Pt. 3

2.1K 313 16
                                    

.

.

.

"Terima kasih sudah mau menolongku Sajangnim." Ucap Hyojae pelan ketika mobil yang di kendarai Taehyung mulai melaju menjauhi daerah flat Hyojae.

"Tidak masalah." Balas Taehyung santai.

Padahal lelaki ini sangat ingin bertanya ada apa sebenarnya yang terjadi pada gadis itu dan Jungkook. Tapi dia memilih diam ketika tau Hyojae terlihat enggan membuka mulut untuk membahasnya. Gadis itu malah lebih tertarik menatap kuku jarinya.

Pada akhirnya, sampai Range Rover Taehyung berhenti di depan gedung Taehwan Group mereka berdua tetap terdiam di tempat duduk masing-masing tanpa saling bicara.

"Sudah sampai."

Hyojae yang ternyata tengah melamun tersadar setelah mendengar ucapan Taehyung. Ternyata bosnya menghentikan Range Rovernya di depan pintu masuk gedung Taehwan Group yang setiap saat sangat ramai oleh pegawai ataupun kolega Taehyung. Gadis ini tadi berfikir mereka akan berhenti di basement gedung seperti saat Taehyung mengajaknya pulang kemarin.

Kalau tau seperti ini lebih baik aku tadi berangkat sendiri.

Tapi penyesalan memang selalu datang terlambatkan. Karena pada akhirnya dia tetap keluar dari mobil Taehyung setelah lelaki itu turun terlebih dahulu. Dan saat dia keluar dari pintu penumpang, Hyojae sangat yakin jika mulai hari ini dia akan memiliki banyak sekali musuh melihat banyak sekali pegawai wanita yang dia yakini merupakan penggemar Taehyung tengah menatapnya seperti ingin menelannya hidup-hidup.

Untungnya tidak semua seperti itu. Ada yang menatapnya biasa saja tapi ada juga beberapa yang ingin tau siapa dia sebenarnya karena memang dia masih begawai yang baru bekerja 2 hari. Jadi tidak ada yang mengenalnya.

"Apa kau mau ingin berdiri terus disana?" Tanya Taehyung gemas karena Hyojae masih terbengong-bengong sejak tadi. "Kau akan dihitung terlambat jika tidak segera checklock, karena lima menit lagi sudah jam 9."

"Oh astaga. Kalau begitu saya pergi dulu sajangnim. Terimakasih tumpangannya."

Dan tanpa menengok ke arah Taehyung lagi, Hyojae langsung berlari untuk checklock.

"Kau tersenyum Kim Taehyung?"

Teriakan histeris yang berasal dari sisi kanannya membuat Taehyung yang tadi masih mengamati Hyojae mengalihkan tatapannya pada orang yang berteriak itu. Taehyung yang tidak sadar jika tadi tengah tersenyum langsung merubah ekspresinya menjadi datar kembali.

"Apa kau bisa tidak berteriak seperti orang gila, Park Jimin?" Ucap Taehyung malas.

Lelaki itu lalu mulai berjalan menuju lift yang akan membawanya ke ruang kantornya. Jimin mengikuti Taehyung disamping lelaki itu.

"Hahaha, tapi kau tadi memang tersenyum Tae. Ya walaupun tipis sekali, tapi cukup untukku merasa senang. Karena hampir setelah Hyejin tidak ada, kau..."

Bodoh, kenapa aku membahasnya?

Jimin merutuki dirinya sendiri karena kelepasan bicara. Dia melirik Taehyung yang kini kembali menjadi orang yang tidak ia kenali sama sekali.

"Kenapa diam?" Bulu kuduk Jimin meremang mendengar pertanyaan Taehyung yang lebih dingin dari biasanya.

Jimin hanya bisa mengusap tengkuknya gugup. Dia jadi bingung mau menjawab apa. Takut apa yang dia ucapkan nanti semakin membuat Taehyung marah.

(Not) a Same LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang