Hate between Love

1.5K 13 2
                                    

Cerpen karya : Salsa Elsa Mahera

***

"Hei!!"

Suara menyebalkan itu lagi. Mau apa lagi dia?

Langkah kaki ku terhenti saat lengan 'orang menyebalkan' menarik lenganku untuk berhenti. Hhh.. Sabaar.

"Cinta! Gue ga mau satu kelompok sama lo. Apalagi lo sama gue jadi pasangan di drama itu. No!"

Hell-o! Siapa juga yang mau sama lo?

"lo pikir gue mau?" lirikku sinis ke arahnya. Yang di lirik malah mengeluarkan seringainya.

"yakin? Apa jangan-jangan ini taktik lo buat deketin gue? Ah, sugar.. Kamu nggak perlu pake taktik itu-ini. Aku kan selalu ada dimana kamu berada, hun"

Aku memutarkan bola mataku kesal. Dia menyebalkan kan?

"udah deh ya. Gue ga punya taktik apapun itu buat bikin lo deket sama gue. Ini murni pilihan bu Citra. Jadi, lo ga usah ngomong aneh-aneh"

Aku kembali melanjutkan langkahku yang terhenti.

Satu langkah.

Dua langkah.

Tiga langkah.

Aku membalikkan tubuhku ke belakang.

"dan satu lagi, lo ga usah panggil gue kayak gue benda manis yang siap di serang semut. Itu peringatan keras buat lo!"

Akupun berlari menuju lapangan. Dari sudut mataku, aku melihat dia tersenyum dengan bibir yang bergumam sesuatu.

"kayaknya gue lebih suka manggil lo seakan-akan lo benda manis, manggil lo bahan kue pun gue suka" gumamnya.

***

Empat hari sebelum pentas drama.

Bu Citra masuk ke aula gedung sekolah ini. Yup, latihan drama selalu di gelar di aula ini. Suara bising yang keluar dari mulut para siswa kian meredup seiring kemunculan bu Citra.

"kelompok satu maju ke depan"

Ogah-ogahan aku maju bersama Farah, Jessica, Garin, dan cowok menyebalkan itu. Regan Zelo Pratama.

Saat kita berlima ke depan, aku berdiri jauh dari si Zelo. Malas sekali satu kelompok dengan cowok yang pede-nya tingkat dewa.

"Cinta! Kenapa kamu jauh-jauh? Ibu heran sama kalian. Zelo, Cinta, kalian itu ya" geram bu Citra.

Tau deh. Kalo si Zelo muncul di kehidupan aku, pasti percikan permusuhan muncul.

"udah gini aja. Cinta, kamu pindah ke kelompok tiga. Dinda, kamu pindah ke kelompok satu."

Tukeran? Sama si Dinda centil itu? Baguslah. Biarin raja pede sama ratu centil disatuin.

Tapi, kok aku malah nggak bahagia ya?

Jessica melihatku sambil cemberut. Dia juga sedih mungkin tidak satu kelompok lagi denganku. Aku tersenyum miris kepadanya.

Aku melangkah lesu menuju kelompok tiga. Dinda melirik aku dengan seringai bahagianya.

Lah? Dia bahagia kenapa? Apa gara-gara aku keliatan lesu banget?

Ada yang ga beres sama diri aku sendiri. Hiks.

***

Saat pulang, aku menunggu taksi. Ucapan Jessica seakan-akan menggema di otakku dan berulang-ulang.

"lo sama si Zelo itu sebenernya cocok. Cuma kecocokan itu yang nggak kalian sadari. Lo sering ngomong kalo lo lagi sendiri, pasti suka ketemu sama si Zelo 'kan? Yang notabenenya musuh lo. Zelo itu selalu ada buat lo. Cuma kaliannya aja yang childish, udah gede masih aja kayak Tom and Jerry. Semoga lo sadar deh sama kecocokan kalian."

Cerita Singkat KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang