunganku akan kandas sampai disini yang baru berumur jagung?
Memikirkan itu hanya akan membuat hatiku semakin sakit.
"Bal jika kita berjodoh pasti kita bisa melewati cobaan ini" batinku
Aku merasakan pundakku di tepuk seseorang. Kuharap ini bukan Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanszone ✖️ IDR
Fanfic"Sepertinya aku terjebak dalam zona Fanszone dimana seorang fans mempunyai perasaan lebih terhadap idolanya" Ashilla Adriana Cerita di private untuk keamanan:)