Chapter 12

375 41 3
                                    

Hongbin terus memeluk dan menenangkan aku yang terus menangis ketika berhadapan dengan dua polisi yang mengintrogasi.

"Apa kau mengenal Leo sudah lama Nona? KATAKAN!! APAKAH KAU MENGENALNYA SUDAH LAMA HAH!!! JANGAN MENANGIS SAJA!! KAU MEMBUATKU pusing... auh..." bentak polisi yang berwajah sangar. Hongbin selalu menutup telingaku ketika polisi itu membentakku.

"Kau jangan menangis saja Nona... Nyonya Bong tetanggamu mengatakan pada kami kalau beberapa hari yang lalu Leo pernah masuk ke apartementmu, dan kau juga dua kali masuk apartement Leo...apakah kau ada hubungan percintaan dengannya?" Aku menggeleng ketika polisi yang satunya mengintrogasiku.

"tenanglah... jawablah pertanyaan mereka... aku percaya kau tak ada sangkut pautnya dengan hal ini..." kata Hong mencoba menguatkanku.

"nde...." gumamku, kuhapus airmataku dan mencoba menjelaskan semuanya pada kedua polisi yang sedari tadi membuatku semakin sulit untuk berpikir. "pertama kali aku bertemu dengannya. ketika Halabeoji dan Haru menyuruhku mengusirnya... karena sebelumnya anjing milik Naru dan temannya hilang, dan menurut laporan penghuni apartement lainnya, mereka merasa terganggu dengan kehadiran pria misterius yang tinggal bersebalahan denganku...."

"LALu!! Singkat saja!" bentak polisi berkumis yang melihatku sampai melotot.

"Lalu.. mulai saat itu aku bertemu dengan Leo, ia sempat mengancam dan mengobrak abrik apartementku... tapi setelah kesalahpahaman itu selesai... kami berteman... terakhir kali... ia... Leo...... Hongbin... aku tak bisa menjelaskan ini...." gumamku sambil menumpahkan semua airmataku dalam pelukan Hongbin.

"NONA!! Jangan berpura-pura! apakah kau mengancam LEO tadi malam! nyonya Bong mengatakan Leo sebelum mencoba bunuh diri, ia meneriakkan namamu... apa kalian sempat bertengkar semalam?? KAJJA!!! PALLIWAAAAAAAAA !!"

"Tuan... kumohon... jangan paksa ia untuk bicara..." gumam Hongbin.

"Andwae... aku tak pernah mengancamnya... aku tak pernah bertengkar dengannya... hanya saja.. sebelum ia melakukan itu.. ia memberikan aku pisau... ia mengatakan ingin aku membunuhnya... ahjussi... Leo salah satu pria dengan tingkat trauma tinggi... aku yakin saat itu ia sedang shock dengan kehidupan yang dia alami... masa lalunya..."

"Lalu mengapa ia minta kau membunuhnya HAH! apa sebelumnya kau mau membunuhnya??"

"andwae... aku tak pernah sekalipun terpikir untuk membunuh temanku... sekalipun ia gila!" bentakku.

polisi diam sejenak, ia menuliskan semua keterangan yang sudah kukatakan. Lalu telephone di sebelahnya berdering begitu kencang. Polisi yang berkumis tebal itu langsung mengangkatnya, ada guratan di dahinya yang menandakan ada kabar baik yang telah ia terima.

"Hum... baiklah... terima kasih bantuannya..." polisi itu melihat wajahku dengan seksama "Temanmu.. selamat... tapi tulang kakinya patah... hingga ia harus menerima keadaan yang cacat, seumur hidup ia tak akan bisa berjalan... kau bisa menjenguknya dialamat ini.." kata polisi sambil memberikan secarik kertas padaku.

"terima kasih atas kerjasamanya Nona... maaf kalau kami terlalu kasar padamu" kata kedua polisi sambil berjabat tangan denganku dan Hongbin.

Dengan penuh perhatian, Hongbin membimbingku berdiri dan keluar dari kantor polisi yang penuh dengan para kriminal.

"Hongbin... sebentar... aku ingin duduk disini" kataku saat kami sudah berada di luar kantor polisi. Salju masih bertebaran di udara.

Kami berdua duduk di bawah pohon, menikmati turunnya salju yang menambah dramatisnya suasana.

"Aku tak menyangka... ada pria yang melakukan itu padamu..." kata Hongbin sambil memelukku lagi dari samping. "Apa kau masih ketakutan Nuna?"

"Anniya...."

"hmmm... tenanglah... aku akan melindungimu..... berjanjilah padaku.. jangan bertemu dengan pria itu lagi... aku tak bisa percaya kau aman dengannya..."

"Hongbin... kalau kau sendirian di dunia ini... apa yang akan kau lakukan?"

"aku akan memelukmu heehehehe" Hongbin memelukku lebih erat.

"Hehe... benar... kau masih memilikiku..."

"Humm... tentu saja... aku bersyukur masih memilikimu..."

"Hongbin... kalau aku pergi dari duniamu... apakah kau akan marah?"

"Hmmm... aku tak akan biarkan itu terjadi...! kau harus bersamaku Nuna!"

"Leo... ia mengatakan begitu mencintaiku... ia..memilih untuk bunuh diri... karena mengetahui aku akan menikah denganmu... ia... memilih untuk mengakhiri hidupnya... karena aku... Hongbin... kalau kau... mungkin masih bisa mencari wanita lain yang lebih baik dariku... kalau kau... yang usianya lebih muda dariku.. masih banyak waktu untukmu.. memilih mana wanita yang pantas untukmu... dan yang mencintaimu..."

"Nuna..."

"Hongbin... aku... begitu mencintaimu.... tapi... diluar sana... ada satu pria yang begitu lemah... yang perlu diriku untuk kekuatannya... karena aku... ia menjadi lebih lemah... Hongbin... aku tak mau membuatnya menjadi lebih lemah lagi... aku tak ingin menghancurkan hidupnya lagi... kau tahu apa maksudku?" kataku sambil melepas cincin Hongbin dari jari manisku.

"Nuna... andwae... jangan lakukan itu padaku..."

"Hongbin... kumohon... jangan membuatku menangis lagi... arraseo? aku sudah mengeluarkan banyak airmata tadi... kukembalikan cincin indah ini padamu... kau... pasti menemukan wanita yang lebih baik dariku..." kulepaskan pelukan Hongbin yang begitu hangat dan menenangkan.

"Nuna... mengapa kau lakukan ini padaku? apa kau tak mencintaiku Nuna? kumohon... jangan lakukan ini padaku Nuna...." lalu akupun merasa bersalah ribuan kali, ketika melihat airmata Hongbin dengan pelan jatuh bersama salju.

"Kalau aku egois.. aku akan memilih menikah dengan pria yang kucintai... yaitu dirimu Hongbin... tapi... diluar sana... ada pria lain yang begitu memerlukan aku.. ia tak bisa hidup tanpaku... seharian ia menungguku... ia tak bisa hidup tanpaku Hongbin... sedangkan kau... aku yakin pria yang baik sepertimu... akan bisa cepat melupakan aku... selama ini... aku tak pernah meminta apapun padamu Hongbin... sekarang giliranku meminta padamu... Kumohon... lupakan aku untuk selamanya... hiduplah dengan wanita lain yang bisa mencintaimu... wanita pintar, wanita yang tak sebodoh diriku..."

"Nuna... " kuletakkan cincin Hongbin di tangannya yang bergetar.

"Annyeong..." Aku pun meninggalkan pria yang kucintai, membiarkan diriku dihempas angin dingin dan kubiarkan salju membekukan hatiku.

Hongbin, aku akan merasa bersalah, bila tak melepaskanmu, sedangkan diluar sana banyak wanita yang mencintaimu. aku akan merasa bersalah bila menikah denganmu, sedangkan banyak wanita cantik diluar sana, yang lebih muda, dan lebih segalanya dariku.

Kuharap kau mendapatkan yang terbaik untukmu Hongbin. Dalam kehidupan, kita harus selalu berkorban, biar saja kulupakan cintaku padamu, berharap kau mendapatkan yang terbaik. Lalu kucoba untuk menerima Leo dalam kehidupanku.

Pria yang harus kulindungi, pria yang harusnya kucintai, pria yang begitu memerlukanku dalam kehidupannya, bukan hanya sebagai wanita yang ia cintai, tapi segalanya bagi hidupnya.

Leo... kumohon... maafkan aku...

to be continue

I NEED YOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang