03.Tidur Siang

6.6K 417 11
                                    

*tok tok tok*

*kriiittttt*

"Misi.. Spada.. Mlekum.. Mel? Kok sepi? Melody nya kemana ya?" Tanya Lidya saat dia membuka pintu apartemen itu.

Lidya pun membuka sepatu dan meletakannya di rak sepatu dibelakang pintu, dia pun mulai masuk ke dalam apartemen itu.

Sudah beberapa kali Lidya datang kesini, dan suka sekali dengan apartemen ini. Apartemen dengan ukuran standar yang rapih dan nyaman. Sehingga Lidya pun kadang-kadang suka tidur di apartemen itu untuk istirahat sejenak sepulang latihan.

"Mel.."

"Dut dut.."

"Melody dudut.."

"Melodut.."

Panggil Lidya yang mulai menyusuri ruang tamu. Yang sepi dan tidak ada tanda tanda ke general manager an Melody. Lidya pun mulai berjalan ke arah dapur. Lalu tiba-tiba seperti ada angin panas di belakang telinganya.

'Celingak celinguk aja, Kamu mau maling ya'

Suara khas sedikit serak namun terasa halus milik Melody pun terdengar.

Reflek, Lidya pun menengok ke arah belakang. Menemukan pemandangan makhluk mini kesukaannya yang masih memakai piyama soft pink nya.

"Dicariin dari tadi, dipanggil gak nyaut, harus panggil 3 kali baru bisa keluar dari botol ya? Dasar melod..."

Tanpa sempat untuk menyelesaikan kata-katanya, Lidya merasakan kedua tangan Melody menarik ujung kerah kemejanya dan mendaratkan bibir di pipinya.

Lidya pun terdiam karena semuanya terjadi dengan cepat dan otaknya masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Melody pun melingkarkan tangannya di pinggang Lidya dan memeluknya erat sambil membenamkan wajahnya di ceruk leher Lidya.

"Lids, aku kangen.. Banget.. Akhirnya kita ketemu juga" bisik Melody yang masih menyandarkan keningnya di leher Lidya.

Lidya pun otomatis melingkarkan tangan kirinya di pundak Melody dan membalas peluk eratnya. Sedangkan kan tangan kanan nya mengusap rambut Melody dengan lembut terus menerus.

Membiarkan keheningan yang tenang menyelimuti mereka berdua, meleburkan perasaan rindu setelah lama tidak bertemu, di posisi yang sama, saling memeluk dan mendengarkan nafas dan detak jantung masing-masing yang terdengar merdu.

Sampai akhirnya Lidya memecah keheningan tersebut dan melepas pelukannya "Teh kamu badannya kok anget ya kayak microwave?"

"Microwave naon?"

Tangan Lidya pun beranjak ke kening dan leher Melody "badan kamu agak panas deh, Kamu lagi gak enak badan? Jidatmu itu loh, kalo masak telor diatasnya bisa jadi telor mata sapi deh"

"Iya dari pas bangun tidur tadi kepalaku rasanya kok agak pusing sama tenggorokannya gak enak" terang Melody.

"Itu gejala radang tau.. Trus udah minum obat? Pasti belom.. Kamu ada obatnya gak? Pasti gak ada.. Yaudah lah aku turun dulu deh ke parkiran deh ambil obatnya di mobil" Lidya yang mau bersiap-siap pergi pun ditahan tangannya oleh Melody.

"Bisa gak sih pake rem sedikit, itu mulut nge-gas terus.. Kasih kesempatan orang ngomong dong. Pertama, Iya aku tau itu gejala radang. Kedua, aku udah minum obat. Ketiga ada banyak kok stok obatnya di tempat Frieska"

"Oh oke, yaudah sekarang kamu tidur siang dulu, nanti kalo sorean udah enakan, baru kita ngerjain skripsi lagi ya, ayo sekarang ke kamar bobok siang. Cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi, minum susu hangat ya dik Melody"

"Kamu pikir aku anak kecil? Aku lebih tua dari kamu ya, emang kamu yang anak mami, apa-apa sama mami" balas Melody.

"Biarin anak mami.. Asal jangan anak tetangga.. Yang penting disayang mami sama disayang Melodut hehehe" kekeh Lidya.

"Terserah, males debat, kamu kayak belut, bisa aja ngelaknya, makin pusing kepala ku"

"Yaudah ke kamar aja, kamu tidur siang dulu, tuan putri Melody mau dianter sama ditemenin your cheerleader in shining armor gak? Hehehehe"

Seketika muka Melody bersinar 100 watt "Mau! Gendong belakang ya my cheerleader!! Now!"

Melody pun naik ke punggung Lidya

"Mel, makan jangan suka di skip, makan yang ada gizinya, ini kayaknya kamu makin kurusan ya, jadi agak ringan juga" jelas Lidya panjang kali lebar yang dibalas putaran mata Melody dan muka sewotnya.

"Duh cuma mau ngingetin tadi pagi yang rese nelpon-nelpon gangguin orang mau sarapan itu siapa ya"

"Pasti manusia yang lucu terus, imut, awet muda yang menyenangkan dan selalu disayang"

"Yang ada tuh om-om ganjen rese iseng nyebelin, iya, untung aja sayang"

Lidya pun menurunkan Melody di atas ranjangnya. "Yaudah tidur gih, biar cepet enakan, aku nunggu di ruang tamu nonton TV ya"

"Disini aja Lids temenin dong, dingin tau, aku kode nih, ngerti gak?"

"Ngerti!! Emang aku gak peka apa, aku mah kalo gitu paham banget kali, kamu minta ditidurin sama aku kan"

"Lidya lisannya yah! Minta dicabein banget ih mulutnya!"

"Dih dih dih maksudnya bukan gitu sayang, maksudnya minta dikelonin gitu kan? Yawla! Lidahnya kepleset! Ampun deh" muka Lids mulai pucat karena takut dimarahi lagi oleh Melody.

"Lama-lama aku bisa darah tinggi deh, yaudah sini-sini, masuk selimut, mau ndusel-ndusel sama bebegi sawah tapi bencong tapi cheerleader in shining armor aku" Melody pun memasang senyum termanisnya.

"Nah kenapa sih kamu hobi ndusel-ndusel ke aku? Kayak anak anjing aja"

Melody pun melemparkan tatapan tajam kearah Lidya. Setajam silet. Lalu menghela nafas untuk mempertebal stok kesabaran "Gak tau, suka aja, leher mu pas banget buat ndusel-ndusel.. Parfum kamu aku juga suka.. Enak aja.. Apalagi kalau kamu ngelus-ngelus rambut aku, jadi ngantuk bawaannya"

"Kamu teh mongnaon sih? Gak paham aku.. Yang penting cepet sembuh ya dut, biar bisa cepet kelarin skripsi, biar kita bisa cepat meniqa hehe" ucap Lids yang mulai mengusap-usap kepala Melody agar supaya cepat tertidur. Dan Melody pun mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Lidya sambil menggumam.

"Lola banget sih.. Dasar mental om-om hihihi, tapi makasih yah udah ditemenin walau kamu bawel sama nyebelin"

"Lidsky?"

.....

"Maulidha?"


....


"Djuhandar?"

Suara dengkuran halus pun terdengar

"Yang sakit siapa, yang tidur duluan siapa hahahaha dasar bodoh" tak lama kemudian Melody pun menyusul ke alam mimpi.

-------------------------------------------------------------

An absurd one. But stil... I've my personal favorite XD when Melody out of blue gave Lidya kiss on the cheek and hug her and said "Lids.. Aku kangen.. Banget.. Akhirnya kita ketemu juga" then Lidya hug her back. Sweet enough isn't it? :"3

Save Skripsi, Save Melody (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang