Eleven

9.2K 673 2
                                    

"Tumor otakmu membesar, Eugene," kata Fritz yang sedang mengecek keadaannya dalam ruang perawatan. Eugene baru selesai di pasangkan infus oleh perawat, dan keadaannya cukup membaik setelah diberikan infusan itu. "Hasil MRI dan PET-Scanmu juga sudah keluar. Hasilnya seperti dugaanku yang semula."

"Onkologi?"

"Spesialis onkologi yang harus menanganimu, Eugene."

Eugene menggeleng cepat. Dia tidak mau di bawa ke departemen onkologi. Karena itu berarti dia harus bertemu dengan Leo. Lebih buruknya lagi, dia bisa saja ditangani oleh Leo sendiri.

"Eugene, kau beruntung karena sudah menemui penyakitmu selama kau masih berada di Amerika," jelas Fritz, "Mungkin saja kalau kau di periksa di Indonesia akan lebih kacau. Mengingat alat di Amerika jauh lebih baik dibandingkan Indonesia."

Eugene masih terdiam. "Om, jangan beritahu Leo dan bagian onkologi lainnya."

"Sementara ini kau harus dirawat disini. Apa kau malas makan di rumah?"

Eugene mengangguk pelan.

"Baiklah. Dokter Eltha akan menemanimu."

Paras cantik Eltha muncul dari balik pintu tepat setelah Fritz menyebutkan namanya, diikuti pula oleh sosok Winna yang seperti biasa harus satu paket dengannya.

"Eltha, ini Eugene," kata Fritz.

"Senang bertemu dengan seorang chef terkenal sepertimu," kata Eltha. "Aku Eltha dari departemen onkologi, dan Winna, dari departemen anestesi."

Pupil mata Eugene langsung melebar mendengat kata onkologi yang diucapkan oleh Eltha. "Onkologi?"

"Yup. Dan aku tahu persis kalau kau adalah istrinya Leo, anak dari Presdir Ferdi bukan?" Balas Eltha.

"Hei, Eltha, jaga bicaramu! Kau akan menyinggung perasaannya!" Senggol Winna sambil berbisik dengan cepat.

Eugene tersenyum kecil, "Tidak masalah. Tolong jaga rahasia dari Leo saja."

Eltha menatap manik mata Eugene yang tulus itu, lalu membalas senyuman istri temannya itu. "Baiklah."

Tak lama kemudian Eltha harus ke ruang operasi untuk operasi tentunya. Sehingga Winna menemani Eugene sementara.

"Maaf jika Eltha berbicara seperti itu. Kemampuan intrapersonalnya memang kurang baik. Tapi sebagai seorang dokter, dia memiliki kemampuan yang luar biasa."

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Eugene.

"Tentu saja. Tanyakan saja."

"Apa Dokter Eltha mengenal Leo?" Winna sedikit canggung untuk mengatakannya. "Tidak apa. Katakan saja apapun yang kau tahu soal Leo dan Dokter Eltha. Mungkin ada pula hubungannya denganmu?"

"Ah.. sebenarnya... Leo dan Eltha teman kuliah saat mengambil spesialis. Sementara aku teman baiknya Eltha. Dulu, Leo menyukai Eltha, tapi Eltha tidak pernah megindahkannya, dan pada akhirnya aku yang berpacaran dengan Leo."

Eugene mengangguk-angguk paham. "Oh begitu... lalu kenapa kalian berdua putus?"

"Leo dan aku bukanlah orang yang bisa melengkapi. Kita berdua sama-sama keras kepala. Walaupun aku menyayanginya, tapi aku tidak bisa terus bersamanya."

Baiklah, jadi sejauh ini, Eugene sudah tahu bahwa suaminya memiliki tiga orang mantan kekasih. Vega, Winna dan Cindy. "Apa kau masih menyayangi Leo?"

"Sebagai seorang lelaki, tentunya tidak. Aku sudah menikah dan bercerai dengan suamiku, karena kami berdua sama-sama sibuk, bahkan anak kami berdua lebih sering kami titipkan kepada orangtua kami selama kami menikah," kata Winna, setengah curhat tentang keluarga kecilnya, "Tapi sebagai dokter, tentu saja harus kuakui aku memang selalu terpesona dengannya. Meskipun dia selalu kalah dari Eltha, tapi Leo tidak pernah sedih karena kalah dari wanita."

Mr. Surgeon and The Cooking GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang