Chapter 6

422 41 5
                                    


"Andwae!!!!!!!!!!" aku berteriak sebisa mungkin ketika Hongbin mencoba meraih syal merahnya yang sedang kupakai.

"NUNA!! Jangan lari lagi!!! EOH!!... Aigooo!!" Kulihat Hongbin menabrak sesuatu dan terjatuh, Hyuk tak meneruskan aksinya mengejarku, ia lebih memilih menolong adiknya. Aku tak ingin jauh-jauh dari mereka, akupun juga tak ingin dekat dengan mereka. Nyawaku akan terancam bila aku dekat dengan mereka. Leo mungkin sudah mengabarkan tentang dataku pada Hyuk, pria yang memakai initial 999xx999.

"Aigooo... Hauuuuhh... lelah sekali... Hong! Apa temanmu sudah gila hah!! Larinya cepat sekali... apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya Hyuk sambil membantu adiknya bangkit, Hongbin masih memegangi kakinya, aku yakin ia tak akan menemukanku yang sedang bersembunyi dibalik kotak pos.

"YAAAAAAAAAAA!! Nunaa!!!!" Teriak Hongbin, sambil melihat ke segala arah, berharap menemukan sosokku. "Aku juga tak tahu Hyung... aku takut ia tak sabar menungguku, lalu melakukan investigasi sendirian... saat ini kami sedang berhubungan dengan pembunuh bayaran... aku takut ada apa-apa pada Da Yeon... aku tak bisa kehilangannya Hyung..."

Entah harus tertawa, atau takut setelah mengetahui kalau Hongbin tak ingin aku terluka sama sekali, tapi! HONGBIN! Mengapa kakakmu seorang pembunuh bayaran eoh!. Sepertinya Hongbin tak tahu mengenai pekerjaan kakaknya, buktinya ia tak membahas mengenai cara menjebakku.

"Pembunuh bayaran? YANG BENAR SAJA!! Hong! Kau harus mencarinya sampai dapat! aku akan kembali... ibu pasti mencariku... kutunggu 2 jam lagi... kalau kau tak menemukan temanmu... hubungi aku... aku akan menghubungi temanku yang bekerja di kepolisian.."

"HUM!! Okey!" Hongbin pun berlari melewatiku, ia tak tahu aku sudah di belakangnya, masih bersembunyi dengan hati-hati di balik kotak pos yang ukurannya lebih besar dariku. Kulihat ke arah yang lain Hyuk, terlihat kembali ke apartement.

Aku berpikir lagi, mengapa Hyuk tak memperlihatkan rasa takutnya pada polisi?, mengapa Hyuk mengatakan pada Hongbin akan membantu mencariku? mengapa Hyuk tak bereaksi ketakutan ketika adiknya menyinggung mengenai pembunuh bayaran?. Apakah dia hanya berakting.

Aku pun diam membeku, salju yang turun begitu lebat mengotori syal merah pemberian dari Hong. Tiga pria itu, Hingbin, Leo, Hyuk, mengapa sepertinya ada sebuah tali yang menghubungkan mereka.

"NUNA!!!" Aku meloncat ke belakang dan akhirnya kepalaku membentur kotak pos besi yang dingin membeku. Hong terengah-engah di depanku. Dari wajahnya aku sama sekali tak melihat sosok yang mengerikan. Maka kupastikan, Hong sama sekali tak tahu apa pekerjaan kakaknya. Hong tak tahu kalau sebenarnya Hyuk, sedang bekerjasama dengan Leo pembunuh bayaran di Seoul, untuk membunuh profesor ternama yang tinggal di Seoul.

"Nunaaaa.. YAaaaaaak! Apa yang membuatmu lari begitu cepat eoh!! Apa kau harus investigasi sekarang?"

"Ah! Andwae!" kataku sambil mengelak tangannya.

"Nuna! kau menjatuhkan sarung tanganmu... auh... bagaimana kalau tanganmu membeku hah?" Hongbin memaksaku, ia menarik tanganku dan memasangkan sarung tangan miliku.

"Hong.... ada yang ingin kukatakan padamu... tapi janji jangan marah padaku... yagsog?" tanyaku.

"Hum... Yagsoge... asal kau tak lari lagi... aku akan menurutimu... NUNA!! BAGAIMANA KALAU KAU HILANG EOH!! Ahss... kau membuatku bingung saja..." setelah memasang sarung tangan di tanganku, Hong duduk di sampingku.

"Hong... kau sendiri sudah tahu,.. aku ingin menginvestigasi pembunuh bayaran yang tinggal di Busan... Jadi ceritanya... Sebulan yang lalu, ada seorang pria yang pindah ke samping apartementku..."

"lalu?"

"Sebelum ada pria itu... apartementku, aman-aman saja... tapi setelah ada pria itu... suasana di apartementku menjadi begitu kelam, beberapa orang menyatakan pernah melihat sosok-sosok aneh yang berjalan di tengah malam, lalu Haru, dan temannya yang satu apartement mengaku kehilangan anjing mereka. Dan beberapa orang mengatakan semua ini adalah ulah pria yang tinggal di samping apartementku... Dua hari yang lalu... kuberanikan diri memperingatkan dia, tapi aku mendapatkan tendangan di perut, dan luka ini... dia yang membuatnya... karena sepatu boot pria itu... perutku tergores seperti ini... dan semalam... bukan pemabuk.. yang masuk ke dalam apartementku, melainkan pria gila itu!!"

"JINJJAAA!!! Nuna... benar kan kataku... kau bohong padaku tentang hal itu... ceritakan lagi..."

"Pria bernama Leo, yang brengsek!! itu... mencari suratnya yang kuambil darinya. Tapi ia tak berhasil mendapatkannya, karena suratnya kuletakkan di mobil... Ini suratnya... kau tahu... surat ini dari 999xx999 dan alamatnya sama dengan alamat kakakmu... didalamnya ada peta buta dan kartunama seorang profesor Seoul. Kau tahu yang kupikirkan??? EOH!! Saat kau masuk... saat aku bertemu dengan kakakmu... aku juga begitu terkejut!. KAKAKMU!! HYUK!! DIA... PEMBUNUH BAYARAN YANG HARUS KUINVESTIGASI!! KAU TAHU APA YANG KUPIKIRKAN TADI!! KAU TAHU BETAPA TAKUTNYA AKU!!! HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA" Hongbin diam sebentar, ia periksa surat yang kucuri dari Leo. Ada seulas senyum yang terpampang jelas di wajah Hongbin.

"Hongbin?" tanyaku, ketakutan itu kembali menyergapku, jangan-jangan Hongbin sudah tahu kalau kakaknya Pembunuh bayaran? Oh tidak...

"Nuna.... HAHAHAHAHAHAHAAAAAAAA... Ya.... NUnaaaaa harusnya kau cerita padaku lebih dulu... Aigiooo... Nuna... ini memang kakakku yang mengirimkannya ke Seoul, ke seorang Wedding Orginizer ternama, Leo. Hahahahahahaha kau ini aneh-aneh saja Nuna"

"Mo... Moraguyo?"

"999xx999 itu memang nama lain dari Hyuk, ia seorang developer game ternama di Busan, Hyuk terlalu pasaran untuk nama developer, maka dari itu ia memilih nama 999xx999 hahaha..."

"lalu?" akupun mendekat ke Hongbin, karena dingin tiba-tiba menusuk tulangku.

"Dan lihat ini... Min Gyu... dia adalah Ayah Min Ah yang akan menikah dengan Hyuk... dan ini.. Leo... orang ini... dia adalah wedding orginizer yang disewa Hyuk untuk mengatur baju pengantin Min Ah dan Ayahnya. HAHAHAHAHAHA NUNA!! Kau terlalu banyak membaca kasus bulan ini eoh!!... Kajja... kembali... Ibuku pasti mencari kita..."

"Hongbin... jinjja??"

"Nuna... kapan aku pernah berbohong padamu? kapan?" tanya Hongbin, matanya kembali membius batinku.

"Tak pernah..."

"Percayalah padaku... tak ada pembunuh bayaran... Leo atau Hyuk... bukan pembunuh bayaran..."

"Ah... Hongbin... bagaimana kalau aku pulang saja?" kataku sambil bangkit mencoba menghindari Hongbin, aku tak mau ia melihat wajahku yang memerah seperti ini.

"Nuna!" Hongbin menghalangiku, tangannya yang hangat menggenggam tanganku, dan ia pun berdiri menghalangi jalanku. "Kau sudah lari terlalu jauh... dan aku sudah terlalu lelah mengejarmu... maukah kali ini saja turuti kataku... Kembalilah ke rumahku... ibuku akan senang berkenalan denganmu..."

"Tapi... hehe... sepertinya aku sudah mengacaukan semuanya... hmmmm"

Hongbin mendekatkan wajahnya, kucoba untuk menghindarinya, tapi tangannya sudah menghalangi punggungku.

"Nuna... kali ini... jangan lari dariku... jangan khawatirkan apapun... ada aku disini..." tak pernah kubayangkan sebelumnya, seperti sambaran petir di cuaca bersalju, ia mengecup bibirku dengan lembut, lalu menenggelamkan wajahku yang memanas ke dadanya.

"Nuna... tenanglah... di dunia ini tak ada yang menakutkan, karna aku selalu mencoba melindungimu... bila ada yang membuatmu gelisah... katakan saja padaku... hmmm"

"Hmmm..." jawabku, dalam pikiranku aku begitu bahagia ada Hongbin yang memang terbukti selalu ada untukku, dan ada perasaan tak enak hati, setelah menyangka yang bukan-bukan terhadap Leo, pria aneh yang ternyata bekerja sebagai wedding organizer, aku terlalu cepat memutuskan rupanya, hal ini, detik ini, aku belajar satu hal. Bahwa jangan pernah memikirkan hal yang negatif sebelum mendapatkan informasi dari pihak lain.

Kami pun kembali ke apartement ibu Hongbin, kuharap ia tak membeberkan semua cerita konyol tentangku pada Hyuk. Kuharap begitu...

to be continue

I NEED YOUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang