1

23.9K 510 16
                                    

Matanya mengerjap beberapa kali saat bias-bias cahaya terang menembus celah selambu kamarnya. Ia mendudukkan diri pada tepi tempat tidurnya. Arisa meregangkan otot-otot tangannya yang terasa kebas. Ia menguap lebar sembari merentangkan tangannya. Kemudian ia mengucek matanya dan mengerjapkannya beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya. 

Seperti rutinitasnya setiap pagi, ia langsung mengambil ponsel canggihnya yang berada diatas nakas untuk mengecek notifikasi yang masuk selama ia tinggal tidur.

Arisa terkejut saat membuka lockscreen ponselnya karena melihat beberapa angka dengan huruf yang tercetak jelas sangat besarnya disana, tanggal hari ini, hari ulang tahunnya.

Astaga! Aku lupa hari ini kan hari ulang tahunku! Dan.. What the... Jam berapa ini? Ini sudah jam sembilan!

Bagaimana bisa ia lupa dengan hari ulang tahunnya, "astaga! Aku lupa hari ini aku ada janji sama teman-teman! Huaa.." bahkan ia juga melupakan janji berkumpul dengan teman-temannya.

Arisa bergegas beranjak dari kasur empuknya, mengambil handuk pink kumalnya dan baju yang akan ia pakai nanti, ia pun segera berlari kearah kamar mandi.

Dipakainya segera bajunya dan berdandan ala kadarnya, make up natural saja sudah cukup, ia pun segera turun kelantai bawah untuk menemui mamanya dan berpamitan pada mamanya.

"Maa.. Arisa berangkat dulu yaa. Arisa sudah telat nih," teriak Arisa untuk berpamitan pada mamanya.

"Arisaa.. Ini makan dulu, mama sama mbok sudah masak banyak nih," jawab mamanya.

"Kalau gitu Arisa minum susu aja ya, mah?" langsung diminumnya habis segelas susu yang sudah disiapkan oleh mamanya, "mah, Arisa berangkat!"

Arisa segera memacu mobilnya dan segera meluncur ke tempat yang sudah ia tentukan untuk merayakan ulang tahunnya dengan squad tercinta. Seperti biasa, Surabaya penuh macet. Saat terjebak macet, ia mengalihkan pandangannya pada jam tangannya. Jarumnya sudah menunjukkan pukul 9.45, padahal sebenarnya ia telah berjanji akan datang pukul 9.30.

Dengan skill mengemudinya yang cukup membahayakan, akhirnya ia pun sampai di tempat yang ia tuju, Quailee Cafe & Resto. Waktunya telah menunjukkan pukul 10.20.

"Hai guys! Sorry sorry, telat banget ya? Sorry ketiduran. Yuk lah langsung pesen aja, kalian mau makan apa? Aku ini aja deh," ucap Arisa dengan sedikit perasaan tidak enak karna telah membuat teman-temannya—Widya, Kila, Lisi—menunggu.

***

"Sebentar ya, aku ke kasir dulu," ucap Arisa. Ia pun bangkit dari duduknya dan bergegas menuju tempat kasir untuk membayar semua yang telah mereka makan.

"Kembaliannya kak, terima kasih," ucap mbak-mbak kasirnya ramah.

Setelah menerima uang kembaliannya, ia pun berniat untuk segera kembali bergabung dengan teman-temannya. Ia pun memasukkan uang kembaliannya kedalam dompet sambil membalikkan badannya. Karna tak melihat jalan, dan sibuk dengan dompetnya, Arisa malah menabrak seseorang dihadapannya.

BRUKKK....

Arisa terjatuh setelah menabrak seseorang didepannya, tidak ada yang terluka, ia pun juga masih sanggup berdiri sendiri, tenang saja. Kemudian ia memungut dompet dan beberapa koin yang terlempar jatuh dilantai.

Setelah ia memasukkan koin-koinnya kedalam dompet, ia memasukkan dompetnya kedalam tasnya sembarang, "ehm maaf maaf nggak senga–" Arisa mendongakkan wajahnya, ia terkejut dengan orang dihadapannya, "ja.."

"Loh! Mas Kevin?!" teriaknya terkejut dengan bibir yang membulat sempurna dan jari telunjuk yang tiba-tiba mengarah pada pria dihadapannya.

"Err.. Siapa ya?" tanya pria tersebut heran.

"Aku Arisa, mas," dipandanginya wajah Kevin berharap dia ingat sesuatu tentangnya.

Pria tersebut diam sejenak mencoba menggali ingatannya, "oh Arisaa.. Maaf maaf. Maaf ya aku sedikit lupa sama kamu, karena kamu yang sekarang.. sudah bertambah dewasa dan.. cantik sekali," ucap Kevin dengan tersenyum.

Kevin Perwira Tirtahadi. Anak dari Tante Rina—teman mamanya Arisa—sekaligus tetangga Arisa. Tapi itu dulu, sekarang Kevin sudah tidak lagi tinggal bersama Tante Rina karena setelah ia menikah empat tahun yang lalu, ia langsung pindah bersama istrinya ke Jakarta.

Kevin, adalah cinta pertama Arisa. Arisa telah menyukai Kevin bahkan sejak umurnya yang baru menginjak lima tahun. Padahal Arisa tahu jelas, bahwa ia tidak pernah mungkin bisa bersama dengan Kevin, sebab perbedaan usia mereka yang mencapai dua belas tahun. Terlebih, Kevin telah memilih pasangan hidupnya sendiri, wanita yang telah ia nikahi.

Arisa tertawa, "bisa aja mas," jawab Arisa sekenanya, "oh iya, mas Kevin ngapain disini?" tanya Arisa mencoba bersikap biasa saja.

Ya. Biasa saja. Arisa telah berhasil melupakan Kevin, ia pun tidak ingin terus-terusan terpuruk dengan Kevin.

"Oh ini, aku mau meeting sama klien, kebetulan klienku orang Surabaya, jadi meetingnya disini. Sekalian juga aku pulang, sudah lama juga aku tidak pulang kerumah mama-papa."

"Ouh gitu," Arisa menganggukkan kepalanya.

"Tapi meetingnya masih setengah jam lagi kok. Oh iya, kamu disini juga? Ada acara apa?" tanya Kevin.

"Aku cuma lagi kumpul sama temen-temen aku sih mas," jawab Arisa, "mhh.. Hari ini aku ulang tahun," lanjut Arisa tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Wah? Beneran? Happy Birthday ya.. Maaf aku tidak bisa memberi hadiah. Doanya apa ya.." Kevin nampak sedikit berpikir, "Aku aminin semua yang terbaik buat kamu."

Arisa tersenyum, "terima kasih, mas."

"Masih jomblo?" tanya Kevin tiba-tiba.

"Apa?" tanya Arisa bingung menanggapi pertanyaan Kevin yang tiba-tiba menanyakan hal-hal sensitif.

"Kamu masih jomblo atau sudah ada pasangan?" tanyanya sekali lagi memperjelas.

"Belum sih mas, kenapa?" ucap Arisa pada akhirnya.

"Nah! Kebetulan sekali. Oke, doanya aku tambah satu lagi. Semoga Arisa kecilku yang satu ini segera diberi pasangan, biar tidak terlalu lama jomblonya, amin.." ucap Kevin bercanda dan tertawa puas meledek Arisa.

Arisa menggembungkan pipinya berpura-pura cemberut, "ih.. Apaan sih mas hahaha.." Arisa pun ikut terkekeh.

"Oh iya, mbak Angel bagaimana kabarnya mas?" tanya Arisa.

Angel, istri Kevin. Wanita pilihan Kevin. Wanita yang dicintai Kevin. Wanita yang mengalahkan Arisa, bahkan sebelum Arisa menyiapkan senjata.

...

I Feel, I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang