Dua minggu setelah pernikahan, dan Eugene kini tinggal bersama keluarga Leo di rumah yang ramai dan penuh dengan anggota keluarganya yang lain.
"Ayah, ayo kita makan pagi," ajak Lita, mengetuk pintu kamarnya Ayah. "Hari ini Kak Eugene dan Bibi yang memasak sarapannya!"
"Ayah, ayo makan," ajak Eugene lagi, sambil mengapit tangan Ayah dengan penuh sayang di sebelah kirinya, lalu diikuti oleh Lita yang mengapit sebelah kanannya Ayah. "Agar Ayah tidak kabur ke toko! Ayah sudah beberapa hari ini tidak ikut makan pagi bersama kita!"
Ayah pun tersenyum tulus. Dia bahagia memiliki menantu yang baik hatinya, penyayang dan lembut seperti Eugene.
"Baiklah, baiklah," jawab Ayah. "Lita, kau bawakan juga sarapan untuk Davies dan Reza di toko. Mereka juga perlu sarapan."
"Siap, Yah!" Seru Lita sambil memamerkan rentetan gigi rapihnya dan memberi hormat terbaiknya pada Ayah.
Sembari berjalan ke meja makan, Ayah bertanya pada Eugene bagaimana hubungannya dengan Leo. Pasalnya, mereka berdua benar-benar melakukan pendekatan kilat yang terjadi kurang dari tiga bulan, lalu menikah.
Pulang dari bulan madu, Eugene tinggal di rumah keluarganya Leo, sementara suaminya itu sibuk dengan semua pasiennya di rumah sakit. Eugene tahu pasti akan seperti ini nantinya setelah dia menikah. Namun dia tidak menyangka kalau Leo hanya akan kembali pada Minggu pagi, dan Minggu malam dia sudah balik lagi ke rumah sakit.
"Kalian baik-baik saja?" Tanya Ayah.
"Ah?" Eugene tersadar dari lamunannya sambil menggandeng lengan Ayah. "Tentu saja. Maksudku, aku dan Leo, kami memang baik-baik saja, Ayah."
"Seharusnya Leo mengambil waktu praktik pagi saja, tidak perlu mengambil waktu praktik sore dan malam, dan meninggalkan istrinya yang secantik ini sendirian di rumah."
"Aku tidak sendirian, Yah. Disini ramai, dan penuh dengan suara orang-orang yang senang," jawab Eugene, "Tidak seperti di rumahku dulu, yang sunyi, dan hanya ramai ketika Mom dan Dad bertengkar."
Ayah terkekeh pelan. "Dalam pernikahan jelas biasa sekali untuk bertengkar. Karena terkadang seseorang memang membutuhkan teman untuk menjadi pelampiasan bukan?"
Eugene mengangguk setuju.
"Temuilah orangtuamu hari ini. Kau sudah lama tak bertemu mereka bukan?"
"Iya. Aku akan mengunjungi mereka hari ini, aku juga mau mengambil beberapa barangku yang tertinggal disana."
"Baiklah, hati-hati di jalan," kata Ayah tulus.
-----
"Dok, ada seorang pasien yang ingin bertemu dengan Dokter," kata perawat yang biasa berjaga di depan ruang konsultasi Leo.
"Izinkan dia masuk."
Perawat itu mengangguk, lalu masuklah seseorang seorang perempuan berwajah pucat, sambil menarik tiang infus, dan ada pula seorang anak laki-laki yang masuk bersamanya.
"Duduk," perintahnya. Mata Leo terbelalak saat melihat Vega datang.
Vega, cinta pertamanya dan patah hati pertamanya. Di campakkan dan ditinggalkan olehnya, lalu Vega pun menikah dengan seorang konglomerat tak lama setelah mereka putus.
"Vega?"
Dia mencoba tersenyum. "Hai," sapanya, "Boleh aku berbicara sebentar? Apa kau sibuk?"
Leo mengangguk. "Anakmu..?"
"Oh," Vega langsung memberitahukan William, anaknya, untuk keluar dan menunggu bersama perawat. "Aku ingin minta tolong kepadamu, untuk menjaga anakku, Will, selama aku di rawat disini."
![](https://img.wattpad.com/cover/50441253-288-k268174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Surgeon and The Cooking Girl
Genel KurguA clever oncologist, who never had any interest in marriage finally choose his Director's only daughter to be his wife. Without love, while the girl is only a pale young woman whose in love with the oncologist. Leo yang sudah membuang jauh-jauh kata...