One

22.6K 99 0
                                    

"Look, gulali itu kelihatan-"

Tiit Tiit Tiit...

"Ouw, shit," gumamnya kesal.

Nora memandang ponselnya kesal. Ia menolak untuk mengangkat telepon dan memasukkan ponsel hitamnya ke kantung jeans nya.

"Siapa?"

Nora menatap sahabatnya. "Thea."

"Kau punya jadwal photoshoot?"

Nora mengangguk. "Yas. Ayo kita ke taman! Aku ingin gulali itu!" Nora menarik tangan Maya tanpa banyak basa-basi.

Mereka membeli dua bungkus gulali dan duduk dipinggir taman.

"Rasanya aku sudah bertahun-tahun tidak memakan ini," gumam Nora.

"Ini enak," timpal Maya.

Tiit Tiit Tiit...

Maya memakan gulali nya sambil menatap Nora bingung. Ponselnya terus berbunyi dan dihiraukan.

"Thea hm?" tanya Maya.

Nora hanya mengangguk dan terus memakan gulalinya hingga habis.

Tiit Tiit Tiit....

"Ouw, fuck." Nora mengangkat telepon Thea.

"What?!"

"Fuck you. Aku menelepon dan tidak kau angkat."

"Fuck to you too, biatch."

"Stop it, stupad! Go back to Bevalyn Street. Jangan lupakan jadwal fotoshoot mu dengan David, baby."

"Kau tahu, The? Aku bahkan tidak menyetujui photoshoot itu. Kau yang ambil alih soal persetujuan itu."

"Baby honey i don't even care about that. Just go there, David menunggumu."

"Fuck it! Persetan!"

Klik!

Haaalloo gaess! New story! What do you think?

Maaf kalo nggak menarik. Maklum, amatiran. Dan ini juga baru chapter awal jadi ya, gitu. Ehe.

Don't forget to click the vote button and i will post the new chapter!

NoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang