C

129 4 0
                                    

Sengaja tadi aku pergi ke sekolah lebih pagi. Karena aku harus pergi bareng Indah, istri baruku yang baru masuk SHS. Sebelumnya aku jemput dia di rumah perintah. Yup, aku dan dia tinggal di rumah ortu masing-masing biarpun kami sudah resmi menyandang status suami istri. Merepotkan ya.

Kalian mau tahu ga, malam pertama kami? Terus apa saja yang kami lakukan dua minggu ini?
Big No guys.
Habis akad nikah selesai dan makan bersama keluarga besar, bonyok kita mengatur hidup keluarga baru gue yang baru seumur toge. Beberapa jam tepatnya.
Keputusan finalnya aku dan Indah  tinggal dengan ortu  masing-masing. Tidak ada sex selama Indah masih SHS. Aku ga masalah, Indah pun ga masalah. Untungnya kami masih boleh pacaran. Apalagi Indah ternyata masuk ke SHS ku juga. Jadi aku diberi tanggungjawab antar jemput dan melindungi Indah di sekolah.

Here we are, di parkiran sekolah. Belum ada murid yang datang. Hanya satpam kulihat tadi di pintu gerbang.

"OK, sudah sampai. Kamu langsung ke lapangan saja. Pulang sekolah kujemput di halte Barat. "
"Lho halte itu kan jauh, mas" rengek Indah.
"Ya elah ga terlalu jauh, Dah. Lagian kita ga boleh saling kenal. Tar teman-teman gue ribut." Jawab ku.
Aku belum mau menurunkan pamorku karena status baruku.
Pokoknya jangan sampai ketahuan anak-anak lain.

Kulihat Indah mengerti maksudku dan sangat  setuju tentunya..Dia pun pergi sendiri entah ke lapangan atau ke kelasnya. Sementara aku pergi menuju ruang OSIS.

MOS pun dimulai hari ini.

"Woi pak ketos rajin banget datang pertama!"
Kualihkan pandanganku ke Imong yang baru masuk ke ruang OSIS bersama Sherly.
"Hai Mong, hi Sherl " sapaku.
" Mau cek persiapan...  eh malah kalian belon datang."
"Tenang aja Bos, semua sudah siap. Nih naskah pidato loe." Sherrly menyerahkan selembar kertas sambil tersenyum manis.
"Kok ga dipeluk Gas bokin lu? Tenang cuma ada gue di sini."
"Sial loe."
Sherly mendekatiku dan langsung minta peluk. Hmmm.. kubalas pelukan nya singkat.
"Puas loe, Mong." Cibirku ke Imong yang merasa menang.
Dasar teman gila.
Oke-oke gue emang belum putus sama Sherly.
Hmmm... berarti aku harus merancang agar gue dan Sherly segera putus.
Bisa runyam nanti kalo bonyok tahu dari Indah kalo suaminya selingkuh.
Nasib-nasib.  Aku mengacak kepalaku.

***

"Kok lama mas jemputnya? Aku sudah nunggu di sini hampir dua jam. Mana panas." Rengek Indah ketika aku sampai di halte.
"Udah, cepatan naik." Dan langsung kutancap gas begitu Indah membonceng.

***

To be continued.....


Kyaak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang