22

4.5K 205 7
                                    

Arisa dan Renan telah tiba di bioskop 15 menit sebelum filmnya dimulai. Berjalan beriringan. Jangan harap ada adegan romantis disini, contohnya seperti menggandeng tangan sang wanita, itu tidak ada, Renan tidak akan melakukannya. Apalagi Arisa hanyalah mahasiswinya.

Arisa memasang wajah kesalnya karena menyadari bahwa selama ia berjalan, ada saja wanita-wanita genit menatap kearahnya. Bukan untuk melihat Arisa, namun untuk melihat orang yang ada disebelahnya, Renan. Memang Arisa akui bahwa Renan sangat-sangat-sangat tampan malam ini, tetapi melihat Renan ditatap banyak wanita seperti sebuah 'santapan lezat' membuatnya sedikit kesal.

Renan memang sudah sadar sejak awal bahwa ia sedang menjadi pusat perhatian. Sesekali ia menoleh untuk melihat Arisa, dilihatnya wajah Arisa yang datar cenderung kesal. Namun beberapa saat, ia langsung menyadarinya. Apakah dia kesal karna aku menjadi pusat perhatian para wanita itu?

Renan tersenyum, ia mencondongkan wajahnya untuk menatap wajah Arisa membuat keduanya berhenti berjalan.

"Ada apa?" tanya Renan.

"Apanya yang ada apa?" ucap Arisa membalikkan pertanyaannya.

"Wajahmu itu, kamu kaya lagi ngambek, kamu marah sama saya?" tanya Renan.

Arisa menghembuskan nafasnya kasar, "saya nggak marah sama bapak. Saya cuma lagi kesel aja.." jawabnya.

"Kesal karena saya selalu dilihatin sama cewek-cewek?" tanya Renan tepat pada sasaran.

Arisa terbelalak, heran bagaimana bisa dosennya itu tau apa yang sudah membuatnya kesal.

Siapa gue kesel karna dia diliatin banyak cewek? Nggak ada hak, Arisa! Lagipula ngapain lo kesel? Lo bukan siapa-siapanya Pak Dio! Dan juga lo kan nggak ada rasa sama dia! batin Arisa saling menyauti.

Arisa diam tak menjawab pertanyaan Renan.

"Saya anggap kamu cemburu kalau begitu," ucap Renan setelahnya.

"Lah?! Siapa yang cemburu?! Saya nggak cemburu kok, lagipula ngapain juga saya cemburu, orang saya bukan siapa-siapanya Pak Dio, hahahahaha..." Arisa menutup kalimatnya dengan tawa garing.

Renan mengacak rambut Arisa dan tersenyum.

"Ih.. Pak Dio.. Rambut saya.." Arisa merengut kesal karna rambut yang sudah ditata hingga membutuhkan waktu yang lama dengan seenak jidatnya dihancurkan oleh Renan. Dalam hatinya Arisa lebih senang ketika berada dalam mobil tadi, Renan mengusap lembut rambutnya, bukan mengacak-acak seperti ini.

"Ayo kita beli popcorn," Renan langsung pergi begitu saja meninggalkan Arisa ditempatnya yang masih sibuk menata kembali rambutnya.

Mengetahui ia ditinggal oleh Renan, Arisa pun mengejar Renan dan mengekorinya untuk membeli camilan. Setelah mendapatkan dua popcorn dan dua minuman, mereka pun masuk kedalam ruangan.

Arisa yang menentukan film yang akan ditonton. Arisa memilih horor untuk 'kencan' nya malam ini. Mereka berdua menikmati filmnya dalam diam, tak saling bicara selama filmnya diputar. Dan jangan harap ada adegan romantis di scene ini, misalnya seperti sang wanita yang histeris lalu merangkul lengan lelakinya, sang lelaki menenangkan dan berakhir dengan berciuman, uh jangan harap.

Itu tak akan terjadi, bahkan Arisa saja sama sekali tidak berteriak selama film berlangsung. Arisa adalah penyuka film horor, dan selama hidupnya, belum ada film horor yang bisa membuatnya benar-benar merasa ketakutan. Belum ada. Kalau Arisa saja tidak histeris, bagaimana caranya scene berciuman akan terjadi diantara mereka?

"Pak Dio, kita ketempat makan ya? Saya laper.." ucap Arisa saat keduanya berjalan keluar dari ruangan karna filmnya sudah selesai diputar.

"Oke, kamu yang tentukan tempatnya," jawab Renan.

I Feel, I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang