Part 5

10.2K 860 7
                                    

Cinta sepihak, pernakah kau merasakannya? Mencintai dalam diam. Tak perlu memiliki raganya, tapi cukup melihatnya tersenyum bahagia bersama orang lain, mampu membuatmu bernafas dengan baik. Klise memang kedengarannya. Tapi seperti itulah kenyataanya.

Kiyong terlihat sedang menatap selembar foto yang begitu lusuh dan usang, matanya berbinar dengan senyuman yang mengembang sempurna di wajah tampannya.

Memandang selembar foto yang menampakan sepasang anak kecil yang sedang berpelukan di iringi tawa yang ceria. Benar-benar menggemaskan.

Masih dengan senyum yang sama, Kiyong merogoh ponsel dari saku celananya dan menekan tombol hijau.

Menunggu suara yang akan mengangkat panggilannya, suara lembut yang selalu sukses membuat hatinya bergetar dan tumbuh menjadi bunga-bunga cinta bermekaran.

Sedikit gelisah, karena suara itu tak juga mengangkat panggilannya. Di cobanya beberapa kali lagi namun tetap sama, tidak ada jawaban.

...

Jang Kiyong

Terasa canggung saat bertemu lagi dengannya, perasaan itu sudah tidak sama lagi. Perasaan seperti terakhir kali aku dan dia bertemu sebelum ku putuskan pergi keparis. Apakah karna statusnya yang sekarang? Sepertinya begitu.

Aku termenung menatap langit malam yang terlihat gelap. Tidak ada cahaya dari bintang maupun bulan yang menerangi, mungkin sama seperti yang kurasakan kini. Gelap.

Perasaan sama yang akan membuat hatiku terus sakit. Perasaan jika aku tidak mungkin bisa memilikinya. Perasaan yang hanya bisa kupendam sendiri.

-----Dan, tanpa bisa ku ungkapkan meski sekian lama aku dan dia telah bersama. Cinta yang terlarang. Cinta yang tumbuh pada wanita yang salah. Ya, Cinta yang tidak membuat hariku bercahaya, namun membuat hidupku terasa gelap seperti malam ini.

Aku menyukainya, aku merindukannya, dan aku mencintainya. Ini menyakitkan. Sungguh, ini benar-benar menyakitkan seperti luka yang akan menggerogoti seluruh tubuhku. Seharusnya dari dulu aku menghalanginya memasuki hidupku dan tidak menganggapnya sebagai seseorang yang istimewa.

Saat melihat wajahnya, mendengar suaranya membuatku sakit. Sakit karena teringat bahwa aku tidak mungkin untuk bersamanya. Aku akan menjadi orang yang munafik jika aku mengatakan aku tidak ingin memilikinya.

Tapi aku juga tidak ingin menjadi seseorang yang egois karena ingin memiliki apapun yang kuinginkan. Satu-satunya hal yang tidak bisa kumiliki adalah dirimu. Mengapa harus Kau, Jung Soojung?

Aku menatap foto masa kecilku bersama gadis kecilku yang manis. Foto dengan moment kebahagiaan yang sudah semakin terlihat lusuh. Foto yang selalu aku simpan didalam dompetku, agar tetap ingat dengan saat-saat itu.

Flashback

Hiks. Hiks.

"Jangan menangis lagi."

Aku mengusap bulir airmata di wajah kecil yang kini sedang tersedu-sedu.

"Mereka mengataiku oppa. Hiks," Isaknya lagi.

"Siapa?"

"Teman-temanku. Mereka mengatakan jika aku ini gadis manja."

Aku menyunggingkan senyuman padanya. Oh, lihatlah gadis kecilku begitu terlihat lucu saat menahan kesal.

"Kau tidak manja. Mereka hanya iri padamu, karena kau adalah anak kesayangan ayah-ibu dan adik kecilku yang manis,"

Soojung menatapku dengan wajah polosnya.

"Oppa bohong. Jika begitu, kenapa mereka tidak ingin bermain denganku?"

"Jika mereka tidak mau bermain denganmu, biar oppa saja yang main denganmu. Oppa suka bermain dengan Soojung yang manja dan cengeng."

Soojung terdiam, menatapku dengan wajah polos dan mata yang masih basah. Kemudian ia tersenyum cerah dan menghapus air matanya asal.

"Benarkah oppa?"

"Tentu saja. Aku ini oppamu, aku akan selalu ada untukmu.  Jadi jangan menangis lagi, mengerti?"

Soojung mengangguk semangat.

"Berjanjilah kau tidak akan meninggalkanku oppa?"

Akupun ikut mengangguk sambil tersenyum. Kamipun saling menautkan jari kelingking.

"Aku berjanji."

Mengingat masa lalu itu membuatku teringat padanya, dan aku tidak dapat menahan lagi hatiku ini. Aku mencintainya, gadis kecilku- Jung Soojung.

Kurogoh ponselku dan segera menghubunginya untuk kesekian kalinya namun masih tidak ada jawaban. Kucoba sekali kali namun hasilnya sama. Aku merasa khawatir padanya.

"Huft-"

Ku merebahkan tubuhku yang terasa lelah. Terdiam, sambil menatap langit-langit kamarku. Tanpa terasa mata ini mulai memanas, hingga setetes air keluar dari sudut mataku. Dan sekarang aku mulai menikmati kesendirianku, menahan segala kesakitan yang kurasakan dalam diamku.

"Apa kau bahagia sekarang?"

...

Soojung merasa sangat lelah, perlahan dia membuka matanya dan menatap sekitar. Tubuhnya pegal, entah berapa lama dia tertidur dengan posisi duduk dengan kepala yang menyender ditepi sofa.

Menatap jam dinding yang rupanya sudah menunjukan pukul enam pagi. Segera dia bangkit dan berjalan kearah balkon. Menyibak tirai dan membuka pintunya perlahan. Seketika udara pagi menembus pori-pori wajahnya. Segar, itulah yang ia rasakan.

Beberapa menit dia berdiri di tepi pembatas balkon. Menikmati suasana pagi yang cerah dengan sinar mentari yang mulai menampakkan cahaya terangnya.

Soojung berjalan menuju kamar suaminya, hanya sekedar melihat apakah semalam dia pulang. Namun lagi-lagi dia hanya bisa tersenyum dengan perasaan sedih. Sehun belum kembali. Suaminya tidak pulang semalam.

Kemana dia? Kenapa dia tidak pulang? Apa begitu menyenangkan bersama wanita sexy itu? Sepertinya begitu.

Sedih? Sudah pasti.

----------Tapi, sudahlah.

Soojung menatap pantulan wajahnya dicermin dengan nanar, menyadari jika banyak perubahan disana.

Kini pipinya mulai semakin tirus, wajahnya pucat, tidak ada kecerahan di wajah cantik itu. Ditambah dengan mata yang sembab akibat menangis semalaman.

Tapi kembali, Soojung hanya bisa tersenyum pahit menerimanya. Inilah takdir yang harus di jalaninya, takdir yang sudah menjadi pilihannya sejak awal.

Begitu banyak orang berkata cinta itu buta. Tapi bagi Soojung tidak seperti itu. Cinta adalah pilihan, jangan mengejar cintamu jika memang cinta itu tak bisa kau dapatkan. Lihatlah cinta yang lain yang mungkin bisa membawamu pada kehidupan yang lebih baik.

This is Love.

"Ku ucapkan terima kasih atas semua rasa sakit serta bahagia yang ku dapatkan karenamu, Sehun."

Keep Smile (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang