Part 1

27.4K 1.1K 23
                                    

Kebahagiaan.

Itulah yang selalu orang cari.

Namun sebagian orang tidak menyadari jika letak kebahagiaan itu berasal dari orang terdekat mereka.

Dan kini seorang wanita cantik bersurai panjang terlihat menatap jauh ke depan. Mata coklatnya tiba-tiba mengeluarkan butiran bening yang jatuh membasahi wajah pucatnya.

Ia tak bergeming, bibirnya yang sedari tadi tertutup rapat kini mulai bergetar karena menahan isak tangis. Kenapa? Apa ada sesuatu yang terlihat menyakitkan?

.
.
.

Jung Soojung

Aku berjalan menuju apartemenku, membawa sejumlah kantong belanjaan yang dipenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga. Namun langkahku terhenti ketika mata ini tak sengaja melihat apa yang seharusnya tidak kulihat.

Deg.

"S-sehun,"

Nafasku tercekat, namun aku tetap mengontrol diriku untuk tetap rileks dan tenang. Mataku menatap objek disana. Objek yang sangat aku kenal, seorang pria yang kucintai, kini terlihat sedang bercumbu mesra didalam mobilnya dengan seorang wanita yang entah siapa aku tidak mengenalinya.

Aku masih bertahan diposisiku, menatap lelaki yang sudah menjadi suamiku selama dua bulan terakhir ini dari kejauhan. Aku seakan menyumpah serapahi diriku yang begitu bodoh dan idiot. Menerima kenyataan pahit bahwa pria itu berselingkuh di belakangku.

Cinta. Jangan tanyakan bagaimana besarnya cinta ku untuk lelaki itu. Lelaki tak peka namun berwajah setampan pangeran dan digilai kaum wanita. Namun, rasa cinta itu tidak pernah mendapat balasan. Segala usaha telah kulakukan, namun semua berakhir sia-sia.

Aku melepaskan semua belanjaanku diatas meja hingga membuat sebagian isinya berserakan.

Aku menangis dalam diam , meredam isakan walau terkadang isakan kecil masih lolos dari bibir mungilku. Aku terduduk pasrah dengan tangan yang merengkuh kerah bajuku sesak, menangis dengan duka yang begitu kuat menerjang diriku yang benar-benar lemah.

Melihat perilaku suamiku rasanya hatiku di hempas begitu kuat. Aku tidak mampu untuk menahannya, tidak kuat, dan benar-benar tidak mampu. Sakit ini merasuk ke dalam ubun-ubunku lalu menjalar ke seluruh tubuh. Terus begitu hingga mengenai titik sensitif, yang mampu membuat diriku sangat terpukul.

Pertahananku kembali runtuh, suaraku yang melemah mulai tergantikan dengan isakan-isakan yang tidak dapat ku kendalikan, bahuku bergetar karena tubuhku yang berguncang akibat tangis yang pecah.

Semuanya berjalan begitu lancar di mata, hingga menyisakan sebuah kesakitan bagiku. Ku pegang erat dadaku yang terasa sesak, menyadari kenyataan dia hanya menganggapku istri sebatas status saja. Bukan gadis pemilik hatinya.

Menangisi cinta sepihak yang terasa sangat menyakitkan. Cukup lama aku menangis dalam diam. Merasakan betapa tololnya hidupku ini.

Sampai tiba-tiba suara pintu terbuka, sontak membuatku menghentikan tangis dan mengusap airmata yang meleleh dipipi, dan mulai menyibukkan diriku dengan belanjaan tadi yang berserakan.

"Sudah pulang?" Tanyaku di iringi senyuman manis kepada pria yang melewatiku tanpa melirik.

"Apa kau mau mandi sekarang? Akan ku siapkan air hangat untukmu". Ucapku lagi sembari mengambil jas yang tergeletak diatas sofa.

Keep Smile (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang