Part tujuhbelas

15.9K 891 1
                                    

Matahari sudah masuk melewati celah - celah jendela. Membuat wanita cantik yang sedang tertidur terbangun oleh nya.

"Ummm, udah pagi aja" gumam prilly dalam keadaan setengah sadar.

Prilly bangkit dari kasurnya. Kakinya melangkah menuju kamar mandi. Beres dari kamar mandi setelah mencuci muka juga sikat gigi. Kakinya kembali melangkah menuju dapur. Tangan nya dengan cekatan mengambil susu bubuk yang terletak di hadapan nya. Tangan nya meraih susu tersebut menggunakan sendok. Di tuangkan kedalam gelas.

Glek..glek..glek..

Sampai habis prilly meneguk susu hamil tersebut.

"Semoga kamu tenang di perut bunda sayang" ucap prilly dalam hati.

'Can you see the secret off my eyes.
Can you fell what i fell Here inside.
I'm fall ini love'

Terdengar sangat keras bunyi telepon prilly yang di letakan di kamarnya. Dengan cekatan prilly berlari menuju kamarnya.

Via telepon.

Hallo..

Hallo pril? Lo dimana? Gue udah di bandara

Ya, yang menelepon prilly adalah Dahlia.

Gue di apartement le, Lo langsung kesini aja, Lo ke new York sama siapa?

Fandy pril

Yaudah gue tunggu ya

Oke, siapin makan buat gue dan my baby Fandy

Yaelah Lo, okay dah..

Bye pril

Tuuttttttt

Prilly kembali melangkahkan kakinya ke kamar. Tangan nya meraih handuk yang tergantung di balik pintu. Kakinya melangkah menuju kamar mandi.

Prilly memandikan dirinya. Tak mungkin kan jika sahabatnya datang dan dirinya belum mandi. Prilly orang yang tak suka menunda - nunda.

Prily keluar dari kamar mandi dalam keadaan sudah memakai bajunya. Prilly menatap dirinya di hadapan cermin.

"Perut gue makin hari makin gede aja" ucap prilly.

"Ohh.. Ya! Poland" ucap prilly.

Prilly berlari menuju dapur. Ia melirik jam dinding yang tersedia di dapurnya.

"Cukup kagak ya masak nya?" Tanya prilly.

"Cukupin aja dah!" Ucap prilly.

Dengan cekatan kedua tangan itu sibuk. Prilly memasak makanan kesukaan sahabatnya itu.

"Finishing" ucap prilly.

Tangan nya membawa makanan itu ke ruang makan.

"Tinggal nunggu Dahlia deh" ucap prilly.

Kaki prilly melangkah menuju ruang tamu. Prilly diam di ruang tamu. Tangan nya meraih handphone nya. Prilly membuka aplikasi line nya.

"Tumben udah kagak ngabarin gue lagi" ucap prilly.

Prilly melihat profil line Ali. Ia rindu sosok pria brengsek. Ia rindu sosok Ali yang selalu menemani dirinya.

"Li.. Gue kangen Lo" batin prilly

Ting.. Tong..

Kaki prilly melangkah menuju pintu.

Cklek

Prilly membukakan pintu. Dan.. Ia mendapati Dahlia. Dahlia langsung memeluk nya.

"Piyi..!! I Miss u!" Ucap Dahlia.

"Miss u Too le" ucap prilly.

"Ayo masuk"ucap prilly.

"Pril Lo ga akan rindu gue?"tanya Michelle.

"Akhhh..!! Chele! Malaikat brengsek gue, haha.. I Miss you chel" ucap prilly memeluk Michelle.

"Akhh.. Miss u Too! My piyi yang masih leetik"ucap Michelle.

"Kurang ajar Lo chel"ucap prilly.

"Ga akan sapa gua pril?"tanya Fandy.

"Ya ampun Fandy, kirain gue Lo kagak ikut"ucap prilly.

"Suek lo!" Ucap Fandy.

Mereka berempat langsung duduk di ruang tamu.

"Le, Lo kok kagak bilang ke gue kalo chelle ikut?"tanya prilly.

"Sureprice pril"ucap michelle.

"Jahat ya lo"ucap prilly.

"Oh ya pril ini"ucap michelle.

"What?"tanya prily.

"Liat aja dulu"ucap Michelle.

Prilly membuka amplop putih tersebut.

"My god!! Chel! Lo bakal maried?" Tanya prilly.

"Ya datang ya"ucap michele.

"Pasti demi Lo..!"ucap prilly

Ting..tong..

"Guys, kayanya ada tamu deh gue tinggal dulu ya sebentar"ucap prilly.

"Okay bie"ucap dahlia.

Prilly membukakan pintu.

"Stefan?"tanya prilly.

"Hai pril gue boleh masuk?"tanya stefan.

"Boleh kok, kebetulan ada sesuatu yang mau gue kasih ke lo"ucap prilly.

"Apa?"tanya stefan.

Tanpa basa - basi prilly menarik tangan stefan.

"Sureprice"ucap prilly.

Dahlia, Michelle juga Fandy hanya ternganga.

"Guys ini Stefan, si cowok rese yang sering traktir kita"ucap prilly.

"Oh my god! Ini stefan??"tanya michele.

"Ya"ucap stefan.

"Gila makin kece Lo! Gue mau sama Lo stef" ucap michelle.

"Eh, cris mau di kemanain?"tanya prily.

"Stef inget gue kagak?"tanya Fandy.

"Inget Lah Lo kagak berubah fan"ucap Stefan.

"Stef..!! Kalo balik ke Belanda bawa coklat kaya dulu lagi ya"ucap dahlia.

"Siap le!" Ucap Stefan.

"Eh, ngomong - ngomong kok kalian bisa ketemu?"tanya Dahlia.

"dia le nge add line gue"ucap prilly.

"Ehemm, awas tanda - tanda cinta muncul"ledek michelle.

"Eh, gak ya sorry, gue ga mau di cap sebagai perusak hubungan orang lagi pula prilly kan ada ali"ucap stefan.

Prilly menatap wajah stefan. Ada rasa ketulusan di sana.

"Lo bisa buat gue ketawa selama tiga Minggu ga ada ali, gue takut.. Gue takut gue jatuh cinta sama lo" batin prilly

"Oh ya pril Ali tinggal di mana?"tanya Fandy.

"New york, apartement yang sama"ucap prilly.

"Apa!!! Wah..!! Gawat nih le"ucap michele panik.

"Loh? Emang nya kenapa?"tanya stefan.

"Emang nya Lo kagak tau ya kalo sia Ali udah nge... Euffffmmmm"ucap michele hampir keceplosan.

"Apaan sih pril pake bekap - bekap mulut gue?"tanya michelle.

"Diem Lo ember"ucap prilly.

"Si Ali udah?"tanya Stefan tak mengerti maksud michelle.

"Kagak penting kok"ucap prilly

Ting..tong

-----[vote and Coment biasakan]---
Sorry fell nya kurang. Kagak suka? Kagak usah baca. Biasakan vote!!!!!!!!!!!!!!!!
Ngetik teh udah cape panjang lagi!!! Hargai dong! Bisa ngehargain ga!!!!?

The incidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang