1700 Words. Apa yang ada di wattpad. Stay di wattpad. Mohon kerjasamanya untuk tidak mention yang aneh-aneh kepada pihak yang bersangkutan. Thanks for your attention and cooperation.
-------------------------------------------------------------
Getaran di meja membuat perhatian Frieska teralihkan saat menonton televisi. Sebuah panggilan masuk. Dilihatnya nama dan nomor panggilan tersebut, tanpa buang waktu dia pun mengangkat teleponnya.
"Iya, halo Lid.. Kenapa? Tumben nelpon.. Gak apa-apa kok, lagi nonton doang.. Iya nih lagi di apartemen.. Mbak Mel belum pulang, tapi tadi sempet nge-Line sih dia di taksi lagi on the way.. Emangnya kenapa gitu Lid? Oh gitu.. I see.. Wah makasih banyak ya Lid"
Panggilan masuk itu pun berakhir tepat disaat yang sama saat pintu apartemen terbuka menampakan makhluk mini, tak lain dan tak bukan, Melody.
"Baru pulang banget mbak?" Tanya Frieska.
"Iyanih" tanpa basa basi Melody langsung masuk ke kamarnya.
'Lah orang ini kenapa? Tumben banget gak rese atau nanya-nanya.. Rasanya gak Melody banget' pikir Frieska.
Lamunan Frieska soal Melody yang bersikap aneh di buyarkan oleh suara bel dan ketukan pintu. Mungkin itu titipan makanan dari Lidya. Benar saja, setelah membuka pintu Frieska dihadapkan dengan satpam yang membawa 1 kantong plastik yang cukup besar.
"Selamat malam, Mbak Frieska ini ada titipan dari orang yang ada dibawah tadi, yang biasa suka main kesini" ujar sang Satpam sambil menyerahkan kantong plastik yang berisi makanan tersebut.
"Oh iya makasih banyak ya pak"
"Sama-sama mbak, selamat malam.."
Pintu apartemen ditutup oleh Frieska. Sedikit menengok kedalam kantong plastiknya, sepertinya makanan yang dibelikan Lidya banyak sekali. Tak lupa mengucap rasa syukur di malam seperti ini, saat perut berunjuk rasa minta di isi, ada rezeki dari pacarnya Melody. Hey! It's a rhyme.
Kalau dipikir-pikir, dari sekian (mantan) pacar atau (mantan) gebetan Melody yang terdahulu, menurut Frieska sudah Lidya lah yang paling terbaik dan unik. Saat yang lain berebut mencari perhatian Melody dengan memberikan apapun untuk Melody seorang, berbeda dengan Lidya yang suka memperhatikan kondisi mereka berdua.
Disitulah Frieska merasa senang, bisa melihat Melody yang istilahnya 'Berada Di Tangan Yang Tepat' tak lupa dirinya yang selalu kecipratan rezeki dari pacarnya Melody. Sejauh ini, memang Lidya yang terbaik. Frieska kini sibuk menata makanan yang diberikan (calon) kakak iparnya itu di meja makan.
Setelah selesai, Frieska berjalan dan mengetuk pintu kamar Melody.
"Mbak Imel, makan dulu yuk.. Laper nih belum makan dari siang.. Keburu dingin makanannya"
Tak perlu waktu lama, Melody pun keluar dari kamarnya dengan penampilan yang mengenaskan. Masih dengan baju yang tadi, mata yang agak merah, rambut sedikit berantakan dan muka yang sulit diterjemahkan ekspresinya.
"Ckckck itu muka ketekuk-tekuk udah kayak papan gilesan cucian.. Yuk makan ah, pasti belom makan juga kan seharian?" Tanpa aba-aba Frieska langsung menarik tangan Melody dan menyeretnya ke ruang makan.
Muka Melody mendadak bersinar saat melihat makanan banyak kesukaan di depannya.
"Kamu delivery Mpries? Banyak banget, mana kesukaan ku semua, kok tau sih? Yaudah lah yuk makan.. Emang laper, sama aku juga belum makan dari siang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Skripsi, Save Melody (COMPLETED)
FanfictionCerita Imajinatif Mengenai Behind The Scene Aktivitas Dan Pembagian Waktu Untuk Skripsi, Pacaran, Perform, Main Dan Istirahat Diantara Jadwal Yang Padat #MeLids #MeLidsky