B

136 5 0
                                    

Hi, namaku Indah Putri, umur 15 tahun, kelas 1 Sma. Hari ini aku pertama kali menginjakkan kaki di SMA Negeri 1 di kotaku. Sma favorit katanya, berarti otakku encer ya. Terbukti bisa mengalahkan ratusan sampai ribuan murid SMP lain untuk masuk sekolah ini. Maklumlah dari SD sampai SMP memang aku juara kelas terus. Orangtuaku sangat bangga dengan prestasi ku ini.
Hmmm tapi aku sekarang  jadi.sedikit  minder nih. Gara-gara cowok itu. Bagas.
Dia perusak impian-impianku, cita-citaku, masa remajaku.
Cerita ga ya sama para readers.

* Lanjut dong

Dua minggu yang lalu, aku masih ada di Bandung, di rumah nini dan aki. Liburan sekolah. Bapak dan Ibu tidak ikut dan masih di Jakarta. Bapak dan Ibuku memang harus bekerja jadi tidak bisa menemaniku setiap libur sekolah. Mereka hanya bisa menengok anaknya pada akhir pekan saja.
Sejak kecil aku sering berlibur di rumah aki dan nini. Sudah terbiasa. Aki dan nini juga senang, apalagi aku bisa bermanja-manja dengan mereka. Semua yang aku minta selalu dituruti. Kan aku cucu kesayangan mereka.

Saking seringnya berlibur di Bandung,  aku pun bersahabat dengan Lina, anak seumuran yang tinggal bersebelahan dengan rumah aki dan nini.
Pokoknya selama liburan di Bandung aku gak pernah kesepian deh. Tidak seperti kalau liburan di Jakarta. Sepiiii!

*
"Lina! " Teriakku sambil masuk ke rumah Lina.
Hari ini aku dan Lina berencana pergi ke Bip terus ke Gramedia, terakhir nonton film di XXI.
Full schedule.
'Eh... kenapa rumah ini sepi ya..'
Batinku.
Perasaanku jadi ga enak.
'Apa Lina lupa janjian hari ini denganku?'
Aku menaiki tangga ke lantai 2, menuju kamar Lina.
'Mungkin Lina sedang mandi.' Pikirku.
Kulihat ke dalam kamarnya kosong. Tempat tidurnya juga sudah rapi. Mataku memandang ke arah pintu kamar mandi di dalam kamar Lina. Dan kupaksakan pendengaran.
'Huh... ternyata baru mandi tuh anak. Dasar ngaret!'
Aku tiduran di karpet beruang.yang lembut  di samping ranjang Lina sambil menunggu dia selesai mandi. Kupasang headset dan mendengar lagu di handphoneku.

Sepuluh  menit kemudian kupejamkan mata. Bukan tidur lho, aku belum mengantuk semalam pulas tidurku,  cuma menikmati lagu saja.

Buukkkk!

Sesuatu yang dingin dan berat .menimpa tubuhku. Kubuka mataku dan....

Kyaaaaak!

"Si...si...apa kamu?!" Pekikku.
Kulihat wajah seorang laki -laki yang juga terkejut  sangat dekat dengan wajahku. Cuma beberapa cm.
"Oh tidak! Siapa kamu ada di kamar ini?" Tanyanya panik.

"Hei ada apa ini?" Suara Tante Mira, ibunya Lina masuk.

"Bagas..... mmmm.... Indah?"
"Tante?" Kataku gugup dan malu dengan posisiku yang ditindihnya.
'Aduh ini cowok kenapa niban aku ya. Berat dan shirtless? Hiiii' batinku sambil mendorong nya.

"Bagas cepat berpakaian dan segera turun."
"Indah ayo ikut tante ke bawah, tante mau bicara."
Cowok itu, emm.... Bagas berusaha bangkit.
Dan.....
Kyaaakkk!
"Bagas!!!" Tante Mira berteriak keras. Nadanya kaget dan marah.
Aku juga kaget. Handuk yang dia pake menutupi mmmm anunya terlepas saat dia bangkit.
"Maaf! Ya ampun...!!!! " Bagas langsung menutupi anunya dengan tangannya  dan berbalik lari ke kamar mandi.
"Indah ayo!" Tante Mira berseru lagi.
"Iya tante," jawabku masih gugup sambil bangkit mengikutinya ke bawah.
"Ada-ada saja," gumam Tante sambil menggeleng -geleng.

Tak lama aku dan Bagas diinterogasi Tante Mira dan Om Dayat di ruang tamu.

Aku cuma bisa menceritakan secara jujur. Karena itu murni ketidaksengajaan.
Bagas juga menceritakan, bahwa setelah dia keluar dari kamar mandi, tidak sengaja dia tersandung kakiku yang sedang tidur-tiduran. Dan tubuhnya jatuh menindih tubuhku.
Lina yang mendengar cerita tertawa. Tapi tidak dengan kedua orangtuanya yang memasang wajah serius.

"Ini masalah serius." Potong Tante Mira.

Aku dan Bagas bingung apa maksud Tante Mira.

"Kalian harus dinikahkan segera." Lanjut Tante Mira.

Aku, Lina, Bagas dan Om Dayat tersentak kaget mendengar ucapan Tante Mira.

Aku, Indah Putri, yang masih kaget tidak bisa berkata apa-apa. Aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Yang Kutahu dua hari kemudian Aku sudah resmi menjadi istri Bagas.

Statusku yang sudah menikah ini yang bikin aku minder.  Masa juara kelas di SMP. Sudah menikah. Hiiiii.... aku ngeri membayangkan teman-teman yang mencemooh atau membully ku karena labelku ini.

To be continued.





Kyaak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang